Liputan6.com, Jakarta Santri yang berada di pesantren sebaiknya di cek kesehatannya untuk mencegah penularan penyakit termasuk tuberkulosis (TBC). Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang rentan terjadi di pesantren selain penyakit kulit, diare, ISPA, dan pneumonia.
"Pesantren merupakan tempat berkumpulnya anak-anak dalam satu lingkungan yang begitu besar dengan kerapatan kontak fisik yang tinggi," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Wiendra Waworuntu, M.Kes saat mengunjungi Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Baca Juga
Kemenkes mempunyai program pesantren sehat, salah satunya supaya anak itu tidak menderita TBC. Kemenkes dan Dinas Kesehatan setempat mengharapkan santri putra dan putri yang positif TBC tidak dipulangkan sebelum dilkukan perawatan, karena pasien itu bisa sembuh dan sehat asal dia minum obat secara teratur.
Advertisement
“Kami juga skrining untuk deteksi dini, sehingga harapan kita bahwa di Ponpes ini kesehatan anak itu terjaga, Sehingga nantinya menghasilkan kualitas hidup santri yang sehat di Ponpes ini,” kata Wiendra seperti dikutip rilis yang diterima Liputan6.com.
Selain itu, ia mengingatkan agar kebersihan makanan dan kualitas air perlu dijaga. Dinas Kesehatan setempat harus memonitoringnya, biasanya 6 bulan sekali kalau untuk air.
“Sebenarnya di pesantren-pesantren itu harus ada kadernya, baik itu kader kesehatan lingkungan, kader TBC, kader gizi, itu sangat penting,” ucap Wiendra.