Kritik Vaksinasi Berbayar di RI, WHO: Bisa Timbulkan Masalah Etika dan Akses

WHO mengkritik adanya rencana vaksinasi berbayar yang sedianya akan dilakukan di Indonesia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Jul 2021, 08:45 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2021, 08:45 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Botol bertuliskan "Vaksin COVID-19" terlihat di sebelah logo Sinopharm, 23 November 2020. Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) telah menjamin vaksin COVID-19 buatan Sinopharm halal. (JOEL SAGET/AFP)

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) mengkritik rencana Indonesia untuk menerapkan vaksinasi berbayar untuk COVID-19 atau Vaksinasi Gotong Royong Individu.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ann Lindstrand, Kepala Unit Program Imunisasi WHO dalam konferensi pers mereka pada awal pekan ini, ditulis Jumat (16/7/2021).

Menurut Lindstrand, untuk memberikan dampak vaksinasi terbesar yang paling mungkin adalah memastikan setiap warga memiliki akses yang sama untuk vaksinasi.

"Pembayaran apa pun dapat menimbulkan masalah etika dan akses, serta terutama selama pandemi ketika kita membutuhkan cakupan dan vaksin untuk menjangkau semua yang paling rentan," katanya.

Lindstrand juga menyebut bahwa ada vaksin yang berasal dari COVAX dan disampaikan melalui kerja sama dengan UNICEF, WHO, dan lain-lain. 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Pendanaan dari COVAX

Menurut Lindstrand, karena akses vaksin COVAX gratis, ini berarti hingga 20 persen populasi didanai oleh para penyandang dana dalam kerja sama COVAX Facility.

"Yang membuatnya sama sekali tidak mungkin untuk menarik pembayaran dalam perjalanannya," kata Lindstrand.

Ia menambahkan, tentu dibutuhkan dana pengiriman lain yang biayanya termasuk dalam pengiriman seperti biaya per hari, transportasi, logistik, peralatan rantai dingin, dan lain-lain.

"Tetapi ada pendanaan yang tersedia untuk semua negara AMC (Advanced Market Commitment) melalui bank pembangunan multilateral, bank dunia," kata Lindstrand.

"Dan sekarang juga Open Window dengan pendanaan yang cepat dan dapat diakses dari dukungan pengiriman GAVI COVAX.

WHO Sebut Situasi di RI Sangat Sulit

Sehingga, menurut Lindstrand, tidak ada terlalu banyak pendanaan dalam hal ini.

"Yang penting di sini adalah bahwa setiap orang memiliki hak dan harus memiliki hak untuk mengakses vaksin ini terlepas dari masalah keuangan," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO juga menyebut bahwa Indonesia saat ini tengah mengalami situasi yang sangat sulit.

"Kita harus jauh lebih maju dengan vaksinasi dan Indonesia seharusnya memiliki lebih banyak akses ke vaksin melalui inisiatif seperti COVAX," ujarnya.

"Jadi sekali lagi saya pikir ini menunjukkan bahwa vaksinasi gratis di titik akses dalam kampanye vaksinasi massal untuk memvaksinasi mereka yang paling rentan, untuk memvaksinasi tenaga garis depan adalah rencananya."

Infografis Vaksin Covid-19 Berbayar Vs Vaksin Gratis

Infografis Vaksin Covid-19 Berbayar Vs Vaksin Gratis. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Vaksin Covid-19 Berbayar Vs Vaksin Gratis. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya