Acha Septriasa Hanya Punya 1 Ginjal, Kondisinya Mirip Penyakit Langka

Baru-baru ini aktris Acha Septriasa mengatakan bahwa dirinya hanya memiliki satu ginjal. Kondisi ini dimilikinya sejak kecil dan baru didiagnosis di usia 18.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Apr 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2022, 13:30 WIB
Kisah Acha Septriasa Hidup dengan Satu GInjal, Kerap Pingsan saat Syuting
Acha Septriasa kini hidup dengan satu ginjal sebelah kriinya. (Sumber: YouTube/Ngobrol Asix)

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini aktris Acha Septriasa mengatakan bahwa dirinya hanya memiliki satu ginjal. Kondisi ini dimilikinya sejak kecil dan baru didiagnosis di usia 18.

“Sebenarnya aku ginjalnya satu itu dari kecil, tapi baru ditemukannya setelah USG, MRI, dan CT-Scan di umur 18 tahun,” kata Acha dalam video yang diunggah di saluran YouTube Ngobrol Asix pada Selasa (5/4/2022).

Pemeran Luna dalam film "My Heart" tidak menyebutkan secara pasti kondisi ginjal yang ia miliki. Namun, dalam dunia medis kondisinya mirip dengan penjelasan terkait Unilateral Renal Agenesis (URA).

Mengutip WebMD renal agenesis adalah kelainan ginjal bawaan yang sudah ada sejak lahir. Di mana satu (unilateral) atau kedua ginjal (bilateral) tidak terbentuk saat bayi berada di dalam rahim.

Renal agenesis jarang terjadi. Tipe unilateral terjadi pada 1 dari setiap 1.000 sampai 2.000 kelahiran hidup. Agenesis ginjal bilateral terjadi pada 1 dari setiap 4.500 kelahiran hidup. Tipe bilateral lebih sering terjadi pada anak laki-laki,” mengutip Webmd Rabu (6/4/2022).

Simak Video Berikut Ini

Penyebab Renal Agenesis

Penyebab pasti dari renal agenesis tidak diketahui, tetapi ini diyakini sebagai kondisi genetik.

Artinya, jika ibu dilahirkan dengan hanya satu ginjal atau kelainan bentuk ginjal lainnya, maka bayinya kemungkinan besar akan mengalami masalah yang sama.

Unilateral renal agenesis sering terjadi pada bayi yang memiliki pertumbuhan yang buruk dalam kehamilan, suatu kondisi yang disebut pembatasan pertumbuhan intrauterin. Ini juga lebih sering terjadi pada anak kembar atau kehamilan dengan anak kembar.

Penelitian menunjukkan, bahan kimia dan perilaku tertentu selama kehamilan dapat meningkatkan risiko renal agenesis. Ini termasuk:

-Konsumsi obat-obatan tertentu.

-Merokok.

-Minum alkohol.

-Mengkonsumsi obat-obatan terlarang seperti kokain.

-Kegemukan atau obesitas.

Gejala Renal Agenesis

Jika bayi lahir dengan URA, mereka bisa saja tidak memiliki gejala atau disabilitas lahir lainnya.

Sebagian besar bayi menjalani kehidupan normal tanpa masalah lain dan terkadang kondisi ini bahkan tidak ditemukan sampai di kemudian hari seperti yang terjadi pada Acha.

Satu ginjal yang mereka miliki akan tumbuh lebih besar untuk melakukan pekerjaan dua ginjal.

Terkadang bayi dengan URA lahir lebih awal dan memiliki alat kelamin yang tidak teratur. Beberapa orang mungkin memiliki masalah kencing di kemudian hari. Ini dapat mencakup:

-Adanya aliran balik urin dari kandung kemih ke dalam tabung, yang disebut ureter, dan kadang-kadang ginjal.

-Tekanan darah tinggi.

-Kerusakan ginjal yang menyebabkan protein tinggi dalam urin

-Gagal ginjal.

Sedangkan, bayi yang lahir dengan bilateral renal agenesis membutuhkan perawatan medis di dalam rahim untuk bertahan hidup. Tanpa ginjal, mereka tidak dapat membuat urin untuk cairan ketuban. Organ lain mungkin tidak tumbuh. Mereka mungkin hanya bertahan hidup beberapa jam atau beberapa hari setelah lahir karena masalah paru-paru yang parah.

 

Infografis Sudah Vaksinasi COVID-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya