Anak Sering Jilat Garam Bikin Cacingan, Mitos atau Fakta?

ada pula orangtua yang percaya kalau kebiasaan anak menjilati garam juga bisa cacingan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 25 Feb 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2020, 08:00 WIB
Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Dulu, anak yang tidak bisa diam sering disebut cacingan (mungkin karena cacing tampak menggeliat dan tak bisa diam). Anak-anak yang sering mengalami gatal-gatal di area bokong juga disebut cacingan. Tapi ada pula orangtua yang percaya kalau kebiasaan anak menjilati garam juga bisa cacingan.

Faktanya, cacingan adalah parasit cacing kecil yang menginfeksi usus besar yang merupakan salah satu penyebab pantat gatal (pruritus ani).

Telur cacing menentas di usus besar sehingga cacing dapat melahirkan banyak telur di kulit lubang pantat, yang menyebabkan gatal-gatal.

Dr. Bobbi Pritt, seorang patolog dan mikrobiolog subspesialisasi parasit, atau parasitolog di Rochester, Minnesota mengatakan, "Cacing dapat bertelur hingga ribuan di malam hari atau pagi hari, dan menempel di lendir yang membuat orang ingin menggaruknya," katanya, mengutip Mayo Clinic.

Cacing dapat bertahan hidup di lingkungan hingga 2 minggu. Tapi telur cacing tidak bisa hidup di suhu panas dan kering.

Masalahnya, cacingan membuat anak sakit perut dan menurunkan nafsu makannya. Dan jika dibiarkan dapat menyebabkan komplikasi lanjutan, seperti penyumbatan usus dan masalah penyerapan nutrisi di tubuh.

Kenapa cacingan sering terjadi pada anak-anak?

Mengutip laman HealthyWesternAustralians, Departement of Health, Government of Western Australia, hal ini sering terjadi karena anak-anak masih belum terbiasa mencuci tangan (masih memerlukan pengawasan) setiap sehabis melakukan sesuatu sebelum tangan masuk ke mulut.

Telur cacing terdapat di berbagai permukaan yang terkontaminasi, bisa dari menggaruk bokong lalu menyentuh mulut atau makanan. Atau juga bisa dari menyentuh barang yang ada telur cacingnya, seperti permukaan perabotan, dapur atau kamar mandi, alat dapur atau sikat gigi, lalu menyentuh mulut atau makanan, seperti garam.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Tips Mencegah dan Mengatasi Cacingan

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Untuk mencegah cacingan, selalu perhatikan anak Anda dan jangan pernah lelah untuk mengajarinya sering mencuci tangan sebelum tangan masuk ke mulut. Pastikan kuku anak tidak panjang, kalaupun panjang, Anda harus menggosok bawah kukunya saat mencuci tangan setelah dari toilet atau sebelum makan.

Ganti seprai dan handuk maksimal 3 hari sekali dan ganti dalaman setiap hari. Jika ingin dicuci, lakukan dengan air panas untuk memastikan semua telur mati.

Sedot debu-debu di setiap permukaan dan sudut rumah, terutama di kasur setiap hari. Bersihkan permukaan dapur dan kamar mandi secara rutin.

Selain itu, berikan obat cacing sesuai dosis usia setiap 6 bulan sekali untuk mengatasi sekaligus mencegah cacingan. Terutama bagi orang yang tinggal di lingkungan kumuh yang fasilitas sanitasi dan kebersihan diri tidak memadai. Atau pada orang yang bekerja di tempat rawan cacing (buruh bangunan, penggali tanah, peternak dan petani yang terpapar tanah dan hewan). Serta pada orang yang sering mengonsumsi makanan mentah atau yang belum matang sempurna.

Obat cacing termasuk dosis sekali minum, sehingga tidak akan menimbulkan efek samping berat setelah minum obat meskipun Anda tidak sedang cacingan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya