Kembangkan iThermowall, Peneliti UI Bagikan Gratis Desain Termometer Ciptaannya

Pengembangan ini berangkat dari penggunaan termometer handheld atau thermogun selama pandemi COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Mei 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2021, 07:00 WIB
Unit iThermowall di Masjid Al Marjan Cipayung Depok
Unit iThermowall di Masjid Al Marjan Cipayung Depok (Dokumentasi UI)

Liputan6.com, Jakarta Peneliti Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) mengembangkan desain pendeteksi suhu tubuh atau termometer otomatis berbasis sensor suhu inframerah yang tidak memerlukan operator untuk pemakaiannya.

Pengembangan itu berangkat dari penggunaan thermogun atau atau termometer handheld selama pandemi COVID-19, yang dioperasikan dengan mendekatkan sensor ke kepala atau tangan, serta menekan tombol "on" pada termometer sehingga tampilan suhu akan terlihat.

Namun, penggunaan termometer ini juga dipengaruhi subyektifitas operator termometer. Selain itu, operator juga dirasa rentan tertular COVID-19 karena pemakaiannya harus dekat dengan orang yang diukur suhu tubuhnya.

Tomy Abuzairi dari Program Studi Teknik Elektro dan Nur Imaniati Sumantri dari Program Studi Teknik Biomedik, yang merupakan dua dosen FTUI, kemudian melakukan pengembangkan termometer yang mereka beri nama iThermowall.

Dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat (30/4/2021), Tomy mengatakan bahwa iThermowall menggunakan sensor jarak untuk memeriksa orang yang ada di depannya.

"Ketika jaraknya mencapai 5 sampai 10 centimeter, maka sensor akan mengkalkulasi suhu tubuh dan kondisi di layar monitor," ujarnya.

Selain itu, menurut Tomy, termometer otomatis ini juga dirancang agar dapat diisi dayanya atau di-charger, ketia baterainya sudah habis.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Desain Dibagikan Secara Gratis

Screening Jamaah Tarawih menggunakan  iThermowall di Masjid Al Marjan Cipayung Depok
Screening Jamaah Tarawih menggunakan iThermowall di Masjid Al Marjan Cipayung Depok (Dokumentasi UI)

Para peneliti mengungkapkan iThermowall juga dilengkapi LED hijau dan merah sebagai penanda suhu tubuh. Apabila normal, maka lampu hijau akan menyala. Sementara merah berarti suhu tubuh tinggi dan alarm akan menyala lima detik.

Desain termometer ini sendiri sengaja dibuat open-source, sehingga semua orang dapat mengakses file desain secara gratis. Sumantri mengatakan, mereka telah mempublikasikannya sejak akhir Desember 2020.

"Sudah banyak pihak yang mencoba membuat dan menduplikasikannya," kata Sumantri.

Ia mengungkapkan, sebuah organisasi nirlaba di Oakland, Amerika Serikat juga telah berdiskusi melalui surel mengenai sensor suhu yang digunakan. Selain itu, siswa di sebuah SMK di Nusa Tenggara Barat juga telah mengontak mereka untuk percobaan pembuatan.

"Yang terakhir adalah pemasangan empat unit iThermowall di Masjid Al Marjan Cipayung Depok, untuk menyaring jamaah pada pelaksanaan sholat Isya dan Tarawih di bulan Ramadhan ini," katanya.

Laporan keakuratan iThermowall telah divalidasi dan dikarakterisasi hasil pengukurannya.

Studi tersebut dapat dibaca di makalah "Infrared thermometer on the wall (iThermowall): An open source and 3-D print infrared thermometer for fever screening" yang dimuat di jurnal HardwareX dan diterbitkan oleh Elsevier.

Infografis GeNose, Alat Deteksi Cepat Covid-19 Karya Anak Bangsa

Infografis GeNose, Alat Deteksi Cepat Covid-19 Karya Anak Bangsa. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis GeNose, Alat Deteksi Cepat Covid-19 Karya Anak Bangsa. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya