Penyakit Kawasaki ditemukan pada tahun 1967 oleh seorang ilmuwan jepang, dr. Tomisaku Kawasaki. penyakit ini sejatinya merupakan penyakit yang sangat langka.
Penyakit yang umumnya menyerang anak usia balita ini secara klinis memang tampak menyeramkan. Namun bila ditangani dengan tepat, sebagian besar penderitanya akan sembuh sempurna, tanpa ada komplikasi yang bermakna.
Kawasaki adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan dinding pembuluh darah arteri di hampir seluruh tubuh. Karena bisa menyerang seluruh pembuluh darah tubuh, penyakit ini juga tak luput menyasar ke kesehatan pembuluh darah jantung. Oleh karena itu, evaluasi pada fungsi dan kerja jantung selama masa sakit masih berlangsung wajib dilakukan.
Anak-anak berusia 1–2 tahun merupakan golongan usia yang paling banyak menderita Kawasaki. Risiko meningkat bila pada anak tersebut terdapat faktor- faktor berikut ini:
- Jenis kelamin laki-laki. Anak laki-laki berisiko dua kali lipat terkena penyakit Kawasaki dibandingkan dengan anak perempuan.
- Etnis. Anak dari etnis Asia dan area Pasifik, khususnya keturunan Jepang memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan anak dari etnis lainnya.
Diagnosis
Diagnosis ditetapkan atas dasar adanya demam dan gejala klinis pada seorang anak yang mengarah pada tanda-tanda penyakit Kawasaki. Untuk memastikan, diperlukan pemeriksaan tambahan.
Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu proses penentuan penyakit Kawasaki berupa tes laboratorium serta echocardiography atau USG jantung. Tujuannya untuk melihat fungsi jantung secara keseluruhan.
Penyebab
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti penyakit Kawasaki. Walaupun demikian, terdapat beberapa teori yang menyatakan bahwa Kawasaki berhubungan erat dengan infeksi virus, bakteri, maupun pengaruh lingkungan.
Akan tetapi berbagai teori tersebut masih belum bisa dijadikan dasar pasti tentang penyebab penyakit Kawasaki ini. Satu hal yang pasti, penyakit Kawasaki bukanlah penyakit yang mudah menular dari anak yang satu ke anak lainnya.
Gejala
Gejala penyakit Kawasaki terjadi dalam tiga fase klinis, yaitu:
Fase I
- Demam lebih dari 39oC dan berlangsung lebih dari tiga hari.
- Mata yang terlihat sangat merah tanpa adanya cairan berlebih yang keluar.
- Bercak kemerahan di tubuh, termasuk area kemaluan.
- Bibir berwarna merah terang, kering dan pecah- pecah. Lidah bengkak dan berwarna kemerahan (strawberry tongue).
- Telapak tangan dan kaki bengkak dan berwarna kemerahan.
- Pembengkakan di kelanjar getah bening leher.
- Anak menjadi rewel.
Fase II
- Kulit di ujung-ujung jari tangan dan kaki mengelupas
- Nyeri sendi
- Diare
- Muntah-muntah
- Nyeri perut
Fase III
Fase ketiga merupakan fase pemulihan ketika perlahan gejala-gejala klinis mereda dan kondisi tubuh anak kembali normal. Jika tidak terjadi komplikasi, fase pemulihan ini dapat berlangsung hingga delapan minggu, sampai anak yang bersangkutan benar- benar pulih sempurna.
Pengobatan
Seorang anak yang terbukti menderita penyakit Kawasaki membutuhkan perawatan di rumah sakit. Tujuannya adalah untuk pemantauan ketat kondisi secara umum, terutama pada fungsi jantung.
Segera setelah diagnosis, penanganan dapat dilakukan dengan langkah pengobatan berikut:
- Immunoglobulin (IVIG) melalui infus. Pemberian IVIG dilakukan untuk meredakan proses peradangan yang terjadi pada pembuluh darah.
- Aspirin untuk membantu mengurangi rasa nyeri yang dialami dan menurunkan risiko penggumpalan darah.
Komplikasi
Sebagian besar kasus penyakit Kawasaki akan sembuh seiring dengan waktu, bila ditangani secara tepat dan cepat. Namun demikian, pada beberapa kasus dapat terjadi kerusakan permanen pembuluh darah jantung yang berpotensi menimbulkan aneurisma, benjolan pada dinding pembuluh darah yang mudah pecah.
Komplikasi ini umumnya terjadi bila penyakit Kawasaki menyerang anak di bawah usia satu tahun. Anak-anak yang pembuluh darah jantungnya rusak akibat penyakit ini berisiko terkena serangan jantung saat ia dewasa nanti.
Pencegahan
Tidak ada pencegahan spesifik untuk melindungi anak dari penyakit Kawasaki. Untuk menghindari terjadinya komplikasi, deteksi dini gejala dan penanganan segera adalah hal yang mutlak dilakukan.
Berita Terbaru
Intip, Profil Singkat Paslon Pilgub 2024 Nusa Tenggara Barat
Bungkusan Rokok Tanpa Merek Punya Alasan Kesehatan, tapi Ancam Ekonomi?
Begini Cara Kerja Bandar Judi Online yang Bikin Pemain Ketagihan Meski Sering Kalah!
Doa Mensucikan Diri dari Haid Sesuai Syariat, Panduan Lengkap
Apa Itu BKD Dosen: Panduan Lengkap Beban Kerja Dosen
3 Pernyataan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati Terkait Puncak Musim Hujan Periode 2024/2025
VIDEO: Penampakan Lokasi Tambang yang Jadi Alasan Polisi Tembak Polisi di Solok
Bupati Klaten: HGN 2024 Jadi Momentum Sampaikan Terima Kasih untuk Para Guru
Pesawat Kargo Jatuh dan Tabrak Rumah di Lithuania, 1 Orang Tewas
Indofood Riset Nugraha Berikan Dana Riset untuk 80 Mahasiswa dari 43 Perguruan Tinggi di Indonesia
Ruben Amorim Fokus pada Adaptasi Tim dan Potensi Manchester United
Jiyeon T-ara dan Hwang Jae Gyun Resmi Bercerai, Pembagian Harta Gana-Gini Jadi Sorotan