Ada Masalah Keamanan, Uji Klinis Vaksin COVID-19 AstraZeneca Dihentikan Sementara

Belum diketahui efek samping serius apa yang membuat uji klinis tahap tiga kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan Oxford ini ditunda

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 10 Sep 2020, 08:58 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2020, 07:35 WIB
Menanti Vaksin Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)
Menanti Vaksin Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta AstraZeneca melaporkan bahwa mereka menghentikan sementara uji klinis tahap tiga kandidat vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan bersama University of Oxford karena masalah keamanan.

"Ini adalah tindakan rutin yang harus dilakukan setiap kali ada potensi penyakit yang tidak bisa dijelaskan dalam salah satu uji coba, saat sedang penyelidikan, untuk memastikan kami menjaga integritas uji coba," kata Michele Meixell, juru bicara AstraZeneca dalam pernyataan resminya.

Dikutip dari South China Morning Post pada Rabu (9/9/2020), Meixell mengatakan bahwa mereka tengah bekerja untuk mempercepat peninjauan atas kejadian tersebut agar pengujian bisa dilanjutkan kembali.

Dilaporkan oleh Stat News, belum jelas seberapa parah dan langka kejadian merugian yang ditemukan dalam uji klinis kandidat vaksin COVID-19 ini.

AstraZeneca menyatakan bahwa dalam uji coba besar, penyakit bisa terjadi secara kebetulan namun tetap harus ditinjau secara independen untuk diperiksa dengan cermat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Sebelumnya Hanya Timbulkan Reaksi Ringan

Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin (Foto: unsplash.com)

Selain itu, mereka memastikan untuk "berkomitmen terhadap keselamatan peserta dan standar perilaku tertinggi dalam uji coba kami."

Vaksin yang dikembangkan oleh Oxford dan AstraZeneca ini dikenal dengan AZD1222. Mereka menggunakan adenovirus untuk membawa gen dari protein virus SARS-CoV2 penyebab COVID-19.

Adenovirus didesain untuk menimbulkan sistem kekebalan untuk menghasilkan respon perlindungan terhadap SARS-CoV-2.

Dalam hasil studi dari uji klinis tahap 1/2 yang dipublikasikan pada Juli lalu melaporkan bahwa 60 persen dari seribu peserta yang diberikan vaksin mengalami efek samping seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan reaksi di tempat suntikan yang dianggap ringan dan sedang.

Semua efek tersebut dilaporkan mereda selama periode penelitian.

Dikutip dari USA Today, uji klinis tahap tiga juga melibatkan pemberian vaksin plasebo di samping vaksin aktif. Namun juga tidak diketahui yang mana yang menimbulkan sakit serius.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya