Inggris Sebut Varian COVID-19 Delta 40 Persen Lebih Menular, Geser B117 jadi Strain Dominan

Sebelumnya, varian Alpha atau B.1.1.7 menjadi strain dominan dari virus corona COVID-19 di Britania Raya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Jun 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2021, 18:00 WIB
FOTO: Suasana Pagi Pertama Lockdown Nasional Ketiga di Inggris
Seorang pria menyeberang jalan pada pagi pertama penerapan lockdown nasional ketiga di Kota London, Inggris, 5 Januari 2021. Inggris memasuki lockdown nasional ketiga sejak pandemi virus corona COVID-19 dimulai. (AP Photo/Matt Dunham)

Liputan6.com, Jakarta Inggris menyatakan bahwa varian COVID-19 Delta atau B.1.617.2 diperkirakan 40 persen lebih menular bila dibandingkan varian virus corona Alpha atau B.1.1.7.

Meski begitu, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menyebut bahwa orang yang sudah disuntik vaksin COVID-19 dua dosis harusnya terlindungi dari dua varian tersebut.

Dikutip dari Aljazeera pada Senin (7/6/2021), angka 40 persen itu sendiri diumumkan berdasarkan badan penasehat pemerintah ilmiah Inggris yaitu SAGE.

Public Health England (PHE) sendiri telah melaporkan bahwa varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di India itu, saat ini menjadi strain dominan di Inggris menggeser varian Alpha atau B.1.1.7.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

5.472 Penambahan Kasus Varian Delta

Inggris Ragu-ragu Cabut Lockdown
Pejalan kaki berjalan melewati tanda yang menunjukkan jalan ditutup di daerah Soho, pusat kota London, Kamis (3/6/2021). Pemerintah Inggris belum bisa memastikan akan sepenuhnya mencabut lockdown yang berakhir pada 21 Juni nanti meski kasus Covid-19 mengalami tren penurunan. (Tolga Akmen/AFP)

Data COVID-19 PHE tentang varian yang beredar menunjukkan, ada penambahan 5.472 kasus varian Delta hingga 26 Mei, dengan total kasus varian tersebut mencapai 12.431.

Dikutip dari laporan The BMJ, sepekan hingga 2 Juni, terdapat total 278 orang dengan varian Delta yang dirawat di unit gawat darurat, dengan 954 orang dirawat di rumah sakit semalam.

Pekan sebelumnya, 201 orang dengan varian tersebut datang ke fasilitas kesehatan dengan 43 dirawat. Sebagian besar dari mereka mengaku belum divaksinasi.

Sebelumnya digeser dominasinya oleh varian Delta, varian virus corona Alpha sempat membuat Britania Raya melakukan lockdown atau karantina wilayah di bulan Januari 2021.

Ancam Pencabutan Pembatasan

Inggris Ragu-ragu Cabut Lockdown
Orang-orang minum pada waktu makan siang di meja di luar bar ketika pejalan kaki lewat di pusat kota London, Kamis (3/6/2021). Pemerintah Inggris belum bisa memastikan akan sepenuhnya mencabut lockdown yang berakhir pada 21 Juni nanti meski kasus Covid-19 mengalami tren penurunan. (Tolga Akmen/AFP)

Kekhawatiran munculnya varian Delta pun mengancam tenggat waktu sementara pada 21 Juni, di mana pemerintah direncanakan akan mencabut pembatasan kegiatan.

"Kami akan melihat data selama seminggu lagi dan kemudian membuat penilaian," kata Hancock pada Minggu waktu setempat. Ia mengatakan bahwa pemerintah akan benar-benar terbuka apabila akan menunda pencabutan pembatasan.

PHE pada bulan lalu menyatakan bahwa penelitian menunjukkan vaksinasi dua kali sama-sama efektif baik untuk varian Alpha maupun Delta.

"Saran ilmiah terbaik yang saya miliki di sini adalah, setelah satu suntikan, itu tidak cukup melawan varian Delta baru, tetapi setelah dua kali suntik, itu efektif," katanya kepada BBC.

Hancock mengatakan, sejauh ini , angka rawat inap "secara luas datar" dengan sangat sedikit orang yang dirawat usai menerima dua dosis vaksin COVID-19,

Sejauh ini, lebih dari 27 juta orang di Britania Raya telah mendapatkan dua dosis vaksin, dengan lebih dari 50 persennya adalah orang dewasa, dan lebih dari 40 juta orang telah menerima satu dosis.

Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India

Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India
Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya