Liputan6.com, Jakarta Penyebab gangguan autisme pada anak belum diketahui secara jelas sampai sekarang. Hanya sebatas isu yang membuat orangtua percaya bahwa anak mereka mengalami autisme karena satu dan lainnya. Kandungan vaksin, salah satu topik yang sering disebut-sebut jadi pemicu autisme.
Secara global, jumlah kasus autisme ternyata meningkat secara signifikan. Seorang dokter anak asal Amerika Serikat, dr. Harvey Karp yang juga menulis buku "The Happiest Baby" , mengungkap kalau pemicu autisme salah satunya yang sering tak disadari banyak orang, yaitu paparan zat kimia yang berlebihan.
Baca Juga
"Banyak studi yang membuktikan kalau vaksin bukan merupakan pemicu autisme, lalu pertanyaannya apa penyebabnya? Salah satunya adalah teori paparan zat kimia yang merusak kerja endokrin dan banyak terdapat pada plastik kemasan," ungkap dr.Karp, seperti dikutip dari Pop Sugar.
Advertisement
Mungkin Sahabat Dream pernah mendengar tentang BPA (Bisphenol A). Zat tersebut rupanya mengganggu hormon-hormon yang dihasilkan endokrin. Saat masuk ke dalam tubuh, BPA akan memapari hormon estrogen.
"Saat zat tersebut menjadi aktif maka bisa dengan mudahnya masuk ke otak janin dan bisa berdampak buruk pada perkembangan otaknya secara keseluruhan," kata dr. Karp.
Â
Pemicu Autisme pada Anak yang Lain
Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan organ-organ dalam tubuh. Bayangkan jika kerja sistem tersebut terpapari zat berbahaya maka akan sangat berefek fatal pada janin.
Pada 2009, sebuah studi mengungkap kalau botol bayi serta kaleng kemasan susu formula bayi banyak yang mengandung BPA. Untuk itu Amerika Serikat telah melarang penggunaan BPA pada seluruh produk untuk anak.
Untuk para ibu hamil, atau mereka yang berencana memiliki anak, sebisa mungkin hindari penggunaan kemasan plastik yang mengandung BPA dan BPS.
" Perbanyak konsumsi buah dan sayuran segar. Hindari konsumsi makanan kaleng karena level BPA-nya sangat tinggi. Hal ini bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan autisme," ungkap Karp.
Reporter : Mutia/Dream.co.id
Â
Â
Â
Advertisement