Subvarian BA.2 Omicron Mulai Dominan di RI, Menkes Berharap Tidak Ada Peningkatan Kasus

Hasil genome sequencing pada 8.032 sample di Tanah Air menunjukkan subvarian BA.2 Omicron telah dominan.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 15 Mar 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2022, 15:00 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin melaporkan varian Omicron terdeteksi di Indonesia.
Menkes Budi Gunadi Sadikin melaporkan varian Omicron terdeteksi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut subvarian Omicron BA.2 yang kerap disebut sebagai Son of Omicron atau anak varian Omicron telah ada di Indonesia. Bahkan, kata Budi Gunadi, hasil genome sequencing pada 8.032 sample di Tanah Air menunjukkan subvarian tersebut telah mendominasi.

"Subvarian ini juga sudah ada di Indonesia," ujar Budi Gunadi dalam Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Ratas Evaluasi PPKM yang dilakukan secara daring pada Senin, 14 Maret 2022.

"Dalam dua bulan lebih kita sudah melakukan 8.032 genome sequencing. Di akhir-akhir memang porsi BA.2 ini sudah dominan juga di Indonesia," lanjut Budi Gunadi.

Meski demikian, Budi Gunadi mengatakan Kementerian Kesehatan RI belum melihat adanya peningkatan jumlah kasus terkait subvarian BA.2 Omicron. Dia pun berharap tidak akan melihat kenaikan jumlah kasus COVID-19 kembali.

"Alhamdulillah kita tidak melihat dan mudah-mudahan tidak akan melihat adanya kenaikan kembali dari jumlah kasus."

Adanya peningkatan jumlah kasus dan kematian terkait subvarian BA.2 di beberapa negara lain juga menjadi perhatian Pemerintah. Namun, jumlah kematian akibat COVID-19 yang meningkat di negara lain, seperti di Hong Kong misalnya, juga diakibatkan oleh vaksinasi yang rendah di kalangan lansia.

"Vaksinasi lengkap untuk golongan lansia di Hong Kong masih sangat rendah yaitu sekitar 26 persen. Dan hampir seluruh kematian yang terjadi di Hong Kong, yang memenuhi rumah sakit-rumah sakit itu terjadi di lansia," tutur Budi Gunadi.

Menurut Budi Gunadi, kondisi yang terjadi di Hong Kong merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi Indonesia.

 

Pastikan Percepatan Vaksinasi

Budi Gunadi juga mengatakan, infeksi varian Delta meningkatkan risiko kematian pada pasien COVID-19 hingga empat kali lipat dibandingkan varian Omicron.

Guna mencegah pasien COVID-19 sampai masuk rumah sakit atau pun meninggal adalah dengan memastikan percepatan vaksinasi, ujar Budi Gunadi.

"Khususnya untuk lansia, ayah-ibu kita, kakek-nenek kita yang usia di atas 60 tahun karena sudah terbukti mereka adalah orang-orang atau segmen populasi yang sangat rawan untuk masuk ke rumah sakit dan untuk meninggal," kata Budi Gunadi.

Para lansia perlu mendapat vaksinasi minimal dua dosis. Idealnya, sebut Budi Gunadi, lansia mendapat tiga dosis vaksinasi guna melindungi mereka dari kondisi parah jika terpapar COVID-19.

Infografis

Infografis Jurus Kemenkes Cegah Laju Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jurus Kemenkes Cegah Laju Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya