Liputan6.com, Jakarta Lonjakan kasus COVID-19 usai Lebaran diprediksi bakal terjadi. Pemerintah perlu melakukan penguasaan data yang kuat agar tepat dalam mengambil keputusan.
"Penting memperkuat data deteksi kasus, sistem pelaporan, pengolahan, analisis hingga interpretasi data yang dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan," kata epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman seperti dilansir Antara.
Baca Juga
Selain itu, aspek-aspek umum di layanan kesehatan juga harus diperkuat misal adanya program jangkauan ke rumah-rumah, penguatan sistem kesehatan (SDM, alat, obat dan lain-lain), menyiapkan mekanisme rujukan serta penguatan "survailans genomic" (di tingkat pusat)
Advertisement
"Memberlakukan pembatasan pergerakan manusia (seperti PPKM) sebelum masa liburan tiba juga harus dilakukan untuk mengurangi risiko penularan," kata Dicky.
Dicky juga mengingatkan pada mereka yang sudah menerima vaksinasi COVID-19 untuk konsisten menjaga protokol kesehatan. Cukup hanya satu orang terinfeksi sudah bisa memperburuk situasi.
Â
Simak Juga Video Berikut
5M dan 3T
Kembali bahwa dengan melakukan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilisasi/interaksi) dan 3T (tracing, testing dan treatment) masih merupakan cara yang paling efektif untuk menanggulangi pandemi selain menguatkan survailans epidemiologi.
Dia menyebut sejauh ini penguasaan data masih berpegang kepada 3T yang sangat berguna untuk identifikasi awal COVID-19 sehingga dapat mencegah penyebaran.
Pemerintah telah menetapkan swab antigen sebagai salah satu metode testing yang dapat digunakan. Tes swab antigen yang bukan cepat tapi juga akurat.
Advertisement