Liputan6.com, Jakarta - Sering menjadi perbincangan mengenai kehidupan di surga, terutama terkait dengan hubungan suami istri. Salah satu pertanyaan yang mengemuka adalah apakah di surga terdapat pesta seks atau hubungan seksual yang sebebas-bebasnya.
Untuk diketahui, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tidak ditemukan istilah “pesta seks.” Yang ada hanyalah “pesta kawin” dan “pesta nikah,” yang merujuk pada perayaan pernikahan.
Secara harfiah, pesta diartikan sebagai perjamuan makan dan minum dengan suasana suka cita. Jika istilah pesta seks diartikan sebagai hubungan seksual yang dilakukan secara bebas dan masif, maka konsep ini tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Advertisement
Mengutip NU Online (nu.or.id), Islam mengajarkan bahwa kenikmatan seksual memang merupakan salah satu anugerah di surga, tetapi tetap dalam koridor aturan yang telah ditetapkan. Dalam literatur Islam, hubungan di surga tetap berdasarkan akad pernikahan dan bukan hubungan yang serampangan tanpa aturan.
Dalam kitab Hasyiyatul Baijuri dan I‘anatut Thalibin, dijelaskan bahwa pernikahan adalah syariat yang telah ada sejak zaman Nabi Adam AS dan akan terus berlangsung hingga di surga kelak. Hubungan suami istri di sana diperbolehkan, tetapi tetap memiliki batasan tertentu.
وَالنِّكَاحُ مِنَ الشَّرَائِعِ الْقَدِيمَةِ فَإِنَّهُ شُرِعَ مِنْ لَدُنْ أَبِينَا آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَاسْتَمَرَّ حَتَّى فِي الْجَنَّةِ فَإِنَّهُ يَجُوزُ لِلْإِنْسَانِ النِّكَاحُ فِي الْجَنَّةِ وَلَوْ لِمَحَارِمِهِ مَا عَدَا الْأُصُولَ وَالْفُرُوعَ فَلَا يَنْكِحُ أُمَّهُ وَلَا بِنْتَهُ فِيهَا
Artinya: “Nikah merupakan syariat terdahulu. Ia disyariatkan sejak Nabi Adam AS dan berlangsung hingga di surga kelak. Seseorang boleh menikahi sekalipun mahramnya selain pokok dan cabangnya di surga. Dari sini, seseorang tidak boleh menikahi ibunya (serta nenek ke atas) dan anak perempuannya (serta cucu perempuan ke bawah).” (Hasyiyatul Baijuri, cetakan kedua, 1999 M/1420 H, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, juz II, halaman 169).
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Di Surga Tetap Ada Aturan, Tak Ada Pesta Seks
Dalam keterangan ini, terlihat bahwa hubungan suami istri di surga tetap melalui akad pernikahan. Tidak ada konsep hubungan bebas tanpa batas yang mengarah pada pesta seks.
Salah satu alasan kenapa hubungan seksual tetap ada di surga adalah karena tujuan ketiga dari pernikahan di dunia, yakni merasakan kenikmatan, masih berlaku di akhirat. Adapun tujuan lain seperti menjaga keturunan tidak lagi diperlukan.
إِذْ لَا تَنَاسُلَ هُنَاكَ وَلَا احْتِبَاسَ
Artinya: “(Hanya tujuan ketiga yang tersisa di surga, yaitu merasakan kenikmatan) karena di sana tidak ada lagi keturunan (baru) dan tidak (perlu) lagi menahan (dorongan seksual) yang memudharatkan badan.” (I‘anatut Thalibin, Daru Ihya’il Kutubil Arabiyah, juz IV, halaman 253).
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa hubungan di surga bukanlah hubungan bebas tanpa batas, tetapi tetap berada dalam aturan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Dalam kitab Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir, disebutkan bahwa di surga terdapat peraturan yang harus ditaati. Misalnya, seorang laki-laki tidak boleh menikahi istri orang lain, sebagaimana ia juga tidak bisa menikahi istri para nabi, termasuk istri-istri Rasulullah SAW.
Selain itu, seorang wanita yang pernah menikah lebih dari sekali di dunia akan menjadi istri dari suami terakhirnya di dunia. Namun, sebagian ulama juga berpendapat bahwa wanita tersebut akan diberi pilihan untuk memilih suami yang diinginkan di akhirat.
Advertisement
Di Surga Tetap Dibingkai Pernikahan
Adapun terkait dengan konsep pesta seks, para ulama menegaskan bahwa hubungan seksual di surga tetap dalam bingkai pernikahan. Tidak ada kebebasan mutlak yang mengarah pada tindakan tak terkendali seperti dalam makna pesta seks yang dipahami di dunia.
Di surga, seluruh kenikmatan yang diberikan oleh Allah akan membuat penghuninya merasa puas tanpa ada kekurangan sedikit pun. Oleh karena itu, meskipun ada kenikmatan hubungan suami istri, tetapi hal itu tidak akan menimbulkan kekacauan atau kecemburuan sebagaimana yang terjadi di dunia.
Sebagai kesimpulan, anggapan bahwa di surga ada pesta seks adalah kesalahpahaman. Islam mengajarkan bahwa di surga, hubungan suami istri tetap ada, tetapi dalam aturan yang jelas, yakni melalui pernikahan.
Setiap orang yang masuk surga akan mendapatkan segala kebahagiaan yang dijanjikan oleh Allah, termasuk pasangan yang paling baik untuk mereka. Dengan demikian, tidak ada konsep hubungan bebas yang melanggar syariat sebagaimana yang sering dipahami oleh sebagian orang.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
