Liputan6.com, Jakarta Virus COVID-19 varian baru telah ditemukan di Inggris. Virus baru yang diyakini lebih cepat menular dari virus biasa ini bahkan telah ditemukan pula di Singapura.
Guna menghadapi masalah baru ini, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof dr Tjandra Yoga Aditama Sp P(K), MARS, DTM&H, DTCE menyebutkan 3 hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Baca Juga
Ketiga hal tersebut adalah deteksi di pintu masuk negara, mengecek kasus sebelumnya, dan sequencing genetic.
Advertisement
Deteksi di pintu masuk negara dapat dilakukan pada pendatang terutama dari Inggris dan negara-negara lain yang sudah melaporkan adanya kasus akibat varian baru COVID-19.
“Jadi kalau bisa deteksi itu diperkuat terutama untuk yang datang dari Inggris,” ujar Tjandra kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Minggu (28/12/2020).
“Tapi kan sekarang bukan hanya Inggris, sudah ada beberapa negara, jadi dilihat daftar negara mana saja yang sudah terpapar dan harus ada semacam skrining yang tepat.”
Hal kedua yang dapat dilakukan adalah mengecek kasus sebelumnya. Di Inggris sendiri kasus ini sudah terjadi sejak September.
“Mungkin Singapura memantau orang yang datang sejak pertengahan November. Jadi orang yang sudah di Singapura sejak pertengahan November itu dihubungi lagi, dicek.”
“Kita juga sebaiknya mundur ke belakang, lihat orang-orang yang datang dari negara-negara dengan mutasi misal sejak awal Desember dicek keadaannya sehat atau tidak.”
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Sequencing Genetic
Hal ketiga yang tak kalah penting menurut Tjandra adalah melakukan sequencing genetic.
“Orang untuk mengetahui sakit atau tidak biasanya tes PCR atau rapid test antigen, sebenarnya ada cara yang lebih detail lagi Namanya sequencing genetic.”
Sequencing genetic adalah tes yang dapat menemukan ada mutasi atau tidak. Tes ini akan sulit dilakukan pada masyarakat secara menyeluruh. Namun, tetap dapat dilakukan pada orang-orang atau klaster tertentu yang tidak terlalu besar.
Hal yang membedakan sequencing genetic dengan swab test adalah detail hasilnya. Swab test hanya untuk mengetahui apakah ada virus atau tidak. Sedang, pada sequencing genetic, jika ditemukan sebuah virus maka virus tersebut ditelusuri lebih dalam lagi dari segi jenis dan karakteristiknya.
“Jadi ketahuan, apa itu virus biasa atau sudah bermutasi, hasilnya tidak dapat keluar dalam satu hari tidak seperti PCR. Kalau cara mengambil sampelnya sama, pemeriksaannya saja yang berbeda,” pungkasnya.”
Advertisement