Liputan6.com, Amerika Serikat Taylor McGowan mengidap sindrom rambut langka. Rambutnya selalu jabrik mirip ilmuwan dunia, Albert Einstein. Kondisi langka ini hanya dialami sekitar 100 orang di seluruh dunia.
Baca Juga
Advertisement
Sindrom rambut 'jabrik' langka terjadi akibat tiga warisan mutasi gen, yang mengubah bentuk batang rambut.
"Rambutnya (Taylor) tampak luar biasa,mirip Albert Einstein," kata ibunya, Cara McGowan, dikutip BuzzFeed News, Selasa (12/6/2018).
"Rambutnya berdiri tegak seluruhnya."
Walau unik, rambut bayi yang berusia 18 bulan ini sulit disisir dengan cara apa pun. Rambut Taylor juga mudah rusak, terutama saat dicoba dikuncir kuda dan memakai produk rambut.
Orangtua sudah berusaha sangat keras untuk menghindari pemakaian bahan kimia. Mereka pertama kali menyadari rambut Taylor sedikit berbeda tatkala ia berusia sekitar 4 sampai 6 bulan.
"Ya, sedikit unik. Namun, kami berharap, rambutnya normal dan tidak tegak lagi," kata McGowan, yang ternyata rambut anaknya tidak pernah normal.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Mutasi gen
Sindrom rambut langka yang dialami bayi Taylor juga disebut sindrom rambut kaca spun, pili trianguli et canaliculi, atau cheveux incoiffables. Gen-gen yang terkait dengan kondisi ini mengontrol pembentukan protein di batang rambut.
McGowans dan suami, Tom yang tinggal di bagian luar Chicago, Amerika Serikat meminta Regina Betz, ahli dermatogenetika Universitas Bonn Jerman untuk melihat, apakah Taylor mungkin punya salah satu mutasi gen.
Sampel darah dikirim ke Jerman untuk melihat, apa benar Taylor memang idap kondisi sindrom rambut langka tersebut.
Advertisement
Rambut keperakan atau pirang
Setelah diteliti Betz, Taylor memiliki mutasi gen PADI3 dan orangtuanya adalah pembawa mutasi gen. Ini adalah gen resesif. Kode PADI3 menandakan enzim yang disebut peptidylarginine deiminase 3.
Dua gen lain yang dapat menghasilkan kondisi rambut jabrik adalah TGM3 (transglutaminase 3), dan TCHH (trichohyalin).
"Gen berada pada folikel rambut dan berfungsi membangun batang rambut," kata Betz.
Pada orang dengan kondisi tersebut, sekitar 50 persen batang rambut akan berbentuk hati atau segitiga, bukannya bulat. Mereka yang mengidap sindrom rambut jabrik punya rambut keperakan, pirang, atau berwarna cokelat, seperti jerami kering.
Rambut yang mengalami mutasi genetik biasanya bakal memiliki kualitas rambut yang memburuk seiring bertambahnya usia.