Liputan6.com, Jakarta - Pencinta drama Korea disuguhi banyak judul dengan latar penceritaan yang bikin orang tertarik untuk menonton.
Selain adegan penuh ke-uwu-an yang bikin hati meleyot kata anak sekarang, tidak sedikit drama Korea yang mengangkat tentang sebuah penyakit langka yang diidap karakter utama, yang mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat awam.
Baca Juga
Walaupun bercerita mengenai penyakit langka, orang-orang hebat di balik drakor tersebut mampu mengemasnya dengan sangat baik sehingga para penonton secara tidak langsung menjadi tahu tentang kondisi tersebut.
Advertisement
Berikut daftar penyakit langka yang muncul di drama Korea dan penjelasannya dirangkum Health Liputan6.com :
Simak Video Berikut Ini
1. Mysophobia - Clean with Passion for Now
Coba tunjuk jari yang gregetan saat menonton Clean with Passion for Now. Drama Korea ber-genre romantis-komedi (romkom) yang dibintangi Yoon Kyun-sang dan Kim Yoo-jung, sukses mencuri hati banyak penonton pada medio 2018.
Drakor 16 episode yang saat ini bisa ditonton di Vidio.com, bercerita tentang Jan Seon-gyul (Yoon Kyun-sang), seorang pimpinan di sebuah perusahaan pembersih yang mengidap Mysophobia.
Gara-gara kondisi tersebut, Jan Seon-gyul begitu takut akan kuman, bakteri, atau sesuatu yang kotor.
Saking paranoidnya, sampai-sampai dia enggan memegang apa pun yang sudah disentuh orang lain. Jan Seon-gyul ingin selalu terlihat bersih, sehingga tidak boleh ada satu pun kotoran di sekitarnya.
Ketakutan tersebut terlihat di banyak adegan yang memerlihatkan Jan Seon-gyul selalu menyemprotkan cairan pembersih, bahkan di saat ada orang lain di sampingnya.Â
Tentang Mysophobia
Mysophobia atau fobia akan kuman mengacu pada ketakutan yang tidak sehat terhadap kontaminasi.
Wajar dan normal sebenarnya jika seseorang mengkhawatirkan masalah terkait kontaminasi silang yang terjadi di makanan, cairan tubuh orang lain, atau sekadar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Namun, ketika seseorang mengidap Mysophobia seperti Jan Seon-gyul, kekhawatiran tersebut berubah menjadi paranoid yang cukup 'membebankan'.
Dikutip dari situs Very Well Mind pada Rabu, 2 Juni 2021, fobia satu ini cukup umum dan memengaruhi orang-orang dari semua lapisan masyarakat.
Mysophobia mirip OCD
Sekilas Mysophobia mirip dengan OCD (obsessive-compulsive disorder), lantaran sama-sama takut terkontaminasi. Pun salah satu gejala umum dari kedua kondisi tersebut mirip, yaitu sering mencuci tangan.
Hanya saja, motivasi untuk mencuci tangan di antara pengidap Mysophobia dan OCD berbeda.
Orang dengan OCD dipaksa untuk menghilangkan kesusahan yang mereka alami sebagai akibat dari tidak menyelesaikan tindakan itu sendiri, sementara orang dengan Mysophobia dipaksa untuk menyelesaikan tindakan khusus untuk menghilangkan kuman.
Gejala
Jika seseorang mengidap Mysophobia, orang tersebut mengalami gejala tertentu ketika terkena kotoran atau bakteri, di antaranya:
- Menangis
- Jantung berdegup kencang
- Gemetar
- Berkeringat
Gejala-gejala ini mungkin terjadi hanya ketika objek fobia terlihat, seperti saat berkebun atau ketika Anda yakin bahwa kontak kuman tengah terjadi. Misal, sehabis berjabat tangan dengan seseorang atau menggunakan kenop pintu.
Â
Advertisement
2. Prosopagniosa - The Beauty Inside
The Beauty Inside, drama Korea besutan JTBC yang melejit di tahun yang sama dengan Clean with Passion for Now, juga menceritakan mengenai seseorang yang mengidap kondisi langka.
Han Se Gae (Seo Hyun Jin), seorang aktris kenamaan diceritakan hidup dalam kondisi aneh. Dia bisa mengubah penampilannya setiap saat.
Han Se Gae bisa berubah menjadi sesosok bule, anak kecil, hingga nenek-nenek.
Dia lalu bertemu dengan Seo Do Jae (Lee Min Ki), seorang direktur perusahaan pesawat terbang yang ternyata mengidap Prosopagnosia.
Jika Han Se Gae selalu mengubah wajah dan perilakunya, Seo Do Jae justru tidak mampu mengenal wajah lantaran kondisi yang diidapnya.
Prosopagnosia ada di dunia nyata
Kondisi langka yang diidap Seo Do Jae terkesan hanya ada di Drama Korea saja, tapi faktanya Prosopagnosia ada di dunia nyata.
Prosopagnosia, seperti dikutip dari situs Very Weel Health pada Rabu, 2 Juni 2021, dikenal juga sebagai kebutaan wajah. Pengidap kondisi ini disebut tidak dapat mengidentifikasi anggota teman dekat, bahkan keluarga sendiri.
Pasien Prosopagnosia dipaksa untuk mengembangkan cara yang berbeda dalam mengidentifikasi orang.
Sekitar 100 kasus Prosopagnosia telah didokumentasikan di seluruh dunia dalam literatur medis. Namun, para ilmuwan di Pusat Penelitian Prosopagnosia Universitas Harvard dan Universitas College, London, memertanyakan apakah kelainan ini benar-benar langka atau tidak.
Antara penelitian Pusat dan penelitian dari Institut Genetika Manusia di Jerman, para ilmuwan sekarang percaya bahwa kondisi ini jauh lebih umum. Keduanya menunjukkan bahwa sekitar 2 persen masyarakat umum mungkin memiliki beberapa tingkat prosopagnosia.
Ada dua jenis prosopagnosia, prosopagnosia bawaan dan prosopagnosia akibat kecelakaan.
Prosopagnosia bawaan
Beberapa orang dilahirkan dengan kondisi ini. Anak-anak yang terlahir dengan Prosopagnosia bawaan mungkin tidak menyadari ketidakmampuan mereka dalam mengenali wajah sampai mereka dewasa dan tua.
Beberapa peneliti percaya bahwa Prosopagnosia bawaan tidak disebabkan adanya perbedaan struktural di otak atau kerusakan otak, melainkan memang diturunkan dalam keluarga.
Prosopagnosia kongenital juga dapat terjadi anak autisme. Ketidamampuan mengenali wajah dapat menyebabkan atau berkontribusi pada gangguan keterampilan sosial mereka.
Prosopagnosia akibat kecelakaan
Prosopagnosia juga dapat terjadi setelah kerusakan otak akibat cedera kepala, stroke , atau penyakit neurodegeneratif.
Individu dengan jenis prosopagnosia ini sebelumnya mampu mengenali wajah. Setelah menderita Prosopagnosia, mereka tidak mungkin mendapatkan kembali kemampuan ini.
3. Hyperthymesia - Find Me in Your Memory
Drama Korea berjudul Find Me in Your Memory, tayang pada 2020, menceritakan tentang seorang pria yang tidak dapat melupakan suatu kejadian, dan seorang wanita yang justru tidak bisa mengingat sebuah peristiwa yang pernah dia alami.
Diceritakan Lee Jung-hoon (Kim Dong Wook), seorang pembaca berita yang cukup berpengaruh di Korea Selatan, divonis mengidap Hyperthymesia Syndrome.
Sebuah kondisi yang membuat Anchor-nim tak bisa sedikit pun melupakan peristiwa yang terjadi di hidupnya. Termasuk saat dia melihat kekasihnya mati karena dibunuh.
Gara-gara Hyperthymesia Syndrome yang diidapnya, Lee Jung-hoon kesulitan membuka hati untuk wanita lain lantaran dia masih belum bisa melupakan peristiwa pahit yang menimpa mantan kekasihnya.
Saat Yeo Ha-jin, seorang artis yang pamornya tengah menanjak, berusaha mendekatinya, Lee Jung-hoon sekuat tenaga menjauh.
Yeo Ha-jin yang mengidap kondisi tidak bisa ingat apa pun terkait masa lalu dirinya sendiri karena sebuah kecelakaan, berusaha keras mendekati Lee Jung-hoon.
Ketika akhirnya mereka dekat, Lee Jung-hoon berjanji akan membantu Yeo Ha-jin mengingat kembali semua peristiwa yang pernah dialami. Begitu juga sebaliknya.
Tentang Hyperthymesia Syndrome
Mengutip situs Medical News Today, Hyperthymesia Syndrome sering disebut juga dengan highly superior autobiographical memory (HSAM) atau sindrom mengingat superior.
Sebuah studi pada 2017 menyatakan bahwa orang dengan kondisi serupa karakter Lee Jung-hoon dapat dengan akurat mengingat banyak peristiwa yang pernah terjadi di dalam hidupnya.
Saking superiornya, mereka dengan mudah mengingat tanggal hingga jam kejadian. Itu juga terlihat saat penonton drama Korea Find Me in Your Memory dibawa ke masa kecil Lee Jung-hoon.
Hanya ada 61 orang di dunia
Menurut Jamaicah Hospital, di dunia baru ada 61 orang yang mengalami kelainan ini. Dan, BBC pernah melaporkan sebuah kasus mengenai seorang penulis asal Australia, Rebecca Sharrock, yang ingat saat dia terbungkus selimut merah jambu saat berusia tujuh hari.
Dia bahkan bisa membacakan bagian-bagian dari Harry Potter tanpa melupakan sepatah kata pun. Namun, ada efek samping yang dia terima. Dia selalu mengeluh sakit kepala, insomnia, dan cepat lelah.
Â
Advertisement