Liputan6.com, Amerika Serikat Stetoskop yang biasa digunakan dokter dapat menyebabkan pasien alami infeksi mematikan. Hasil studi baru menemukan, stetoskop terkontaminasi bakteri Staphylococcus (Staph) dan methicillin-resistant staphylococcus aureus (MRSA).
Baca Juga
Advertisement
Bakteri Staph menyebabkan infeksi staph yang dapat mematikan bila bakteri menyerang lebih dalam pada tubuh, memasuki aliran darah, sendi, tulang, paru-paru atau jantung. Pun begitu dengan bakteri MRSA yang bisa menembus jauh ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi pada tulang, sendi, darah, katup jantung, dan paru-paru.
Seluruh bakteri tersebut menginfeksi pasien dan mengakibatkan kematian. Sebanyak 99.000 kematian per tahun terjadi pada pasien yang dirawat karena terinfeksi Staph dan MRSA di Amerika Serikat.
Para peneliti di University of Pennsylvania hanya melihat 40 stetoskop yang digunakan oleh dokter di unit perawatan intensif (ICU) di pusat medis lembaga it. Setiap stetoskop terkontaminasi dengan berbagai macam bakteri. Bakteri Staph dan MRSA adalah yang terbanyak.
Selama rentang satu tahun di AS, diperkirakan 1,7 juta orang akan mengalami infeksi terkait stetoskop. Pada waktu tertentu, sekitar satu dari setiap 25 pasien rawat inap kena infeksi dari stetoskop, yang mana saat mereka dirawat di rumah sakit.
Meskipun ada banyak kemungkinan, infeksi pasien juga dipengaruhi fasilitas perawatan kesehatan. Fasilitas kesehatan biasanya penuh dengan bakteri Staphylococcus, pseudomonas, Acinobacter, Clostridium, Enteroococcus, Stenotrophomonas, dan Burkholderia.
Infeksi terjadi saat bakteri menyerang dan masuk melalui luka terbuka, bekas operasi yang belum sembuh, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Sesuai dilansir dari Mail Online, Kamis (13/12/2018), tindakan pencegahan terbaik terhadap penyebaran infeksi berbahaya dari stetoskop perlu dilakukan dengan perawatan pasien yang lebih baik.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Jaga kebersihan dan higienis
Centers for Disease Control and Prevention meminta dokter untuk benar-benar mendekontaminasi (membasmi bakteri) dari peralatan kedokteran, khususnya stetoskop sebelum digunakan memeriksa pasien. Stetoskop harus bersih dan higienis.
Selama tiga bulan terakhir, 11 anak meninggal dan 36 lainnya terinfeksi virus mematikan di fasilitas perawatan jangka panjang di New Jersey. Setelah diselidiki, praktik mencuci tangan yang buruk disebut-sebut sebagai biang keladinya.
Kebiasaan mencuci tangan ternyata berdampak pada nyawa pasien. Apalagi pasien yang punya kekebalan tubuh rendah.
Dokter juga harus rajin mensterilkan alat yang mereka gunakan secara konsisten, terutama stetoskop, yang cenderung sering dibawa para dokter, yang digantung di leher atau saku.
Advertisement
Tidak ada satupun stetoskop yang bersih
Seorang dokter yang bertugas di ICU sering melihat 25 pasien sakit kritis, yang dikarenakan infeksi bakteri dari stetoskop. Tim peneliti di University of Pennsylvania menganalisis profil DNA dari 40 stetoskop.
Tidak ada satu pun stetoskop bersih dan bebas bakteri. Seluruh stetoskop mengandung bakteri Staph dan MRSA.
"Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya mematuhi prosedur pengendalian infeksi yang ketat, termasuk sepenuhnya mematuhi prosedur dekontaminasi," kata peneliti senior Ronald Collman.