Satgas COVID-19 Tegaskan WHO Belum Cabut Status Pandemi

Situasi dunia sekarang masih kategori 'pandemi' COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Mei 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2022, 17:00 WIB
Wiku Adisasmito
Pada konferensi pers Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Media Center GPDRR di Bali, Jumat (27/5/2022), Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menekankan situasi COVID-19 di Indonesia yang terkendali harus dapat dijaga dan dipertahankan. (Dok Officer GPDRR 2022)

Liputan6.com, Bali - Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, sampai saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mencabut status 'pandemi.' Walaupun sejumlah negara sudah bergerak ke arah endemi, status COVID-19 global tetap menunggu keputusan WHO.

"Pada prinsipnya, situasi dunia sekarang masih pandemi. Kasus COVID-19 di Indonesia relatif terkendali dan kondisi ini harus tetap dipertahankan," ucap Wiku saat konferensi pers di Media Center 7th Global Platfrom For Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Nusa Dua Bali, Bali, ditulis Senin (30/5/2022).

Data Satgas mencatat, perkembangan COVID-19 di Indonesia per 22 Mei 2022, saat ini kondisi kasus nasional masih tergolong terkendali pasca periode libur panjang Lebaran 2022 dengan mobilitas dan aktivitas masyarakat yang tinggi.

Jika pada tiga tekan lalu, kasus COVID-19 bertambah sekitar 1.300 kasus, sedikit mengalami kenaikan menjadi 2.300 kasus. Pada pekan lalu, angkanya kembali menurun pada kisaran 1.500 kasus.

Kenaikan kasus yang sempat terjadi cenderung tidak signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan kasus pada periode libur panjang sebelumnya. Apalagi pada tanggal 15 Mei 2022, ada 24 provinsi yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 mingguan di tengah penurunan kasus positif nasional.

Lalu, pekan ini provinsi yang mengalami penurunan kasus positif sudah jauh lebih sedikit. Menilik situasi Indonesia yang juga diharapkan terkendali di negara lain, status 'pandemi' berpeluang dicabut WHO.

"Apabila banyak negara makin bisa mengendalikan kasusnya seperti Indonesia, tidak tertutup kemungkinan status 'pandemi' global bisa dicabut oleh WHO," imbuh Wiku.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penularan COVID-19 dapat Ditekan

Arus Balik Mudik Lebaran 2022 di Stasiun Pasar Senen Mulai Ramai
Penumpang kereta api Dharmawangsa dari Surabaya tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Kamis (5/5/2022). Sebanyak 38.400 penumpang yang berangkat dari seluruh stasiun KA Jarak Jauh tiba di area Daop 1 Jakarta pada H+3 lebaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pada konferensi pers sebelumnya, Wiku Adisasmito mengatakan, kenaikan mobilitas pasca libur Lebaran 2022 yang bahkan tertinggi selama pandemi terlihat penularan kasus positif COVID-19 kini dapat ditekan. 

Dari pengalaman sebelumnya pada penanganan COVID-19, adanya kenaikan mobilitas masyarakat akan diikuti tren kenaikan kasus positif. Saat ini, meskipun masih ada peningkatan mobilitas, khususnya pada sektor retail sejak Maret 2022, tidak diikuti kenaikan kasus positif.

Bahkan penambahan harian angka COVID-19 nasional tetap menunjukkan penurunan.

"Ini adalah kabar baik yang penting untuk terus dipertahankan ke depannya," kta Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (18/5/2022).

Dari kondisi kasus COVID-19 di tingkat nasional, Indonesia terus menunjukkan perbaikan pada indikator kasus aktif dan kesembuhan dengan angka di atas rata-rata dunia. Walau begitu, pada indikator kematian masih bertahan pada angka yang sama, bahkan masih di atas rata-rata dunia.

Persentase dan jumlah kematian akibat COVID-19 di Indonesia cenderung tetap dibandingkan pekan sebelumnya, yaitu 2,59 persen. Sementara itu, jumlah orang meninggal rata-rata dalam tiga bulan terakhir terus menurun dan sekarang rata-ratanya di angka 13 kasus.

Belum Ada Lonjakan Kasus COVID-19

Arus Balik Mudik Kereta Api
Penumpang kereta api Argo Lawu dari Solo menuruni tangga pintu keluar di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (17/5/2021). Kepala Humas PT KAI Daop I Eva Chairunisa mengatakan, pada hari ini diperkirakan akan ada 2.100 penumpang kereta api jarak jauh yang akan tiba di Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perkembangan kasus aktif di tingkat nasional per 18 Mei 2022, Wiku Adisasmito melanjutkan, tren kasus tetap menunjukkan penurunan yang baik menjadi 0,08 persen pada pekan terakhir. Angka ini lebih rendah sekitar 4 persen di bawah rata-rata dunia.

Data per 8 Mei 2022, jumlah kasus aktif terdapat 6.000 orang penderita COVID-19. Namun, pada 15 Mei 2022 turun menjadi sekitar 4.700 orang.

Dari data kesembuhan terlihat pada pekan lalu, terjadi peningkatan jumlah orang sembuh pada level nasional. Pada pekan ini, terdapat sekitar 3.600 orang sembuh, dengan persentasenya sebesar 97,34 persen.

"Jika dibandingkan dengan dunia, Indonesia masih bertahan sekitar 3 persen di atas rata-rata dunia," terang Wiku.

Perlu juga mencermati detail pada kasus aktif di 34 Provinsi. Ada 18 provinsi di antaranya menunjukkan penurunan sehingga menunjukkan sudah semakin rendahnya potensi penularan di tengah masyarakat. Hal ini didukung penanganan pasien yang baik sehingga orang yang tertular segera sembuh.

Kabar baiknya dari provinsi-provinsi yang saat ini teramati, kenaikan kasus COVID-19 belum menjadi lonjakan kasus yang signifikan.

Kunci Terkendalinya Kasus COVID-19

Stasiun Gambir
Porter menawarkan jasa mengangkut barang bawaan pemudik dI Stasiun Gambir, Jakarta, Minggu (9/6/2019). Pada H+4 Lebaran yang merupakan puncak arus balik lebaran, sebanyak 78.249 orang tiba di Jakarta melalui Stasiun Gambir sejak 6 Juni 2019 sampai dengan hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meski demikian, bila terjadi kenaikan kasus COVID--19 harus segera ditekan dengan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan yang menjadi kunci terkendalinya kasus.

"Upaya ini juga perlu diperkuat dengan kesadaran tinggi untuk dites apabila memiliki riwayat perjalanan jarak jauh, riwayat mengunjungi lokasi keramaian, serta merasa kurang sehat dan bergejala," Wiku Adisasmito menambahkan.

Para kepala daerah dari provinsi-provinsi diminta harus segera mencegah terjadinya kenaikan kasus COVID-19 yang lebih tinggi lagi. Gencarkan upaya testing, tracing, dan treatment.

"Tidak lelah saya ingatkan, mari lindungi kelompok rentan di sekitar kita. Seperti para penderita komorbid, anak-anak, orang lanjut usia, hingga mereka yang belum dapat divaksin," pungkas Wiku.

"Jangan sampai kita tertular dan menjadi sumber penularan, terlebih di tengah potensi adanya orang tanpa gejala. Pastikan jangan bawa virus pulang."

Infografis Respons WHO Terkait Pencabutan Aturan Pembatasan Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Respons WHO Terkait Pencabutan Aturan Pembatasan Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya