Cara Menangani Saraf Terjepit di Bagian Pinggang dan Leher, Wajib Tahu!

Saraf kejepit atau HNP (Herniated Nucleus Pulposus) adalah suatu kondisi di mana saraf tertekan oleh bagian sekitarnya.

oleh Gilar Ramdhani pada 15 Des 2020, 09:38 WIB
Diperbarui 16 Des 2020, 14:51 WIB
Ilustrasi Saraf Kejepit
Ilustrasi Saraf Kejepit/Shutterstock.

Liputan6.com, Jakarta Beban kerja yang tinggi baik di dalam ruangan maupun lapangan jika tidak dimbangan dengan gaya hidup yang sehat membuat seseorang rawan terkena penyakit. Salah satunya penyakit yang mengintai adalah saraf terjepit.

Orang-orang yang kerap mengangkat beban berat dan mereka yang duduk lama di kendaraan maupun kursi juga sama-sama berisiko terkena saraf terjepit jika tidak pandai menjaga diri.

Saraf kejepit atau HNP (Herniated Nucleus Pulposus) adalah suatu kondisi di mana saraf tertekan oleh bagian sekitarnya. Ketika Anda mengalami kondisi saraf terjepit, tubuh Anda akan memberikan tanda berupa rasa nyeri. Kasus saraf terjepit yang ringan sering kali tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat juga muncul gejala nyeri yang hebat. Lokasi paling sering terjadinya saraf terjepit adalah di bagian pinggang (lumbal), leher (cervical) dan terakhir paling jarang adalah bagian punggung (thoracal). 

Masalah nyeri di ketiga bagian tubuh itu tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena dapat menghambat aktivitas sehari-hari dan produktivitas kerja.

Gejala Saraf Terjepit di Pinggang

Ilustrasi Saraf Kejepit
Ilustrasi Saraf Kejepit/Shutterstock.

Perlu diketahui bahwa 80% dari kondisi LBP disebabkan oleh masalah di otot pinggang dan dapat ditangani secara konservatif/tanpa operasi, yang meliputi istirahat, obat, fisioterapi, akupuntur, dan lain-lain. Namun tentunya kita harus memberi batas waktu terapi konservatif tersebut, jika tidak ada perbaikan nyeri dalam waktu 6-8 minggu, harus dicari masalah lainnya di samping masalah otot. Keluhan pasien dapat berupa kesemutan yang menjalar ke tangan atau kaki, pinggang, kelemahan/kelumpuhan anggota gerak, ataupun sulit menahan buang air besar atau kecil.

80-85% kasus HNP dapat ditangani tanpa operasi, namun 15-20% diantaranya perlu dilakukan tindakan operasi. Perkembangan teknologi kedokteran di hampir semua lini saat ini mengarah ke teknik minimal invasive.  Demikian juga dengan teknik operasi pada kasus-kasus tulang belakang seperti HNP.  Walaupun tehnik operasi mikrodisektomi untuk kasus HNP tetap merupakan gold standard, namun saat ini berkembang tehnik yang dinamakan Percutaneous Endoscopic Lumbal Discectomy (PELD).

Teknik Operasi PELD untuk Atas Saraf Terjepit di Pinggang

PELD merupakan suatu teknik operasi saraf terjepit, dimana dapat dilakukan dengan bius lokal, hanya memerlukan sayatan sebesar 8mm, dapat dilakukan secara one day care/tanpa rawat inap, waktu operasi 20-40 menit, tidak perlu pemasangan alat implan dan perdarahan yang ditimbulkan sangat minimal. Pengerjaannya dilakukan dengan bantuan lensa dan monitor, sehingga saraf terlihat jelas dan dapat dihindari dari cedera.

Dengan luka sayatan hanya 8mm, teknik PELD memberikan beberapa keuntungan antara lain pasien akan minimal merasakan nyeri pasca operasi, dapat langsung mobilisasi jalan setelah operasi, sehingga pasien dapat lebih cepat untuk kembali beraktifitas atau bekerja.

 

Keberhasilan Operasi PELD Bisa Mencapai 98%

Pasien sering khawatir akan resiko kelumpuhan pada operasi tulang belakang termasuk bagian lumbal. Perlu diketahui bahwa level yang sering terkena HNP pada daerah lumbal adalah level L45 dan L5S1. Pada operasi level L45 dan L5S1, sudah tidak dijumpai saraf yang menggerakkan otot paha dan lutut, sehingga secara teoritis pun hampir tidak mungkin terjadi kelumpuhan setengah badan bawah seperti yang ditakutkan pasien pada umumnya. Dengan indikasi yang tepat serta teknik pengerjaan yang baik, angka keberhasilan operasi PELD dapat mencapai 98%.

Gejala Saraf Terjepit di Bagian Leher

Ilustrasi Saraf Kejepit
Ilustrasi Saraf Kejepit/Shutterstock.

Posisi leher yang salah saat menggunakan laptop atau komputer dapat memicu terjadinya nyeri pada tengkuk atau leher serta kesemutan yang menjalar dari bahu hingga tangan yang terkadang dapat sangat mengganggu aktifitas sehari-hari.

Gejala yang dapat ditimbulkan meliputi nyeri pada tengkuk atau bagian belakang kepala, nyeri pada belikat, kesemutan yang menjalar dari leher ke tangan, baal di tangan, atau bahkan hingga kelemahan pada bahu, siku, maupun jari.

Pada tahap jepitan yang lebih lanjut, dapat ditemukan keluhan myelopathy meliputi gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi gerak halus (seperti mengancing baju, menggunakan sendok, sering menjatuhkan barang) hingga kelumpuhan.

Secara garis besar penanganan saraf terjepit di bagian leher atau HNP cervical meliputi terapi konservatif (tanpa operasi) atau operasi. Terapi konservatif harus diusahakan terlebih dahulu selama 4-6 minggu, karena 80% gejala HNP cervical dapat hilang dengan terapi konservatif yang meliputi obat, fisioterapi, akupuntur, injeksi, dan perbaikan posisi kerja. 20% kasus HNP cervical perlu tindakan operasi.

Teknik Operasi PECD untuk Atasi Saraf Terjepit di Leher

Indikasi operasi pada kasus HNP cervical antara lain jika terapi konservatif sudah gagal, nyeri yang ditimbulkan sangat hebat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sudah terjadi kelemahan anggota gerak atas, dan/atau terdapat gejala myelopathy.

Pilihan operasi pada HNP cervical bermacam-macam. Saat ini dengan perkembangan teknologi kedokteran, operasi HNP cervical dapat dilakukan dengan teknik endoskopi yang disebut dengan Percutaneous Endoscopic Cervical Decompression (PECD), yang dapat dilakukan dari depan leher (anterior) ataupun dari belakang leher (posterior) tergantung lokasi tonjolan bantalan sendi. 

Teknik PECD merupakan teknik minimal invasive yang hanya memerlukan sayatan kecil sekitar 6 mm, menggunakan alat endoskopi berupa tabung yang dihubungkan dengan kamera dan monitor,  sehingga saraf dapat terlihat sangat jelas, waktu operasi singkat sekitar 30 menit, dapat dilakukan secara one day care atau tanpa rawat inap, dan waktu untuk kembali beraktifitas kembali sangatlah singkat. 

Dengan teknik operasi PELD dan PECD, pasien yang mengalami saraf terjepit maupun nyeri pinggang dan leher akut kini tak perlu khawatir. Dengan indikasi yang tepat serta teknik pengerjaan yang baik, resiko dapat diminimalisir.

Untuk pengobatan syaraf terjepit atau HNP, Anda dapat mengunjungi RS EMC Tangerang. Tindakan operasi nantinya akan ditangani Dokter Orthopedi & Traumatologi Konsultan Bedah Tulang Belakang, salah satunya adalah dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K)Spine.

Informasi dan jadwal konsultasi Anda dapat langsung menghubungi Ekha (0878 8989 0102) Call/SMS/WA.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya