Jadi Pendengar yang Baik, Hindari Kata Penyemangat yang Mengandung Toxic Positivity

Ketika mendengan curhatan teman atau sahabat, tak jarang seseroang malah melontarkan kata penyemangat yang termasuk toxic positivity.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Jun 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2021, 11:00 WIB
Jangan Memberi Tekanan Lewat Kata Penyemangat
Ilustrasi Curhat Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Ketika mendengar curhatan teman atau sahabat, tak jarang seseroang malah melontarkan kata penyemangat yang termasuk toxic positivity.

Psikolog dari aplikasi konseling Riliv, Prita Yulia Maharani mengatakan bahwa berbicara dengan sahabat atau keluarga adalah langkah yang umum dilakukan ketika mengalami kesedihan.

Membagikan beban serta mendapatkan dukungan bisa membantu membangkitkan semangat. Namun, ada beberapa kata penyemangat yang justru tidak boleh dikatakan kepada teman atau sahabat yang tengah menceritakan masalahnya.

“Kata-kata ini sering kita dengar sebagai penyemangat, tetapi justru berujung meremehkan kesedihan mereka,” ujar Prita mengutip keterangan pers, Senin (21/6/2021).

Kata penyemangat yang negatif disebut juga toxic positivity. Kata-kata ini terdengar sebagai penyemangat, tetapi sebenarnya membuat orang lain jadi sedih karena tidak divalidasi, tambah Prita.

“Saat mendengarkan, penting untuk menerapkan empati atau memahami kondisi orang secara utuh. Toxic positivity membuat kita menekan emosi negatif dengan berusaha menerima emosi positif. Padahal, emosi negatif juga perlu kita terima agar tidak menumpuk.”

Simak Video Berikut Ini

Tidak Semua Orang Ingin Diberi Nasihat

Prita juga menyampaikan bahwa tidak semua orang ingin diberi nasihat. Banyak yang hanya ingin didengarkan saja.

Toxic positivity membuat orang takut berpikir negatif, takut bercerita pada orang lain, mengisolasi diri, dan meningkatkan risiko stres serta kecemasan.

Contoh kata penyemangat yang termasuk toxic positivity dan perlu dihindari adalah “Masih ada yang lebih susah daripada kamu.”

“Ungkapan ini membuat teman atau kerabat yang bercerita merasa dikecilkan masalahnya (dianggap sepele). Kamu tidak mengetahui seberapa besar usaha atau pun perjuangan dia serta hal yang mungkin memperparah kondisinya.”

Rangkaian kata tersebut dapat diubah menjadi “Aku bisa melihat dan merasakan betapa susahnya kamu berjuang menghadapi semuanya.”

Toxic Positivity Lainnya

Selain kata-kata yang terkesan mengecilkan masalah ada pula rangkaian kata yang termasuk toxic positivity yakni “Sudah, jangan terlalu dipikirkan.”

Saat seseorang berusaha bercerita, itu artinya dia berusaha untuk menyingkirkan pikiran itu dengan membagikannya. Tidak tepat jika pendengar menjawab seperti itu.

“Kamu bisa mengapresiasinya dengan ‘Terima kasih sudah bercerita ya’.”

Infografis 29 Daerah di Indonesia Masuk Zona Merah COVID-19

Infografis 29 Daerah di Indonesia Masuk Zona Merah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 29 Daerah di Indonesia Masuk Zona Merah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya