Penyakit Kawasaki yang Berkaitan dengan COVID-19 Kini Tak Hanya Ditemukan Pada Anak-Anak

Penyakit peradangan mirip kawasaki pada anak yang berkaitan dengan COVID-19 kini menyerang orang dewasa muda juga.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 23 Mei 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2020, 18:00 WIB
Penyakit Kawasaki
Penyakit Kawasaki

Liputan6.com, Jakarta Penyakit peradangan mirip penyakit kawasaki pada anak yang berkaitan dengan COVID-19 kini mulai menyerang orang dewasa muda.

Dokter-dokter di Amerika Serikat telah melaporkan adanya pasien dengan gejala mirip penyakit kawasaki. Namun, pasien-pasien itu bukan dari kalangan anak-anak melainkan dewasa muda usia 20-an, seperti dilaporkan Washington Post melansir New York Post.

Penyakit yang baru-baru ini dijuluki sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak, atau MIS-C, telah berdampak pada seseorang berusia 25 tahun di Longwell Jewish Medical Center, Northwell Health, usia 20 tahun di San Diego dan beberapa pasien berusia 20-an di NYU Langone New York.

Jennifer Lighter, seorang dokter penyakit menular anak di NYU Langone, mengatakan MIS-C pada anak-anak muda menyebabkan gejala yang sangat dekat dengan penyakit kawasaki tradisional, yang membuat pembuluh darah meradang.

Tetapi, remaja dan orang dewasa muda yang telah terjangkit penyakit tersebut melihat respons yang luar biasa dan lebih serius yang menyerang jantung dan banyak organ.

"Yang lebih tua memiliki gejala yang lebih parah," kata Lighter kepada New York Post.

Simak Video Berikut Ini:


Datang Tiba-Tiba

Setidaknya ada 157 kasus yang dicurigai MIS-C sedang diselidiki di New York. Namun, kasus-kasus yang dilihat oleh para dokter sekarang sangat berbeda dari beberapa anak-anak yang mengalami COVID-19 pada awal krisis.

Biasanya, anak-anak itu memiliki kondisi seperti infeksi virus corona aktif dan kesulitan bernapas, tetapi orang dewasa muda yang sekarang diperiksa untuk MIS-C awalnya sehat-sehat saja sebelum tiba-tiba mengalami demam, sakit perut, mual, muntah dan ruam.

Banyak pasien memiliki antibodi untuk COVID-19, yang berarti mereka sebelumnya telah terinfeksi virus. Tinjauan tentang antibodi dalam kasus MIS-C menunjukkan kondisi tersebut bisa menjadi respons imun yang tertunda.


Kurang Terdiagnosis

Jane Burns, seorang dokter yang mengelola Kawasaki Disease Research Center di University of California di San Diego, khawatir penyakit itu mungkin kurang terdiagnosis pada orang dewasa, terutama karena dokter anak adalah yang paling akrab dengannya.

Lebih lanjut, sulit untuk mendapatkan gambar yang jelas tentang hati orang dewasa karena dinding dada yang lebih tebal, membuat ultrasound lebih sulit untuk dibaca.

Lebih dari 20 negara telah melaporkan kasus MIS-C, dengan total nasional diperkirakan hingga ratusan kasus.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit khawatir tentang seberapa cepat pasien MIS-C bisa sembuh. Mereka  mengimbau para orangtua untuk segera mencari perawatan medis jika mereka pikir anak mereka terpengaruh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya