Liputan6.com, Jakarta Vaksin tuberkulosis (TB) M72 memasuki uji klinis fase 3 sejak Maret 2024. Vaksin ini diperkirakan rampung pada 2028 dan mulai diberikan kepada masyarakat pada 2029.
Menurut peneliti utama nasional vaksin TB, Prof. Erlina Burhan, penelitian vaksin ini dilakukan di lima negara termasuk Indonesia. Total 20.000 subjek dilibatkan dalam pengujian vaksin, 2000 di antaranya merupakan partisipan dari Indonesia.
Baca Juga
Partisipan diberikan suntikan vaksin dan dipantau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau efek sampingnya.
Advertisement
“Penelitian kita ini sangat ketat, setelah pasien divaksinasi mereka tidak pulang dulu, kita tunggu, kita mau lihat reaksi yang kemungkinan akan terjadi seketika,” kata Erlina kepada Health Liputan6.com dalam temu media daring peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia, Senin (24/3/2025).
Erlina menambahkan, setiap subjek atau partisipan diberitahukan sejak awal soal potensi gejala KIPI yang bisa saja terjadi.
“Kami saat inform concern di awal bahkan sebelum pasien bersedia untuk penelitian ini kami terangkan semua tentang kemungkinan-kemungkinan hal yang akan terjadi termasuk KIPI yang sering. Misalnya akan ada nyeri di tempat suntikan, mungkin akan ada demam, dan mungkin ada yang sakit kepala dan gatal-gatal itu semua kita sampaikan bahkan dari yang ringan sampai yang berat,” Jelas Erlina.
Beri Nomor Kontak untuk Jaga-Jaga
Erlina juga menyampaikan bahwa setiap subjek diberi nomor kontak pihak peneliti untuk jaga-jaga jika terjadi KIPI berat.
“Kami berikan nomor kontak kami dan kami katakan kalau terjadi apa-apa segeralah datang, hubungi kami, ke rumah sakit, tentu segala sesuatunya akan ditanggung oleh kami. Bahkan kalau terpaksa harus dirawat, kami akan rawat, biayanya juga akan kami tanggung karena memang juga ada asuransinya untuk ini,” jelas Erlina.
Sejauh ini, beberapa KIPI yang dirasakan subjek adalah demam, tapi hal ini bisa reda dengan konsumsi parasetamol dan kompres.
“Sejauh ini sih yang kita terima KIPI-nya itu ya itu tadi, demam, tapi kita juga sudah katakan kalau demam silakan dikompres atau minum paracetamol itu akan hilang dengan sendirinya. Kalau sakit di area suntikan juga kita minta untuk dikompres dan kalau memang lemah atau lemas istirahat dulu dan segera hubungi contact personnya.”
“Jadi kita akan jaga sekali, bahkan kita ikutin subjek kita ini sampai tiga tahun lamanya, tiga sampai empat tahun bahkan,” ujarnya.
Advertisement
Kenapa Vaksin TB Penting?
Vaksin TB M72 penting lantaran tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, termasuk di Indonesia.
Menurut Global Tuberculosis Report 2024 yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2023 terdapat sekitar 10,8 juta kasus baru TB di dunia, dengan 1,25 juta kematian akibat penyakit ini.
Meskipun terjadi sedikit penurunan dari tahun sebelumnya, TB tetap menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit menular secara global.
Indonesia berada di peringkat kedua dengan jumlah kasus TB terbanyak di dunia, menyumbang sekitar 10 persen dari total kasus global. Pada 2023, terdapat sekitar 1.090.000 kasus baru TB di Indonesia dengan angka kematian mencapai 130.000 jiwa, atau sekitar 17 kematian setiap jam.
TB adalah penyakit yang telah dikenal sejak zaman dahulu, bahkan teridentifikasi dari temuan lesi TB di mumi. Bakteri penyebab TB, Mycobacterium tuberculosis, pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi TB, termasuk pengembangan vaksin BCG pada tahun 1921 dan obat-obatan sejak tahun 1940-an, penyakit ini masih menjadi ancaman kesehatan global.
TB adalah Penyakit Kuno tapi Masih Ada hingga Kini
Erlina bahkan menyebut TB sebagai penyakit kuno, tapi masih menjadi masalah hingga kini.
“TB adalah penyakit kuno yang masih ada hingga kini. Meskipun vaksin BCG telah digunakan selama lebih dari satu abad, efektivitasnya dalam mencegah TB paru pada remaja dan dewasa masih terbatas. Ini menjelaskan mengapa TB masih menjadi masalah kesehatan meskipun cakupan imunisasi BCG di Indonesia cukup tinggi,” jelasnya.
Mayoritas anak di Indonesia menerima vaksin BCG setelah lahir sebagai bagian dari program imunisasi nasional. Namun, vaksin ini hanya efektif mencegah bentuk TB berat pada anak-anak, bukan pada remaja dan dewasa.
Oleh karena itu, diperlukan vaksin TB baru yang lebih efektif dalam memberikan perlindungan terhadap populasi yang lebih luas.
Advertisement
