Liputan6.com, Jakarta Adanya ancaman hepatitis misterius yang belum diketahui penyebabnya membuat publik bertanya-tanya, apakah sekolah tatap muka akan ditunda atau tidak. Apalagi kasus hepatitis akut misterius ini menyerang anak-anak di bawah 16 tahun, bahkan lebih banyak di bawah 10 tahun.
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro - Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Muzal Kadim mengatakan, belum ada kebijakan Pemerintah maupun rekomendasi dari IDAI terkait penundaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Baca Juga
"Sampai saat ini belum ada keputusan IDAI berkaitan hepatitis akut dengan PTM. Kita masih tidak tahu dalam perkembangan lebih lanjut karena kita masih investigasi (dugaan kasus), apakah benar-benar sudah masuk Indonesia atau kasus-kasus sporadis," kata Muzal saat sesi Media Interview Group: Hepatitis Akut yang Belum Diketahui Etiologinya, ditulis Senin (9/5/2022).
Advertisement
"Kami belum memutuskan itu (penundaan PTM).
Walau begitu, jika kasus hepatitis misterius atau yang disebut Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) berpotensi meluas, maka tidak menutup kemungkinan, Pemerintah akan mempertimbangkan kembali PTM.
"Jika potensi kejadian menjadi lebih besar dan lebih berbahaya lagi, ya bisa saja kebijakan PTM berubah. Tentunya, kita masih melihat perkembangan terus-menerus setiap saat. Kita lihat nanti situasi ke depannya seperti apa," imbuh Muzal.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sekolah Masuk Tanggal 12 Mei 2022
Hingga saat ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI belum ada pengumuman resmi mengenai PTM terkait ancaman hepatitis akut misterius. Pasca libur Lebaran 2022, siswa masuk sekolah dijadwalkan pada tanggal 12 Mei 2022.
Kemendikbud Ristek memperpanjang libur sekolah selama tiga hari, semula 9 Mei menjadi 12 Mei 2022. Adanya penambahan libur sekolah sebagai langkah antisipasi kemacetan yang diprediksi akan terjadi saat arus balik mudik Lebaran 2022.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy, libur sekolah yang diperpanjang diharapkan tidak memengaruhi ketertinggalan proses pembelajaran (learning loss).
"Penundaan jadwal masuk (sekolah) tidak memengaruhi proses pembelajaran dalam mengejar ketertinggalan (learning loss) sebagai dampak pandemi (COVID-19) yang dilalui selama dua tahun ini dan telah banyak berpengaruh pada kualitas pendidikan anak-anak," ucap Muhadjir di Jakarta, ditulis Minggu (8/5/2022).
"Oleh karena itu, kehadiran anak-anak di sekolah dalam proses pembelajaran tetap penting untuk mengejar ketertinggalan tersebut, dengan tetap memerhatikan disiplin protokol kesehatan."
Advertisement
Perubahan Jadwal Masuk Sekolah
Muhadjir Effendy menyebut, keputusan mengubah jadwal masuk sekolah setelah Lebaran 2022 menjadi tanggal 12 Mei 2022 adalah langkah yang tepat. Terlebih, puncak arus balik mudik Lebaran 2022 diprediksi naik pada 8 Mei 2022.
Langkah mengubah jadwal masuk sekolah bertujuan menghindari kemacetan parah di puncak arus balik mudik yang akan terjadi pada 6 sampai 8 Mei 2022.
"Perubahan tanggal masuk sekolah setelah libur lebaran ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas pada arus balik Lebaran 2022," jelas Menko PMK melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.
"Mudah-mudahan, kebijakan ini (perpanjangan libur sekolah) bisa mengatasi kemacetan dan kepadatan lalu lintas yang kita khawatirkan terjadi di puncak arus balik."
Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten telah mengeluarkan surat edaran terkait jadwal masuk sekolah menjadi 12 Mei 2022 sesuai arahan pemerintah pusat.
Kebijakan tersebut dibuat agar tidak ada kepadatan lalu lintas yang datang ke wilayah yang memiliki banyak penduduk mudik, seperti dari Banten ke Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kota Tangerang.
Infeksi Virus Hepatitis
Secara umum, Muzal Kadim menjelaskan, gambaran infeksi virus Hepatitis yang banyak menyerang anak. Hepatitis adalah suatu peradangan hati atau inflamasi hati, baik berat maupun ringan. Inflamasi bisa disebabkan berbagai macam faktor.
"Bisa penyebabnya imun rentan, infeksi, autoimun, dan obat-obatan. Bisa juga karena iskemik misalnya kekurangan pada kondisi-kondisi tertentu. infeksi sendiri sebagai penyebab yang terbanyak pada anak adalah yang paling banyak," jelasnya.
"Infeksi-infeksi sendiri juga bisa berbagi sebab, antara lain virus maupun bakteri juga jamur. Parasit yang paling banyak adalah infeksi virus. Infeksi virus yang menyerang sel hati secara langsung dan paling sering menyebabkan infeksi virus Hepatitis pada anak."
Infeksi virus Hepatitis sendiri akan merusak hati secara langsung atau mengeluarkan zat-zat untuk menghancurkan virus. Tetapi tidak hanya virus yang hancur atau rusak, melainkan hati juga bisa menjadi rusak karena tubuh menghancurkan sel virus Hepatitis.
"Di dalam sel hati akan semakin banyak sel hati yang hancur dan rusak, maka akan semakin berat hepatitisnya. Bahkan dalam kondisi tertentu bisa menyebab menyebabkan hepatitis fulminan atau hepatitis akut berat, yang menyebabkan kegagalan hati," papar Muzal.
"Terkadang para dokter juga sulit untuk menangani dan juga angka kematiannya tinggi, bahkan ya kita memerlukan transplantasi hati."
Advertisement