Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi melantik jajaran Pengurus Besar terbarunya pada Sabtu (12/4), di hadapan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin. Momen ini menjadi lebih dari sekadar seremoni, melainkan titik tolak baru dalam upaya memperkuat ketahanan sektor kesehatan sebagai bagian dari visi besar Indonesia Emas 2045.
Dalam sambutannya, Menkes Budi Gunadi menekankan bahwa sektor kesehatan dan pendidikan adalah dua fondasi utama yang harus diperkuat untuk membawa Indonesia menjadi negara maju. Menurutnya, pembangunan infrastruktur dan hilirisasi industri memang penting, tetapi keduanya tidak akan optimal tanpa kualitas kesehatan masyarakat yang baik.
Baca Juga
“Yang paling penting untuk mencapai Indonesia Emas adalah sektor kesehatan dan pendidikan. Keduanya adalah prioritas tinggi dalam misi besar ini,” ujar Menkes, dikutip dari laman Sehatnegeriku.
Advertisement
Budi juga menggarisbawahi bahwa kualitas kesehatan masyarakat menjadi syarat utama bagi produktivitas nasional.
“Sepintar apa pun manusianya, kalau dia sakit, maka tidak akan menjadi warga yang produktif,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret, pemerintah telah menetapkan enam pilar transformasi kesehatan—mulai dari layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, hingga teknologi kesehatan—yang seluruhnya ditujukan untuk memastikan akses layanan yang lebih merata, berkualitas, dan terjangkau.
Dalam konteks ini, Menkes berharap IDI dapat mengambil peran aktif dan strategis.
“Kami berharap IDI dapat berpartisipasi dalam program transformasi untuk menciptakan akses kesehatan yang lebih mudah, berkualitas, dan terjangkau,” ungkapnya.
Menkes Buka Ruang Dialog dengan IDI
Menkes juga menyoroti pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan dalam menghadapi dinamika dan tantangan sektor kesehatan. Ia membuka ruang dialog dan masukan dari IDI untuk memastikan transformasi berjalan inklusif dan responsif.
“Perbedaan pendapat adalah hal yang normal. Kami tetap akan terbuka untuk diskusi, dan diberi masukan oleh teman-teman IDI,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PB IDI, Dr. dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes, menegaskan bahwa IDI siap melanjutkan kontribusi strategisnya dalam pembangunan nasional, khususnya di sektor kesehatan.
“Tiga tujuan utama IDI adalah menjaga ketahanan nasional di bidang kesehatan, membantu pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta menjaga kompetensi dokter Indonesia melalui pembinaan etika kedokteran,” jelas Slamet.
Advertisement
IDI Garda Terdepan Sistem Kesehatan Indonesia
Ia menambahkan bahwa sejak didirikan pada 24 Oktober 1950, IDI telah menjadi garda terdepan dalam memastikan sistem kesehatan yang andal dan profesional. Peran sosial IDI pun tak bisa dipandang sebelah mata, karena turut menentukan keberhasilan negara dalam menjaga stabilitas sosial, ekonomi, dan pertahanan nasional.
“IDI memiliki peran sosial yang sangat strategis dalam menciptakan masyarakat yang sehat, produktif, dan siap mendukung stabilitas sosial, ekonomi, serta pertahanan negara sebagai bagian dari langkah besar menuju Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
IDI Berkomitmen Jadi Mitra Strategis Pemerintah untuk Kebijakan Kesehatan yang Pro-Rakyat
Slamet juga menegaskan komitmen IDI untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyusun kebijakan yang pro-kesehatan dan pro-rakyat. “Kami berharap IDI tetap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyusun kebijakan kesehatan. IDI adalah rumah besar bagi seluruh dokter Indonesia,” pungkasnya.
Pelantikan ini menjadi pengingat bahwa kerja besar menuju bangsa yang sehat dan kuat tidak bisa dilakukan sendiri. Sinergi antara pemerintah dan profesi medis akan menjadi penentu arah transformasi kesehatan Indonesia ke depan.
Advertisement
