Mengenal Sepsis, Efek Infeksi yang Bisa Merenggut Nyawa

Sepsis juga bisa membuat organ gagal berfungsi, dan bikin busuk bagian lengan, kaki, serta jari-jemari.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Mar 2018, 14:30 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2018, 14:30 WIB
Ilustrasi darah
Sepsis, kondisi keracunan darah karena infeksi bakteri. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Sepsis adalah suatu komplikasi dari infeksi yang bisa mengancam nyawa. Sepsis terjadi ketika zat kimia yang dilepaskan ke dalam aliran darah untuk memerangi infeksi malah memicu respon inflamasi pada tubuh. 

Mengutip Mayo Clinic, inflamasi atau peradangan tadi kemudian bisa memicu berbagai perubahan dalam tubuh yang bisa merusak sistem organ, sampai membuat organ lumpuh atau gagal berfungsi.

 Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat akibat sepsis mencapai lebih dari 1 juta jiwa setiap tahunnya. Sepsis juga masuk 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian di Amerika. Melansir Medical News Today, Senin (12/3/2018).

Pasien yang mengalami keracunan darah akibat sepsis biasanya bermula dari komplikasi penyakit tertentu. Risiko sepsis akan semakin tinggi bagi pasien yang punya sistem kekebalan tubuh lemah, derita penyakit kronis (penyakit diabetes, ginjal atau hati, AIDS, dan kanker), dan luka parah (termasuk luka bakar parah).

Bagi pasien yang menjalani operasi dan transplantasi organ serta kemoterapi juga berisiko mengalami keracunan darah.    

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Perhatikan gejala

Nyeri Otot
Perhatikan gejala sepsis.

Ada gejala seseorang mengalami sepsis, adalah: demam (suhu tinggi), mungkin terasa menggigil, detak jantung/denyut nadi cepat, dan bernapas cepat. Gejala sepsis seringkali tidak terlihat.

Namun, sepsis biasanya terkait dengan infeksi yang dialami pasien. Gejala sepsis pun bisa terjadi dengan cepat. Ada juga gejala sepsis yang lebih parah di antaranya, nyeri otot parah, sulit kencing, kulit dingin, lembap, dan pucat, atau kulit berubah warna dan berbintik-bintik.

Jika melihat adanya gejala tadi, dokter harus tepat mendiagnosis yang dialami pasien adalah sepsis.

Pemeriksaan fisik pasien untuk mengetahui gejala sepsis akan memastikan diagnosis. Pasien akan menjalani tes darah dan tes pencitraan untuk menemukan infeksi.

Pengobatan dan pencegahan

Jangan Lakukan Ini Saat Mengonsumsi Antibiotik
Cara pengobatan dan pencegahan sepsis.

Sepsis berkisar dari sedang sampai sangat parah. Ketika sepsis menjadi semakin parah, alirah darah ke organ vital, seperti otak, jantung, dan ginjal, bisa terganggu. Sepsis juga bisa menciptakan penggumpalan darah di organ tubuh dan pada lengan, kaki, dan jari-jemari. Hal ini bias mengakibatkan kegagalan pada organ dan kematian jaringan (gangren). Jika kematian jaringan terjadi, area tubuh yang mengalaminya akan membusuk. 

Kebanyakan orang bisa pulih dari sepsis ringan. Namun angka kematian akibat syok dari sepsis mencapai 50 persen. Dan, jika pernah mengalami sepsis parah, Anda akan lebih rentan terkena infeksi di masa depan.

Pengobatan utama untuk sepsis adalah antibiotik. Ini karena kasus sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri. Jenis antibiotik yang dibutuhkan juga menjadi pertimbangan dokter.

Ketepatan memilih antibiotik dapat cepat mengobati infeksi.

Adapun pencegahan sepsis, jika terluka, bersihkan luka dengan bersih untuk mencegah infeksi. Bila terjadi infeksi, waspadai gejala sepsis yang mungkin terjadi. Jika menemukan gejala, segera cari bantuan medis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya