Penampilan Serba Hitam Song Hye Kyo dan Jennie BLACKPINK di Acara Pernikahan Picu Perdebatan Budaya

Penampilan serba hitam Jennie BLACKPINK dan Song Hye Kyo di sebuah pernikahan di Seoul memicu diskusi hangat mengenai perbedaan budaya mode pernikahan antara Korea dan Barat, serta memunculkan perdebatan tentang etiket berpakaian di acara pernikahan.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 24 Nov 2024, 04:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2024, 04:00 WIB
Song Hye Kyo Dikabarkan Raup Cuan Rp68 Miliar Tanpa Bekerja Ekstra, Kok Bisa?
Song Hye Kyo di Milan Fashion Week 2024. (dok. Instagram @kyo1122/https://www.instagram.com/p/DAGC13pS-xe/?hl=en&img_index=1/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pernikahan di Seoul baru-baru ini menjadi pusat perhatian publik setelah dua selebritas terkenal, Jennie BLACKPINK dan aktris Song Hye Kyo, menghadiri acara tersebut dengan mengenakan pakaian serba hitam. Penampilan mereka memicu perdebatan sengit di media sosial.

Mengutip laman Kbizoom, Sabtu, 23 November 2024, perdebatan terutama berasal dari kalangan warga asing yang mempertanyakan budaya berpakaian pernikahan di Korea. Unggahan seorang warganet asing di platform media sosial X menyebutkan, "Budaya pernikahan Korea sungguh aneh. Semua orang tampak seperti akan bekerja, lengkap dengan emoji menangis.

Hingga 23 November, unggahan ini telah dilihat lebih dari 2,73 juta kali, menunjukkan betapa viralnya diskusi ini. Jennie, yang hadir di pernikahan tersebut, mengenakan atasan rajut lengan pendek hitam dan celana panjang hitam, sementara Hye Kyo dan lainnya juga memilih pakaian serba hitam.

Komentar dari warganet luar negeri menyoroti perbedaan budaya yang mencolok, dengan beberapa menyatakan, "Jika saya mengenakan sesuatu seperti ini ke sebuah pernikahan di negara saya, saya akan langsung diusir, dan Ini terlihat seperti pemakaman."

Namun, warganet Korea membela pilihan pakaian tersebut, menjelaskan bahwa di Korea, mengenakan warna gelap atau pakaian sederhana adalah bentuk penghormatan kepada pengantin wanita, yang biasanya mengenakan gaun putih. Perdebatan ini semakin menarik perhatian ketika seorang selebritas lain, aktris Lee Yoo Bi, terlibat dalam kontroversi serupa. 

Perdebatan Budaya di Korea

Jennie BLACKPINK (Instagram/@jennierubyjane)
Jennie BLACKPINK (Instagram/@jennierubyjane)

Aktris Lee Yoo Bi dikritik karena mengenakan atasan dan bawahan berwarna merah muda ke pernikahan saudara perempuannya, aktris Lee Da In, dan penyanyi Lee Seung Gi April lalu. Lee Yoo Bi kemudian menjelaskan di acara varietas SBS Strong Heart VS bahwa pilihan pakaian tersebut sebenarnya adalah permintaan dari pihak pengantin. 

Lee Yoo Bi menyatakan, "Pihak pengantin pria menginginkan warna biru, dan pihak pengantin wanita menginginkan warna merah muda, jadi saudara perempuan saya membelikan pakaian itu untuk saya."

Ia mengungkapkan keterkejutannya ketika melihat artikel yang menuduhnya mencoba mempermalukan saudara perempuannya dengan pakaian berwarna cerah. Penjelasannya menyoroti betapa sensitifnya masalah etiket berpakaian di acara pernikahan di Korea.

Diskusi di komunitas daring pun semakin memanas, dengan berbagai pendapat tentang etiket berpakaian di pernikahan. Beberapa komentar menyatakan, "Jika semua orang hanya mengenakan warna hitam, suasananya akan terlalu suram." Sementara yang lain bertanya, "Tidak bisakah mereka menghindari mengenakan warna putih?" 

 

Perbedaan Budaya Barat dan Timur

Ilustrasi pernikahan, menikah, Islami
Ilustrasi pernikahan, menikah, Islami. (Image by teksomolika on Freepik)

Seorang warganet bahkan menyarankan bahwa tren mengenakan pakaian serba hitam mungkin muncul karena kritik keras terhadap warna-warna cerah di media sosial, sehingga orang-orang mulai menyesuaikan diri. Hal ini menunjukkan bagaimana tekanan sosial dan opini publik dapat mempengaruhi pilihan mode individu.

Perdebatan ini tidak hanya mencerminkan perbedaan budaya antara Timur dan Barat, tetapi juga menyoroti bagaimana globalisasi dan media sosial mempengaruhi persepsi budaya dan tradisi. Di satu sisi, ada upaya untuk mempertahankan tradisi lokal, sementara di sisi lain, ada pengaruh dari budaya global yang semakin mendominasi.

Meskipun perbedaan budaya ini dapat memicu kebingungan dan kesalahpahaman, mereka juga membuka dialog tentang bagaimana kita dapat lebih memahami dan menghormati tradisi satu sama lain. Dalam konteks ini, pernikahan bukan hanya tentang dua individu yang bersatu, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat berinteraksi dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

 

Pernikahan Biasanya Menggabungkan Budaya

menentukan tanggal pernikahan menurut primbon jawa
menentukan tanggal pernikahan menurut primbon jawa ©Ilustrasi dibuat Pixabay

Di luar dari bahasan soal pakaian para tamu undangan, sebetulnya pernikahan biasnaya juga merupakan penggabungan budaya. Seperti Malam Berinai yang menjadi momen berharga bagi Pevita Pearce, salah satu aktris Indonesia yang baru dipinang seorang pengusaha asal Malaysia yang juga keturunan India.

Bukan hanya karena merupakan bagian dari rangkaian pernikahan, tetapi juga karena ia merayakannya dengan cinta dan kehangatan bersama keluarga serta sahabat terdekat. Budaya ini termasuk kain sari yang melilit rambut Pevita dalam sanggul sederhana memberi kesan anggun dan tradisional pada penampilannya.

Kemudian perhiasan emas, gelang mencolok, dan anting menjuntai membuat Pevita tampak lebih glamor di acara Malam Berinai. Riasan bold Pevita dengan nuansa cokelat nude juga menciptakan tampilan alami namun kuat, selaras dengan tema tradisional India.

Lalu disebutkan bahwa Malam Berinai yang dijalani Pevita merupakan bagian dari prosesi pernikahan yang bertujuan untuk mendatangkan keberuntungan dan kebahagiaan.

 

Infografis soal data pernikahan
Angka Pernikahan di Indonesia Selama 10 Tahun. (Triyasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya