Profesor Ajarkan Bahasa Italia Pakai Gim Assassin's Creed II

Bagi yang beranggapan bahwa permainan video gim tidak ada gunanya, profesor ini buktikan gim Assassin's Creed ternyata punya manfaat mempelajari bahasa Italia untuk murid-muridnya.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Apr 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2018, 14:00 WIB
Assassin's Creed
Film Assassin's Creed. (20th Century Fox)

Liputan6.com, Jakarta Seorang profesor menggunakan gim untuk mengajarkan bahasa Italia pada murid-muridnya. Bahkan, dengan cara seperti itu, mereka bisa menguasai materi yang seharusnya diajarkan dalam dua semester hanya dalam satu kelas intensif.

Mengutip Science Daily pada Minggu (29/4/2018), Simone Bregni, profesor bahasa, literatur, dan budaya di Saint Louis University, Amerika Serikat, menerbitkan tulisannya dalam jurnal Profession. Dia terinspirasi ketika bermain gim pada usia 12 tahun di 1975. Dia menyadari bahasa Inggrisnya meningkat pesat saat itu.

Pada 1997, dia mulai menggabungkan permainan video di ruang kelas dan laboratorium bahasa.

"Gim kini telah berevolusi," kata Bregni. "Mereka saat ini adalah film interaktif."

Dia telah menggunakan berbagai judul seperti Final Fantasy, Trivial Pursuit, Who Wants to Be a Millionare, Heavy Rain, dan Rise of the Tomb Raider di kelasnya. Namun, salah satu gim yang paling berguna bagi dia dan siswanya untuk belajar bahasa Italia adalah Assassin's Creed II.

"Dalam kelas sastra Renaisans Italia misalnya, para siswa mengeksplorasi Florence saat berkembang di bawah kekuasaan Medici dengan memainkan Assassin's Creed II," kata Bregni dalam sebuah pernyataan di koran.

"Siswa Amerika abad 21 menjadi bagian dalam kehidupan Ezio Auditore. Pria 20 tahun dari keluarga yang makmur dan berkeliaran di sekitar budaya dan sejarah Florence buatan di tahun 1476."

Simak juga video menarik berikut ini:

 

Lebih Tinggi 3 Hingga 5 Poin

Ilustrasi main gim (iStock)
Ilustrasi main gim (iStock)

Bregni menggunakan gim untuk memperkuat kosakata dan tata bahasa. Dia memperkenalkan data budaya dan mengajari siswa dalam bahasa Itali. Setelah itu, Bregni mendiskusikan permainan dan merefleksikannya secara tertulis dalam proses yang dia sebut Identify, Acquire, Create (IAC).

Para siswa yang melakukan itu memiliki nilai sebesar 3 hingga 5 poin lebih tinggi daripada mereka yang melakukan kelas bahasa Itali tradisional.

Bregni sendiri hanya mengajar selama 30 menit seperti biasa untuk melatih tata bahasa, untuk kemudian diikuti dengan 20 menit bermain gim.

"Saya benar-benar percaya bahwa belajar seharusnya menyenangkan," kata Bregni.

"Fakta bahwa itu menyenangkan tidak membuatnya tidak serius-hanya lebih efektif," kata Bregni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya