WHO: Vaksin COVID-19 Tidak Akan Cukup Menghentikan Pandemi Corona

Sudah dua jenis vaksin COVID-19 yang hasil uji akhir sementara disebut memiliki efektivitas hingga 94 persen

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 17 Nov 2020, 09:02 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 08:13 WIB
WHO Umumkan Virus Corona Pandemi Global
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah, belakang) berbicara dalam konferensi pers di Jenewa, 11 Maret 2020. WHO menyatakan wabah COVID-19 dapat dikategorikan sebagai "pandemi" karena telah menyebar semakin luas ke seluruh dunia. (Xinhua/Chen Junxia)

Liputan6.com, Jenewa - Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, kian optimis setelah mendengar berita baik mengenai perkembangan vaksin COVID-19.

Namun, di sisi lain, WHO merasa prihatin lantaran lonjakan kasus baru COVID-19 terjadi di banyak negara. Dia pun mengingatkan bahwa saat ini berpuas diri bukanlah pilihan.

"Kami terus menerima berita menggembirakan tentang vaksin COVID-19 dan optimis tentang potensi alat baru yang akan tiba dalam beberapa bulan mendatang," kata Tedros dalam jumpa pers daring seperti dikutip dari Channel News Asia pada Selasa, 17 November 2020.

Menurut dia, pengumuman dari Moderna pada Senin, 16 November 2020, membawa angin segar kepada dunia yang saat ini masih berjuang menghadapi lonjakan kasus COVID-19, serta pembatasan yang melelahkan.

Moderna baru saja mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 buatan mereka efektif mencegah penularan Virus Corona hingga 94,5 persen.

Sebelumnya, Pfizer-BioNTech mengatakan bahwa vaksin COVID-19 milik mereka efektif mencegah Corona hingga 90 persen.

 

Simak Video Berikut Ini

Ketersediaan Vaksin COVID-19 Masih Lama

Meski begitu WHO tetap memeringatkan bahwa ketersediaan akan kedua vaksin COVID-19 masih jauh. Bahkan, ketika kasus baru dan kematian akibat COVID-19 melonjak di banyak negara.

"Ini virus berbahaya, yang bisa menyerang setiap sistem di tubuh," kata Tedros.

"Negara-negara yang membiarkan virus berjalan tanpa terkendali sedang bermain api," Tedros menekankan.

Secara global, kasus COVID-19 telah melonjak melewati 54 juta jiwa dengan lebih dari 1,3 kematian. Para ahli memeringatkan masih ada bulan-bulan sulit dan suram ke depannya.

"Vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi COVID-19," Tedros menekankan.

 

Kekhawatiran Muncul Melihat Kasus COVID-19 di AS dan Eropa

Tedros menyuarakan kekhawatiran tentang situasi di Eropa dan Amerika. Di saat para petugas kesehatan dan sistem 'didorong ke titik puncak'.

"Petugas kesehatan di garis depan telah meregang selama berbulan-bulan. Mereka kelelahan," kata Tedros.

"Kami harus melakukan semua yang kami bisa untuk melindungi mereka, terutama selama periode ketika virus menyebar dan pasien memenuhi tempat tidur rumah sakit," ujarnya.

Tedros menegaskan bahwa negara tidak punya alasan untuk tidak bertindak.

"Sikap laissez-faire terhadap virus---tidak menggunakan berbagai alat yang tersedia---menyebabkan kematian, penderitaan, dan melukai mata pencaharian dan ekonomi," katanya.

"Ini bukan pilihan antara hidup atau mata pencaharian. Cara tercepat untuk membuka ekonomi adalah dengan mengalahkan virus," Tedros melanjutkan.

Infografis Vaksin COVID-19

Infografis 5 Kandidat Vaksin Covid-19 untuk Indonesia
Infografis 5 Kandidat Vaksin Covid-19 untuk Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya