Klem, Metode Sunat untuk Anak Zaman Now yang Praktis

Kini metode sunat untuk anak sudah banyak. Salah satunya metode klem

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Nov 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2019, 18:00 WIB
ilustrasi pria sunat (iStockphoto)
ilustrasi pria sunat (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sunat dikenal memiliki berbagai teknik, mulai dari tradisional dengan menggunakan gunting, operasi dengan teknik electrocautery, hingga menggunakan laser. Beberapa tahun belakangan, teknik sunat dikembangkan menjadi lebih modern yakni dengan metode klem.

"Metode klem ini sedang diminati sekali dan banyak membantu. Karena proses sunatnya jadi jauh lebih cepat dari biasanya dan tetap aman," ucap Dr. Encep Wahyudian, praktisi sunat di Rumah Sunat dr. Mahdian, Rabu (13/11/2019).

 

Sunat, Sunat Anak, Metode Sunat, Klem
Praktisi Sunat di Rumah Sunat dr Mahdian, Dr Encep Wahyudia memperkenalkan metode sunat Klem yang cocok untuk anak zaman know. (Foto: Diviya Agatha/Liputan6.com)

Sunat yang dilakukan dengan metode ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode konvensional. Biasanya, sunat konvensional memerlukan persiapan peralatan maupun tenaga medis yang lebih banyak.

Tak hanya itu, risiko infeksi terjadinya infeksi juga lebih tinggi, komplikasi lebih besar, waktu pengerjaan dan penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan metode klem.

"Sunat modern dengan klem lebih praktis. Karena proses sunatnya lebih mudah dan cepat, pendarahannya sangat minimal, tanpa jahitan, dan proses penyembuhan lukanya lebih cepat," kata Encep dalam acara Seminar Media Sunat Zaman Now Pakai Klem di Lamina Pain and Spine Center, Jakarta Selatan.

 

Metode Sunat Karya Anak Bangsa

Sunat, Sunat Anak, Metode Sunat, Klem
Inilah metode sunat untuk anak zaman know yang ada di Rumah Sunat dr Mahdian. (Foto: Diviya Agatha/Liputan6.com)

Dokter spesialis bedah saraf, dr. Mahdian Nur Nasution mendirikan Rumah Sunat dr. Mahdian yang menggunakan alat sunat modern dengan metode klem. Alat tersebut ia beri nama Mahdian Klem yang diluncurkan pada tahun 2015 lalu.

"Awalnya ini booming di luar negeri dulu. Tapi karena lama datang produknya dari luar, makanya dibuat sendiri sama dr. Mahdian. Alhamdulillah di sini banyak diminati," kata Encep,

Encep menjelaskan, selain masalah pendistribusian yang lama, bentuk dan kualitas klem import juga dirasa kurang sesuai dengan anatomi penis orang Indonesia.

"Jadi alat klemnya disesuaikan dengan ukuran penis pasien sebelum digunakan. Setelah lima hari wajib melakukan kontrol untuk melihat hasil akhirnya bagaimana," ujarnya.

Tak hanya proses sunat itu sendiri, kontrol sebelum dan sesudah dengan dokter atau operator sunat juga sangat diperlukan untuk menghindari penanganan yang tidak tepat.

Penulis: Diviya Agatha

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya