Liputan6.com, Jakarta - Protein merupakan nutrisi esensial yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin secara optimal.
Bagi ibu hamil, mencukupi asupan protein sangat penting karena protein berperan sebagai zat pembangun utama tubuh.
Baca Juga
Nutrisi ini membantu pembentukan jaringan tubuh janin, termasuk otot, tulang, kulit, hingga organ vital seperti jantung dan otak.
Advertisement
Tidak hanya itu, protein juga berkontribusi pada pembentukan darah, cairan ketuban, serta produksi ASI setelah persalinan.
Kekurangan asupan protein bisa berdampak buruk terhadap kesehatan ibu dan janin, seperti perkembangan otak janin yang tidak optimal dan risiko komplikasi selama kehamilan.
Mengapa Protein Penting dalam Kehamilan?
Menurut dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS, FESICOG, komposisi makanan jauh lebih penting daripada sekadar kuantitas. "Protein itu sumber pembangun tubuh," ujarnya.
Dia menyarankan agar ibu hamil memenuhi setengah isi piring mereka dengan protein, sementara 25 persen diisi karbohidrat dan 25 persen lainnya berupa sayuran atau serat.
"Ini tidak hanya buat yang sedang hamil dan sesudah melahirkan, tapi juga buat kita semua," tambahnya.
Sayangnya, pola makan masyarakat Indonesia masih sering menempatkan nasi sebagai porsi terbesar, sementara protein hanya menjadi pelengkap.
Padahal, asupan protein seharusnya menjadi prioritas utama untuk menjaga kesehatan ibu dan perkembangan janin.
"Kalau kita lihat binaragawan seperti Ade Rai, dia bisa makan telur belasan butir. Karena protein membangun otot. Tapi jangan lupa, janin juga sedang dibangun. Kalau ibu hamil kekurangan protein, pertumbuhan janinnya bisa kurang optimal," ujar dr. Dara.
Apa Peran Protein dalam Perkembangan Janin?
Banyak manfaat yang bisa diperoleh janin dari asupan protein yang cukup selama kehamilan. Di antaranya:
- Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan: Membantu pembentukan otot, tulang, dan organ-organ penting.
- Perkembangan Otak: Mendukung fungsi dan struktur sel otak janin secara optimal.
- Pembentukan Darah: Menunjang sirkulasi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh janin.
- Pembentukan Cairan Ketuban: Melindungi janin serta membantu penyerapan nutrisi.
- Produksi ASI: Membantu ibu mempersiapkan diri untuk menyusui dengan baik.
- Sumber Energi Tambahan: Memberi tenaga bagi ibu hamil yang membutuhkan energi lebih selama kehamilan.
Advertisement
Apa Protein Terbaik untuk Hamil?
Ibu hamil bisa mendapatkan asupan protein dari berbagai sumber hewani maupun nabati. Sumber protein hewani antara lain daging ayam, ikan, telur, susu, dan produk olahannya.
Sementara sumber protein nabati mencakup tahu, tempe, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
"Tempe dan tahu memang sumber protein, tapi harus dikonsumsi dalam jumlah cukup banyak agar mencukupi kebutuhan harian," kata dr. Dara.
Apa yang Terjadi Jika Ibu Hamil Kekurangan Protein?
Kekurangan asupan protein selama kehamilan bisa menyebabkan gangguan serius seperti hambatan pertumbuhan janin dan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah.
Selain itu, setelah melahirkan, tubuh ibu hamil tetap memerlukan protein untuk mendukung proses pemulihan dan penyembuhan luka. Kekurangan protein dapat memperlambat proses pemulihan ini.
"Ibu yang habis melahirkan, baik normal maupun caesar, kalau kekurangan protein, luka bekas operasi atau luka melahirkan normal bisa lebih lama sembuh,” tambahnya.
Banyak ibu hamil dan orang awam masih terbiasa mengonsumsi nasi dalam porsi besar dan mengabaikan asupan protein. Dr. Dara menyarankan untuk segera mengubah pola makan ini.
Pastikan setengah piring Anda diisi dengan makanan tinggi protein, bukan karbohidrat semata. Dengan begitu, kebutuhan nutrisi selama kehamilan dapat terpenuhi secara seimbang.
"50 persen porsi harus diisi protein, 25 persen karbohidrat, dan 25 persen sayur atau serat lainnya," tambahnya.
Advertisement
