Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Mirip Viagra, Kuda Laut Diyakini Bisa Bangkitkan Kejantanan Pria

Mirip viagra, kuda laut diyakini bisa bangkitkan kejantanan pria, menurut pengobatan tradisional Tiongkok.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Jun 2019, 22:00 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2019, 22:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Hong Kong Punya kekuatan mirip viagra, kuda laut diyakini sebagai obat pembangkit kejantanan pria. Kuda laut pun rupanya menjadi bahan obat tradisional Tiongkok yang sudah digunakan ratusan tahun lamanya.

Direktur School of Chinese Medicine, University of Hong Kong, Lixing Lao mengungkapkan, kuda laut sudah digunakan sejak 700 tahun lalu di Tiongkok sebagai obat tradisional.

 

"Menurut teori pengobatan Tiongkok, kuda laut bergizi dan memberikan tubuh lebih banyak energi (yang membangkitkan kejantanan pria)," ungkap Lao, sesuai dikutip dari CNN, Rabu (12/6/2019).

Penggunaan kuda laut sebagai pembangkit kejantanan pria dicampur dengan bahan-bahan herbal lain lalu direbus dijadikan sebagai teh. Kuda laut kering paling sering digunakan untuk mengobati asma dan disfungsi seksual pria.

"Kuda laut ini termasuk mengobati impotensi (disfungsi ereksi, ketidakmampuan mempertahankan ereksi) dan ejakulasi dini," lanjutnya.

Meskipun sudah menjadi bahan obat tradisional sejak lama, Lao menegaskan tidak ada bukti ilmiah bahwa kuda laut dapat meredakan asma atau meningkatkan kejantanan pria. Intinya, belum ada uji klinis yang dilakukan terkait hal tersebut.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Obati Impotensi

Ilustrasi gangguan ereksi (iStock)
Kuda laut obati impotensi. (iStock)

Konsumsi dunia terkait kuda laut termasuk tinggi. Pada tahun 2001, konsumsi global telah mencapai 70 metrik ton atau setara dengan 25 juta kuda laut.

Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tujuh tahun sebelumnya, yang hanya 45 metrik ton. Tren penggunaan kuda laut terus berlanjut. Kuda laut sebagai sarana untuk meningkatkan kejantanan.

Lebih dari 20 metrik ton kuda laut kering setiap tahun diimpor ke Hong Kong - yang merupakan pusat perdagangan kuda laut terbesar di dunia. Alasan konsumen menggunakan kuda laut untuk menyingkirkan impotensi.

"Dan semuanya berakhir (digunakan untuk obat) impotensi," jelas perwakilan Hong Kong Medicinals Conservation Programme, Samuel Lee Kwok-hung, dikutip dari South China Morning Post.

 

Disimpan di Toples

Ilustrasi daun kering (iStock)
Obat tradisional Tiongkok dengan tanaman kering. (iStock)

Di Hong Kong, konsumsi kuda laut tidak sebesar di Tiongkok. Namun, ada sebuah distrik yang menjadi pusat perdagangan obat tradisional Tiongkok di Hong Kong, yakni Sheung Wan, yang berlokasi di sisi barat Pulau Hong Kong.

Obat tradisional Tiongkok merupakan sistem pengobatan kuno yang menggunakan tanaman kering dan bagian-bagian hewan untuk mengobati penyakit.

Jalanan di distrik yang yang sempit dipenuhi truk pengantar dan orang-orang mendorong troli yang penuh dengan peti berisi jamur kering, tumbuhan, beri, dan kuda laut.

Dalam toples berukuran besar, kuda laut kering berjejer untuk diperjualbelikan. Badan kuda laut yang memanjang, berbentuk S ditumpuk layaknya sendok.

Populasi Terancam

Ikan di Laut
Populasi kuda laut terancam. (Foto: aoml.noaa.gov)

Manajer program Project Seahorse di University of British Columbia, Kanada, Sarah Foster mengatakan, analisis data perdagangan global. Bahwa Hong Kong bertanggung jawab atas sekitar dua pertiga dari semua impor kuda laut dari tahun 2004 hingga 2017.

World Wildlife Fund melaporkan. popularitas kuda laut sebagai obat juga mendorong penjualan kuda laut di Tiongkok dan Taiwan. Di sisi lain, tidak ada yang tahu berapa banyak kuda laut yang tersisa di dunia.

Para ilmuwan mengungkap, populasi kuda laut berada di bawah ancaman. Moncong kuda yang kecil menjadikan kuda laut terlihat sangat berbeda dari kebanyakan jenis ikan lainnya. Kuda laut jantanlah yang hamil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya