Kenapa Tetap Lelah Saat Bangun Tidur Pagi?

Berikut beberapa kemungkinan penyebab rasa lelah setelah bangun tidur

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jan 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi Tidur
Ternyata, jam bangun seseorang bisa mengungkapkan kepribadiannya. (Foto: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang masih tetap merasa lelah setelah bangun tidur. Padahal sudah tidur dengan durasi yang dianjurkan, 6-8 jam.

Terkadang bangun tidur dalam keadaan lelah tidak perlu dikhawatirkan. Namun, sering terbangun dalam keadaan lelah bisa menjadi gejala dari kebiasaan tidur atau ada kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Hal tersebut sangat mungkin terjadi jika seseorang terus merasa lelah berkepanjangan. Jika mengalami kondisi seperti ini, disarankan untuk berkonsultasi pada ahlinya.

Mengutip konselor dan psikoterapis Jayne Leonard dari Medical News Today, hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

1. Inersia tidur

Istilah inersia tidur mengacu pada gangguan kognitif dan sensorik-motorik normal yang terjadi segera setelah bangun tidur. Gangguan terjadi ketika seseorang bangun tiba-tiba dari tidur nyenyak atau gelombang lambat. 

Ini mengakibatkan bagian tertentu dari otak mereka tidak sepenuhnya terjaga.

Batang otak, yang mengontrol fungsi dasar, aktif segera setelah bangun tidur. Korteks prefrontal, yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengendalian diri, dapat memakan waktu hingga 30 menit untuk mengejar ketinggalan.

Beberapa gejala inersia tidur meliputi: mengantuk atau disorientasi, kesulitan berkonsentrasi, pengambilan keputusan yang buruk, kesulitan melakukan tugas motorik halus.

2. Praktik kebiasaan tidur yang buruk

The National Sleep Foundation mendefinisikan kesehatan tidur sebagai berbagai praktek dan kebiasaan yang diperlukan untuk memiliki kualitas malam tidur yang baik dan penuh siang hari kewaspadaan.

Kebiasaan tidur yang buruk dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk. Beberapa contoh praktik kebiasaan tidur yang buruk meliputi:

  • tidak memiliki rutinitas waktu tidur yang teratur, yang mencakup waktu tidur dan bangun yang teratur
  • tidur siang lebih dari 30 menit
  • melihat layar ponsel atau komputer dalam waktu 2 jam sebelum tidur
  • memiliki lingkungan tidur yang terlalu panas, terlalu terang, atau terlalu keras
  • memiliki kasur atau bantal yang tidak nyaman

3. Gaya hidup dan faktor diet yang tidak membantu

Selain kebiasaan tidur yang buruk, beberapa faktor gaya hidup dan pola makan dapat menyebabkan seseorang bangun dalam keadaan lelah. Ini termasuk:

- Tidak cukup berolahraga. Berolahraga setiap hari secara teratur dapat meningkatkan tidur malam yang nyenyak. Namun, orang harus menghindari olahraga berat menjelang waktu tidur, karena ini meningkatkan kewaspadaan dan dapat menunda tidur.

- Mendapatkan paparan cahaya alami yang tidak memadai. Paparan sinar matahari membantu mengatur jam tubuh internal seseorang.

- Mengalami buang air kecil malam hari yang berlebihan, atau nokturia.

- Mengkonsumsi makanan yang mengganggu tidur, seperti makanan yang berlemak, atau pedas.

- Minum kafein atau alkohol sebelum tidur

4. Gangguan tidur

Beberapa orang menemukan bahwa mereka terus bangun dengan lelah meskipun mengatasi praktik tidur yang buruk dan faktor gaya hidup yang tidak membantu. Ini bisa menunjukkan gangguan tidur yang mendasarinya.

Mereka yang menduga bahwa mereka mungkin memiliki gangguan tidur harus menemui dokter untuk diagnosis dan pengobatan.

5. Gangguan gerakan anggota badan berkala

Gangguan gerakan tungkai periodik (PLMD) terjadi ketika seseorang secara berkala dan tanpa sadar menggerakkan anggota tubuhnya saat tidur.

PLMD terutama mempengaruhi tungkai bawah, menyebabkan otot berkedut, gerakan menyentak, atau kelenturan kaki ke atas. Gerakan anggota tubuh berulang ini terjadi setiap 20-40 detik .

PLMD mengganggu tidur dan menyebabkan kelelahan pagi yang mungkin bertahan sepanjang hari.

6. Bruxisme

Bruxism adalah istilah medis untuk menggertakkan atau mengatupkan gigi saat tidur. Ini adalah jenis gangguan gerakan terkait tidur.

Jika bruxism parah, seseorang mungkin mengalami satu atau lebih gejala berikut: sakit kepala, kerusakan gigi, dan gangguan rahang. Kasus bruxism ringan mungkin tidak menyebabkan gejala yang nyata selain kelelahan di pagi hari.

Beberapa orang mungkin sering terbangun dalam keadaan lelah tetapi tidak memiliki gejala lain. Jika ini masalahnya, mereka harus mulai mempraktikkan kebiasaan tidur yang baik dan membuat perubahan gaya hidup lain yang sesuai.

Namun jika seseorang terus bangun dengan lelah meskipun melakukan perubahan di atas, mereka harus menemui dokter. Ini bisa menjadi gejala dari kondisi kesehatan mendasar yang memerlukan perawatan.

Reporter: Lianna Leticia

Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19

Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya