Liputan6.com, Jakarta Ketika hadir anak ke-2 atau ke-3, kerap kali muncul rasa cemburu pada anak terdahulu. Ada-ada saja tingkah si Kakak untuk mengungkapkan rasa insecure-nya dengan kehadiran sang adik. Apalagi bila usia mereka tak terpaut jauh. Bagaimana cara mengatasinya?
Simak pengalaman Mommy Milka Nathasia dari Babyologist mempersiapkan kehadiran adik bagi buah hatinya agar tak timbul kecemburuan.
Baca Juga
Pertanyaan ini sering muncul di hati saya sejak saya mengandung anak ke 2. Karena saat itu anak pertama saya, Stacy masih sangat kecil. Jadi sekarang umur Stacy dan adiknya, Carlise terpaut 26 bulan.
Advertisement
Banyak orang di sekitar yang berkata kalau nantinya si kakak pasti iri pada adiknya dan pasti rewel. Namun, saya selalu diajarkan oleh suami saya untuk selalu berpikiran dan berkata - kata positif. Jadi saya sealu menjawab “ semoga Stacy ga seperti itu, semoga Stacy nanti baik sama adiknya. Aminnnn “ Saya juga selalu berdoa supaya kelak Stacy sayang pada adiknya.
Saya sudah memikirkan hal ini sejak Carlise masih dalam kandungan, dan sejak itu saya mulai menanamkan hal - hal baik pada Stacy tentang adiknya.
Beberapa hal ini yang saya lakukan saat Carlise masih dalam kandungan :
( 1 ) Memberi tahu Stacy kalau di dalam perut mamanya ada dede bayi, lalu memperlihatkan contoh foto-foto bayi pada Stacy
( 2 ) Memperlihatkan video dan foto - foto aktivitas kakak dan adik , seperti yang sedang bermain bersama atau berpelukan
( 3 ) Menjelaskan kalau kelak dia jadi kakak itu hebat, dan dia akan punya teman untuk bermain
( 4 ) Berkata “mama sayang Stacy” sesering mungkin, dan memintanya juga untuk berkata “ Stacy juga sayang mama dan dede bayi”
Puji Tuhan selama Carlise dalam kandungan, Stacy kerap kali mencium perut saya dan pernah beberapa kali dia ajak ngobrol adiknya di dalam perut, bahkan mengajak bermain bersama hehe.
Kelahiran Adik
Akhirnya tibalah saat Carlise lahir. Minggu pertama berjalan baik - baik saja, namun saat minggu yang ke 3, Stacy mulai berlaku yang tidak biasa. Selama 2 tahun Stacy tidak pernah tantrum 1 x pun, namun saat itu dia menangis dan marah sampai belasan menit. Stacy juga cenderung menjadi pemarah, cepat ngambek, dan susah diatur. Bukan hanya itu, dia juga pernah mendorong badan adiknya berkali - kali.
Hmmm... Saat itu saya lumayan bingung dan kesal, namun untungnya saya selalu mendapat dukungan dari suami, orang tua dan keluarga besar, jadi tidak sampai kena baby blues.
Saat itu yang bisa dilakukan adalah, harus ada kerja sama sebagai sebuah team yang baik antara suami istri untuk saling memberikan dukungan dan saling mengingatkan, terutama untuk sabar.
Akhirnya saya dan suami melakukan beberapa hal ini pada Stacy :
( 1 ) Mengatakan “ mama papa sayang Stacy” setiap hari
( 2 ) Tetap berusaha untuk mengurus Stacy. Seperti memandikan, menyuapi, dan juga mengajak bermain bersama
( 3 ) Mendekatkan Stacy pada adiknya, dan mengajarkannya untuk sayang pada adiknya
( 4 ) Quality time dengan Stacy.
Hal ini sangat amat efektif. Karena usia Stacy masih kecil dan mungkin dia masih belum terbiasa dengan keadaan sekarang, dimana dulu 100% papa mamanya hanya untuk dia, sedangkan sekarang menjadi terbagi. Jadi saya dan suami beberapa kali menyempatkan diri untuk pergi bertiga saja dengan Stacy ke mall terdekat.
Benar saja selama di mall itu, dari masih di parkiran dia sudah sangat senang. Sampai - sampai dia bilang “ mama, Stacy senang “ Setelah melakukan hal - hal ini, sekarang Stacy berlaku baik pada adiknya dan kembali menjadi “Stacy yang dulu “.
Advertisement