Liputan6.com, Jakarta Meskipun terbuat dari susu, krimer tidak bisa dianggap sebagai susu. Hal ini dikarenakan produk tersebut tidak benar-benar mengandung susu.
"Itu hanya bagian krimnya. Jadi ada proses yang diambil hanya bagian yang disukai saja. Lemak susunya saja," jelas dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia. dr. Tirta Prawita Sari, MSc, Sp.GK ketika dihubungi Health Liputan6.com pada Selasa (12/6/2018).
Baca Juga
Sehingga, sekalipun memang berbahan dasar susu, namun hanya bagian yang diperlukan saja yang digunakan sebagai pembuat krimer.
Advertisement
"Bahan dasar memang susu, tapi dia hanya diambil bagian yang diperlukan," tambah Tirta.
Di sisi lain, menurut Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia dr. Endang L. Achadi krimer tidak bisa dianggap sebagai produk susu.
"Kalau tidak salah krimer justru non-dairy. Dari nabati. Jadi beda kan proteinnya protein nabati, sedangkan kalau susu ya protein hewani," jelas Endang.
Menurutnya protein nabati sendiri bisa didapat salah satunya dari kelapa.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Kolesterol
Mengutip Klikdokter.com dr. Resthie Rachmanta Putri M. Epid mengatakan bahwa krimer sesungguhnya masih bisa digunakan sebagai pengganti santan dalam memasak.
Krimer nabati yang mengandung serat mengandung kolesterol yang sedikit dan lebih aman untuk memasak ketimbang santan. Walaupun begitu, tetap saja penggunaannya harus tetap dengan batasan.
Mengutip Klikdokter, apabila dikonsumsi berlebihan, krimer tersebut malah membuat kolesterol tubuh menjadi sulit dicerna.
Sehingga, mengonsumsi krimer secara berlebihan seperti yang sering ditemukan dalam kopi instan tidaklah dianjurkan
Advertisement