Liputan6.com, Jakarta Selain mudah didapat, telur juga termasuk sumber protein dengan harga terjangkau. Namun, jangan remehkan soal kualitas nutrisi bahan pangan ini.
Para ahli nutrisi setuju bahwa protein dan vitamin yang ada di dalam telur menjadikannya sebagai pilihan makan sehat.
Baca Juga
"Saya akan mengatakan bahwa telur merupakan sumber makanan sehat dengan kandungan mineral dan 13 vitamin penting. Telur juga merupakan sumber protein tinggi yang dapat digunakan tubuh untuk membangun dan menjaga otot yang kuat dan sehat," kata pakar nutrisi, Brigitte Zeitlin, seperti dikutip dari TIME, Selasa (4/6/2019).
Advertisement
Berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA) satu telur besar mengandung 6 gram protein dan 72 kalori. Sehingga, ini adalah salah satu sumber makanan yang kaya nutrisi tapi rendah kalori.
Ahli nutrisi Ryan Maciel mengatakan bahwa telur kaya akan kandungan nutrisi seperti biotin, kolin, vitamin A dan lutein serta zeaxanthin. Biotin berfungsi untuk membantu Anda mengubah makanan menjadi energi. Sementara itu, kolin merupakan mikronutrisi penting yang salah satu fungsinya berperan dalam mempengaruhi metabolisme.
Untuk vitamin A baik untuk sistem imun. Sedangkan, lutein dan zeaxanthin merupakan antioksidan yang membantu Anda untuk melindungi tubuh dari radikal bebas.
"Telur merupakan salah satu makanan yang secara natural memiliki vitamin D. Kandungan tersebut menjaga kekuatan tulang," kata Zeitlin.
Kuning Telur, Bahayakah?
Selama bertahun-tahun, kuning telur memiliki reputasi buruk karena kandungan kolestrol yang dapat memperburuk kesehatan. Padahal satu buah telur besar hanya mengandung 186 mg kolestrol. Sedangkan rekomendasi harian untuk kolestrol adalah kurang dari 300 mg.
"Hal ini disebabkan karena telur pernah diperkirakan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena kandungan kolestrolnya yang tinggi. Penelitian kini menunjukkan bahwa untuk sebagian orang, kandungan kolestrol tidak memberikan dampak yang siginifikan terhadap tingkat kolestrol di darah Anda," kata Maciel.
Permasalahan mengenai kolestrol masih berlanjut hingga saat ini. Dalam sebuah studi terbaru, para peneliti melihat kebiasaan diet dari 30.000 orang dewasa di Amerika Serikat selama 31 tahun. Hasilnya ditemukan bahwa konsumsi telur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kematian dini karena kandungan kolesterol dalam telur.
Untuk setiap setengah telur yang dikonsumsi perhari atau setara dengan 3 hingga 4 telur per minggu, risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular meningkat hingga 6 persen dan risiko kematian dini meningkat hingga 8 persen berdasarkan penemuan para peneliti.
Namun, penelitian ini belumlah pasti karena masih banyak penelitian lanjutan yang dibutuhkan.
Kini para ahli merekomendasi Anda untuk berbicara dengan dokter Anda saat memutuskan berapa jumlah telur yang dapat Anda konsumsi.
Di dalam kuning telur mengandung banyak nutrisi. Kuning telur memiliki kandungan yang tinggi akan zat besi, asam folat, vitamin, lutein dan zeaxanthin.
"Meski kuning telur memiliki kandungan protein yang lebih sedikit dibanding putih telur, masih terdapat beberapa nutrisi sehat di dalamnya seperti vitamin, asam folat dan antioksidan," kata Ryan Maciel.
Kolestrol bukanlah kandungan yang dikhawatirkan dapat meningkatkan tingkat kolestrol dalam darah seseorang.
"Faktor risiko terkait penyakit jantung lebih cenderung seperti genetik, kurang olahrga dan pilihan gaya hidup misalnya merokok dan konsumsi alkohol,"kata Zeitlin.
Advertisement
Konsumsi Telur Utuh
Dulu terdapat makanan yang hanya mengambil putih telur sebagai salah satu bahan pembuatan seperti seperti omelet, kue dan waffle dan hal ini dianggap sebagai hal yang sehat.
Menurut Maciel, hal ini hanya mengandung protein dan beberapa vitamin B sehingga banyak ahli yang menyarankan untuk mengonsumsi satu telur secara utuh.
"Untuk satu hal, omelet Anda akan lebih lezat saat Anda memasukan kuning telurnya juga. Anda kehilangan hampir setengah protein dari telur saat Anda menyingkirkan kuning telur. Anda juga kehilangan vitamin dan mineral penting seperti vitamin D, E, A, kolin dan antioksidan," kata Zeitlin.
Penulis: Khairuni Cesario