Jangan Biarkan Anak Nangis Terlalu Lama Sebelum Tidur

Membiarkan anak menangis terlalu lama pada akhirnya dapat menyebabkan anak kejang.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 02 Jul 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2017, 14:00 WIB
Bayi Menangis, Sudah Tentu Lapar?
Bayi Menangis, Sudah Tentu Lapar?

Liputan6.com, Jakarta Menangis merupakan satu-satunya komunikasi yang bisa dilakukan bayi kepada orangtua. Namun, sayangnya, orangtua terbiasa membiarkan si kecil menangis terlalu lama. Khususnya saat ia mengantuk.

Sebelum anak rewel dan menangis terus-terusan, orangtua bisa memperhatikan tangisan anak untuk membedakan jika si kecil menangis karena ingin tidur, sakit, lapar, atau kelelahan. Namun, membiarkan anak menangis terlalu lama pada akhirnya dapat menyebabkan anak kejang.

Mengutip laman Live Strong, Minggu (2/7/2017), menurut kolom Ask Dr Sears, anak yang menangis atau rewel sebelum ia tidur biasanya merasakan saluran hidung tersumbat akibat udara di ruangan ia berada. Terutama di ruangan bersuhu dingin, ruangan berdebu, atau juga ruangan yang lembap.

Ada juga penyebab lain karena si kecil mengenakan pakaian tidur yang tidak nyaman seperti berbahan tebal yang membuat mereka panas, kotor, bahkan gatal. Meski mengenali tangisan anak tidak mudah, orangtua dianjurkan untuk merespons tangisan anak sesegera mungkin.

Agar anak bisa tidur sendiri tanpa rewel dan menangis, Anda bisa menempatkan si kecil dalam posisi yang nyaman dengan mendekapnya. Tetaplah berada di posisi itu sampai si kecil benar-benar tidur lelap. Hitung berapa lama waktu sampai ia tidur dan tidak rewel. Dengan membiasakan ini, anak akan tidak mudah rewel dan menangis saat mengantuk.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya