Tumor Seberat 2,7 Kg Berhasil Diangkat dari Rahang Janet Sylva

Janet Sylva kini sudah bisa tersenyum karena tumor besar di rahangnya berhasil diangkat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 14 Mar 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2017, 11:30 WIB
Tumor
Janet Sylva mengidap tumor sebesar 2,7 kg di rahangnya. (Foto: Mail Online)

Liputan6.com, New York, Amerika Serikat Selama tiga tahun, Janet Sylva tidak mampu makan, bicara atau tersenyum karena tumor seukuran jeruk bali yang tumbuh di rahangnya. Akibatnya, gadis berusia 12 tahun asal Gambia, Afrika Barat itu tidak dapat menutup mulutnya. Untungnya, penderitaan yang dialami Janet kini sudah berakhir.

Wajah Janet tampak berseri-seri setelah ia dioperasi oleh para dokter asal New York, Amerika Serikat. Tumor seberat 2,7 kg itu membuat Janet kesulitan bernapas. Para dokter takut ia akan meninggal dalam waktu satu tahun jika tidak dilakukan operasi.

Pada konferensi pers hari Kamis, 9 Maret 2017, ahli bedah mengungkapkan, pemulihan Janet sejak operasi pengangkatan tumor telah berjalan lancar. Janet bisa kembali ke rumah, sebagaimana ditulis Mail Online, Selasa (14/3/2017).

Janet lahir sebagai anak yang relatif sehat. Ibunya, Philomena mengungkapkan, Janet tidak mengeluh sakit di mulut sampai berusia 9 tahun. Seiring usia, ada yang tidak normal pada mulut Janet. Dokter segera menemukan tumor yang tumbuh di rahang bawahnya.

Menurut Dr David Hoffman, kepala Oral Maxillofacial Surgery di Staten Island University Hospital, Amerika Serikat, tumor sebenarnya dapat disembuhkan ketika ia masih muda dan pertama kali didiagnosis.  

Dr David Hoffman (kiri) dan Dr Armen Kasabian memegang model tumor yang tumbuh pada rahang Janet. (Foto: Mail Online)

Dalam waktu tiga tahun, tumor Janet tumbuh tiga kali lipat ukuran mandibula (rahang bawah), yang mengakibatkan cacat pada wajahnya. Ukuran tumor mencapai ukuran buah jeruk bali.

Tak ayal, tiap kali keluar rumah, Janet sering menutupi wajahnya dengan syal. Ia enggan pergi ke sekolah atau bermain dengan teman-teman.

Kondisi Janet berhasil diketahui kelompok nirlaba bernama Healing the Children dari salah satu dokter setempat di Gambia. Informasi itu pun langsung diberitahu kepada Dr Hoffman.

Pengangkatan tumor

Para ahli bedah dari tim Dr Hoffman menghubungi Elissa Montanti, pendiri Medical Relief Fund global--sebuah badan amal yang membantu anak-anak yang terluka karena perang, bencana alam atau sakit--pada bulan September 2016 untuk meminta bantuan.

Berkat bantuan Montanti, segala persiapan Janet menjalani perawatan dan operasi, mulai dari transportasi, perumahan, dan visa di Staten Island, diurus.

Pertumbuhan tumor begitu cepat antara bulan September dan November 2016. Diduga ada hubungannya dengan air yang diakses. Air minum bersih sulit didapat di negara asal Janet.

Janet menjalani operasi di Staten Island University Hospital, Amerika Serikat didampingi ibunya, Philomena. (Foto: Mail Online)

Dr Armen Kasabian, kepala bedah plastik di North Shore University Hospital memimpin tim untuk melakukan operasi yang rumit.

Dokter tidak hanya mengangkat tumor tapi membangun kembali rahang Janet dengan menggunakan bagian dari tulang kakinya. Tim bedah berupaya melakukan operasi yang terbaik walaupun hanya satu kali operasi. Hal ini dikarenakan Janet yang didampingi ibunya hanya punya waktu singkat di Amerika Serikat.

Mengubah tulang betis

Demi keberhasilan operasi, tim bedah berlatih operasi dengan model 3D yang dibuat dari pemeriksaan scan CAT (mesin pemindai) milik Janet. Kemudian disambungkan secara virtual pada komputer.

Sebelumnya, ahli bedah harus terbiasa bagaimana mengambil fibula (tulang kering pada betis), yang biasanya berbentuk lurus lalu mengubahnya menjadi tulang rahang yang melengkung.

Pada 16 Januari 2017, Janet menjalani operasi sekitar 12 jam yang dilakukan oleh tim Dr Hoffman.

Janet berbahagia setelah menjalani operasi pengangkatan tumornya. (Foto: Mail Online)

Tim bedah juga terdiri dari dokter bedah kepala dan leher, dokter bedah anak, ahli bedah plastik, serta ahli radiologi intervensi. Operasi berhasil dan berjalan lancar.

Setelah keluar dari ICU (Intensive Care Unit), Janet menjalani terapi untuk belajar, bagaimana cara berbicara dan makan. Janet dan ibunya sedang mempersiapkan diri untuk kembali ke Gambia minggu depan, kata Montanti.

Janet bahagia

Sebelum kembali ke negara asal, Janet dan ibunya mengucapkan terima kasih kepada staf medis dengan bahasa Wolof, bahasa asli Gambia.

"Saya sangat senang dan bersyukur karena anak saya akan kembali ke rumah dan sehat," kata Philomena, yang diterjemahkan oleh penerjemah.

Janet tersenyum usai keberhasilan operasi pengangkatan tumor bersama Elissa Montanti (kiri) dari Global Medical Relief Fund (Foto: Mail Online)

Kini, Janet tersenyum lebih bahagia dari sebelumnya. Ia mengungkapkan, syal yang dipakai untuk menyembunyikan wajahnya telah dibuang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya