Liputan6.com, Jakarta Usai menjalankan vaksinasi booster alias dosis ketiga COVID-19, beberapa negara seperti Chili, Israel, dan Jerman meluncurkan vaksinasi dosis keempat.
Penelitian yang didanai Pemerintah Inggris menunjukkan, dosis keempat Pfizer atau suntikan COVID Moderna memberikan dorongan substansial untuk kekebalan terhadap virus.
Baca Juga
Penelitian terhadap sekitar 160 warga Inggris berusia 50-80 menemukan bahwa orang yang divaksinasi empat kali memiliki sel T tujuh kali lebih banyak dan antibodi dua kali lebih banyak.
Advertisement
Temuan ini membuka jalan bagi jutaan warga Inggris lainnya untuk mendapatkan vaksin dosis keempat akhir tahun ini.
Sementara Israel dan Jerman telah meluncurkan dosis keempat untuk seluruh populasi mereka sejak Maret, saat ini Inggris hanya memberikan dosis keempat bagi penghuni rumah perawatan dan pasien yang sakit parah di atas usia 75-an.
Kepala Kesehatan Inggris telah mengonfirmasi skema vaksin COVID musim gugur akan dilanjutkan, meskipun mereka belum memutuskan kelompok mana yang memenuhi syarat.
Namun penelitian tersebut mengungkapkan, orang yang memiliki tingkat antibodi dan sel T yang tinggi sebelum mereka diberi dosis keempat hanya mendapat sedikit pengaruh terkait kekebalan.
“Orang-orang ini mungkin baru saja terinfeksi atau baru saja mendapatkan dosis ketiganya, yang berarti kekebalan mereka belum lama berkurang,” mengutip Daily Mail, Selasa (10/5/2022).
Dosis keempat sedang dibagikan kepada beberapa warga Inggris sekitar 6 bulan setelah vaksin terakhir mereka.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penerima Vaksin Keempat
Penerima vaksin keempat adalah kelompok yang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius, rawat inap, dan kematian jika mereka tertular virus.
Penyuntikan dosis keempat bertujuan mempertahankan tingkat kekebalan yang tinggi sebagai tindakan pencegahan terhadap wabah.
Para peneliti mengatakan masih ragu apakah dosis keempat harus diberikan kepada kelompok yang lebih muda, karena mereka berisiko lebih rendah terkena virus.
Sebagai bagian dari studi terbaru, tim yang dipimpin oleh para peneliti di University of Southampton, menyuntik 166 orang dengan dosis keempat Pfizer atau Moderna.
Semua peserta sebelumnya telah menerima dua dosis Pfizer atau AstraZeneca, diikuti dengan dosis ketiga Pfizer yang diberikan sekitar tujuh bulan sebelum dosis keempat.
Pasien menjalani tes darah dua minggu setelah dosis keempat mereka untuk memeriksa antibodi dan tingkat sel T.
Hasil mereka dibandingkan dengan tes darah yang mereka ambil empat minggu setelah dosis ketiga.
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Lancet Infectious Diseases, menunjukkan suntikan keempat meningkatkan kekebalan ke tingkat yang mirip atau mungkin lebih baik daripada respons puncak setelah dosis ketiga.
Advertisement
Tingkat Antibodi Setelah Dosis Keempat
Tingkat antibodi setelah dosis keempat Pfizer adalah 60 persen lebih tinggi dari empat minggu setelah dosis ketiga, yang menurut para ilmuwan adalah peningkatan yang signifikan.
Di antara mereka yang diberi Moderna dosis keempat, tingkat antibodinya 2,19 kali lebih tinggi.
Tim tersebut mengatakan tingkat sel T juga meningkat 7,32 kali lipat di antara penerima Pfizer dan 6,22 kali lipat pada kelompok Moderna.
Tetapi para ilmuwan mendesak agar tidak membandingkan merek vaksin. Mereka mengatakan hasilnya dapat dipengaruhi oleh waktu vaksin yang diberikan kepada para peserta dalam dua gelombang.
Antibodi bekerja untuk menghentikan infeksi dengan menyerang virus, mencegahnya mengikat dan menginfeksi sel.
Tetapi jika virus melanggar pertahanan itu, sel-T dapat mengidentifikasi dan membunuh sel-sel yang terinfeksi untuk menghentikan penyebarannya lebih jauh.
Sementara itu, wabah di Inggris telah merosot ke ukuran terendah sejak sebelum Omicron lepas landas. Kasus COVID Inggris yang bebas pembatasan telah jatuh ke ambang level terendah dalam lima bulan, menurut data resmi pemerintah setempat.
Analis pelacak virus di Kantor Statistik Nasional (ONS) memperkirakan 1,59 juta orang terinfeksi hingga 30 April, ini turun sepertiganya dibanding minggu sebelumnya. Ini menandai proyeksi terendah sejak 19 Desember.
Tetap Memberi Perlindungan Tingkat Tinggi
Para ahli mengatakan, tren penurunan infeksi di semua wilayah dan kelompok umur adalah kabar yang sangat baik, mencatat bahwa sementara COVID-19 belum berakhir, “Kita telah melewati yang terburuk.”
Meskipun kekebalan vaksin terhadap infeksi berkurang dari waktu ke waktu, vaksin tetap memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah.
Profesor Faust, ahli imunologi pediatrik dan penyakit menular di University of Southampton, mengatakan orang-orang dari segala usia dalam penelitian ini menerima manfaat penambahan antibodi, tetapi manfaat yang paling besar terlihat pada orang tua, yang perlindungan vaksinnya berkurang paling cepat.
Namun, para peneliti mencatat bahwa beberapa peserta dalam penelitian ini mempertahankan tingkat antibodi dan sel T yang tinggi bahkan sebelum mendapatkan dosis keempat.
Jika temuan ini terlihat dalam penelitian lain, bisa jadi karena perlindungan vaksin jangka panjang atau dari infeksi baru-baru ini, kata tim tersebut.
Kelompok ini hanya mendapat sedikit dorongan untuk kekebalan virus mereka dari tusukan keempat, menunjukkan ada 'batas' untuk jumlah perlindungan yang dapat dimiliki seseorang terhadap COVID, kata para peneliti.
Temuan ini penting bagi pembuat kebijakan karena menunjukkan beberapa orang mungkin mendapat manfaat lebih sedikit dari suntikan keempat, tambah mereka.
Sementara itu, hasil menunjukkan bahwa sakit lengan dan kelelahan adalah efek samping dari suntikan yang paling banyak dikeluhkan.
Advertisement