Virus Corona COVID-19 Terdeteksi di Cairan Sperma

Sebuah studi di China menemukan adanya material virus Corona di air mani pasien COVID-19.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 08 Mei 2020, 23:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 23:00 WIB
20151102-Ilustrasi Sperma atau Sel Reproduksi Laki-laki
Ilustrasi air mani mengandung sperma (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Peneliti China mendeteksi adanya virus corona baru di air mani pria yang terinfeksi COVID-19. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah virus ini bisa menular lewat hubungan seksual atau tidak.

Peneliti dari Shangqiu Municipal Hospital di Provinsi Henan mengetes air mani 38 pasien terinfeksi SARS-CoV-2 usia 15-50.

Hasilnya material genetik virus corona ditemukan pada enam pasien atau 16 persen dari partisipan. Yang mana empat pasien berada pada terinfeksi akut dan dua lainnya sedang masa pemulihan seperti dikutip Channel News Asia, Jumat (8/5/2020).

Melihat hasil ini, peneliti menekankan bahwa ini masih studi kecil. Dibutuhkan riset lanjutan untuk mengetahui apakah virus yang ada dalam cairan sperma ini bisa menular lewat hubungan seksual.

"Jika terbukti SARS-CoV-2 dapat menular lewat hubungan seksual lewat studi selanjutnya maka dibutuhkan pencegahan agar tidak terjadi penularan," kata peneliti.

"Penggunaan kondom dirasa penting untuk mencegah penularan pada pasien ini," seperti ditulis peneliti yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open.

Terkait studi ini, peneliti yang juga profesor mikrobiologi University of Iowa Stanley Perlman bahwa perlu dibuktikan apakah yang ada di dalam cairan air mani itu virus yang bisa menginfeksi atau produk virus yang ada di semen atau cairan sperma.

"Ini penemuan yang menarik, tapi perlu dikonfirmasi lagi ada tidaknya virus yang bisa menginfeksi, bukan cuma produk virus yang ada di air mani," kata Perlman mengutip Live Science, Jumat (8/5/2020).

 

Hasil penelitian lain

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Pada penelitian lain, tidak terdeteksi adanya virus Corona pada pasien yang menjalani pemulihan dari COVID-19 dalam jangka waktu lebih lama. Misalnya studi yang dipublikasikan pada 17 April lalu di Jurnal Fertility and Sterility. Dalam studi ini melibatkan 34 pria di Wuhan, China, hasilnya tidak ditemukan virus di air mani mereka satu bulan setelah didiagnosis COVID-19.

Penularan COVID-19 saat berhubungan seksual tampaknya terjadi karena kontak dekat sehingga terpapar droplet dari pasien, bukan lewat air mani seperti dilaporkan Times.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya