Penting Pakai Alat Kontrasepsi di Masa Pandemi Corona

Cegah kehamilan yang tidak diinginkan, BKKBN ingatkan pasangan usia subur menggunakan alat kontrasepsi.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 05 Mei 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2020, 05:00 WIB
Kondom
Ilustrasi Foto Alat Kontrasepsi Kondom (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengingatkan pasangan untuk menggunakan alat kontrasepsi selama masa pandemi Corona. Hal ini dilakukan demi mencegah kehamilan.

"Pakai kontrasepsi di masa pandemi itu penting sekali," kata Hasto dalam live Instagram bersama Klikdokter pada Sabtu lalu ditulis Senin (4/5/2020).

Baik implan, IUD, pil maupun kondom, alat kontrasepsi yang digunakan tergantung pada kondisi masing-masing.

Penggunaan kontrasepsi diperlukan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Hasto mengingatkan bagi yang belum hamil untuk mempertimbangkan masak-masak bila terjadi kehamilan di masa pandemi seperti sekarang.

"Untuk yang belum hamil, mari kita hitung-hitung dulu, kehamilan ini menguntungkan atau tidak (di masa wabah Corona)," kata pria yang juga dokter kebidanan dan kandungan konsultan itu.

Pertimbangan pertama, seorang wanita yang hamil daya tahan tubuhnya rendah. Hal ini memang reaksi tubuh agar tubuh tidak menolak kehadiran janin.

"Kalau imunitas turun, mudah kena infeksi," tuturnya.

Kedua, saat hamil di minggu-minggu pertama biasanya mual dan muntah. Kondisi membuat asupan nutrisi ibu sedikit.

"Sudah daya tahan tubuh turun, nutrisinya sedikit, ini berat. Jadi, harus hitung-hitung dulu," sarannya.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut


Belum diketahui efek obat

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Ketiga, belum diketahui risiko konsumsi obat-obat untuk COVID-19 terhadap janin. Bila ibu hamil terinfeksi virus Corona, lalu terpaksa minum obat, tidak diketahui pengaruh obat tersebut untuk orang yang hamil muda.

Keempat, dokter kebidanan dan kandungan lebih terbatas di masa pandemi. Hasto mengingatkan bahwa dari 100 perempuan hamil ada minimal 5 perempuan yang tidak berlanjut kehamilannya, misalnya keguguran. Jika itu terjadi tentu bakal lebih repot mengingat saat ini banyak dokter yang tidak praktik.

"Kalau seandainya itu terjadi di masa pandemi, dimana dokter terbatas, lalu fasilitas kesehatan terbatas. Atas dasar alasan-alasan tadi, alangkah bijak bagi yang belum hamil dipikir seribu kali, ditunda dulu," sarannya.

Jika pandemi Corona ini sudah berlalu, kata Hasto, rencanakan kehamilan dengan matang tanpa rasa was-was.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya