Anak Sering Sakit Perut Seminggu Sekali, Waspada Sindrom Ini

Anak sering sakit perut seminggu sekali, orangtua perlu waspada kemungkinan sindrom iritasi usus besar.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Agu 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2019, 06:00 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Jika anak sering sakit perut atau perut terasa tidak nyaman seminggu sekali selama minimal dua bulan, maka orangtua perlu waspada kemungkinan sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome). Butuh pemeriksaan lebih lanjut terkait gangguan pencernaan tersebut.

Sindrom iritasi usus besar memang menyebabkan sakit perut dan tidak nyaman, tapi sebenarnya tidak ditemukan adanya kelainan pada usus besar maupun bagian lain pada sistem pencernaan.

"IBS itu tidak punya gejala tertentu yang mengarah khusus kepada kondisi lain, misalnya nyeri perut kanan bawah, muntah, dan perdarahan. Yang pasti ada keluhan yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada anak," jelas dokter spesialis anak konsultan Ariani Dewi Widodo dalam siaran Live Streaming Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta pada Rabu (28/8/2019).

Walaupun begitu, dokter biasanya menanyakan seputar seberapa sering keluhan, seperti nyeri, kembung, dan sakit perut terjadi. Apakah masih merasa tidak nyaman setiap kali buang air besar (BAB tidak tuntas).

"Kalau ada keluhan lain yang menyertai, misalnya nyeri sendi, perlambatan pertumbuhan anak (tinggi dan berat anak tidak sesuai usianya), dan perdarahan saluran cerna. Maka, ada sesuatu yang salah dalam pencernaannya," lanjut Ariani.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Gejala Berkurang Seiring Usia

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Ariani melanjutkan, sindrom iritasi usus besar lebih banyak terjadi pada anak SD (usia 6-12 tahun). Kondisi ini bisa saja berlanjut dirasakan anak sampai SMP (usia 13-15 tahun) .

"Seiring anak tumbuh besar, gejala IBS bisa saja berkurang. Tapi ada juga IBS yang masih terjadi pada usia dewasa. Utamanya, anak SD yang paling banyak mengalami IBS," lanjut dokter yang sehari-hari berpraktik di RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta.

Di sisi lain, untuk menentukan apakah anak didera sindrom iritasi usus besar atau tidak, ditentukan perkembangan tumbuh anak. Apakah anak bertumbuh dengan baik.

"Kalau anak tidak tumbuh dengan baik ya ada sesuatu yang salah pada pencernaannya. Yang pasti IBS itu tidak boleh ada gejala yang menandakan masalah lain, misal nyeri perut hebat yang sampai membangunkan tidur, muntah hebat," tambah Ariani.

Berdasarkan Kriteria Roma III yang dibuat di Eropa, IBS adalah keluhan sakit perut sekitar pusar yang terjadi minimal sekali dalam seminggu dalam dua bulan terakhir. Kondisi ini basanya diikuti dua atau lebih gejala.

Contohnya, membaik setelah BAB, perubahan frekuensi BAB, perubahan konsistensi tinja antara diare dan sembelit--yang bukan disebabkan kelainan organik seperti maag (gastritis), peradangan pankreas, dan penyakit radang usus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya