Liputan6.com, Jakarta - Puskesmas menjadi fasilitas layanan kesehatan yang paling banyak diakses lansia selama pandemi COVID-19. Apalagi bagi lansia yang tinggal di Indonesia Timur, yang mana puskesmas termasuk fasilitas kesehatan yang terbilang dekat.
Hasil di atas berdasarkan 'Survei Kesejahteraan Lansia' yang dilakukan Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia PERGEMI, bertepatan dengan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) pada 29 Mei 2022. Survei ini merupakan survei untuk kelompok lanjut usia (lansia) terbesar di Indonesia.
Baca Juga
Survei yang melibatkan 816 responden terdiri atas 57,2 perempuan dan 42,8 laki-laki yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia pada 9–22 Mei 2022 merinci persebaran akses fasilitas kesehatan yang didatangi lansia saat pandemi.
Advertisement
Dalam peluncuran hasil Survei Nasional Persepsi Lansia di Masa Pandemi - PERGEMI Untuk Negeri pada Minggu, 29 Mei 2022 terpampang, layanan kesehatan lansia yang dapat diakses saat pandemi. Rinciannya, antara lain (dalam persen):
Indonesia Bagian Barat
- Puskesmas 32,9
- Klinik 19,9
- Posyandu Lansia 3,5
- Rumah Sakit 5
Indonesia Bagian Tengah
- Puskesmas 39,6
- Klinik 23,3
- Posyandu Lansia 4,4
- Rumah Sakit 6
Indonesia Bagian Timur
- Puskesmas 46,7
- Klinik 23,3
- Posyandu Lansia 10,0
- Rumah Sakit 0,0Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rentang Usia Lansia Akses Layanan Kesehatan
Pada 'Survei Kesejahteraan Lansia' juga dirinci seberapa besar persentase lansia dari segi rentang usia yang mengakses layanan kesehatan selama pandemi COVID-19. Rinciannya, antara lain (dalam persen):
60-69 tahun
- Puskesmas 38,4
- Klinik 17,0
- Posyandu Lansia 4,7
- Rumah Sakit 5
70-79 tahun
- Puskesmas 21,9
- Klinik 37,7
- Posyandu Lansia 1,4
- Rumah Sakit 0,0
80 tahun ke atas
- Puskesmas 14,8
- Klinik 22,2
- Posyandu Lansia 0,0
- Rumah Sakit 0,0
Mayoritas responden merasa pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Pemerintah perlu ditingkatkan. Hal ini terpampang dalam survei 'Kondisi Layanan Kesehatan Pemerintah Untuk Lansia.' Survei ditujukan kepada lansia yang pernah mengakses layanan kesehatan.
Hasil survei menunjukkan, pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Pemerintah untuk lansia sudah baik/memuaskan (48,9 persen). Sebanyak 51,1 persen menunjukkan, pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Pemerintah untuk lansia perlu ditingkatkan.
Survei juga mencatat, mayoritas lansia di Indonesia Timur mempersepsikan adanya layanan geriatri (77,3 persen) dibandingkan lansia di wilayah lain. Layanan geriatri merupakan layanan atau perlakukan khusus bagi pasien lansia seperti fasilitas khusus atau antrean khusus untuk lansia. Rinciannya (dalam persen):
Indonesia Bagian Barat
- Tidak ada layanan geriatri 35,4
- Ada layanan geriatri 64,6
Indonesia Bagian Tengah
- Tidak ada layanan geriatri 44,7
- Ada layanan geriatri 55,3
Indonesia Bagian Timur
- Tidak ada layanan geriatri 22,7
- Ada layanan geriatri 77.,3
Â
Advertisement
Layanan BPJS Kesehatan Perlu Ditingkatkan
Sebanyak 45,3 persen responden dalam 'Survei Kesejahteraan Lansia' merasa layanan BPJS Kesehatan perlu ditingkatkan. Sedangkan 51,1 persen responden merasa layanan kesehatan pemerintah perlu ditingkatkan.
PERGEMI merekomendasikan perlu ada peningkatkan pelayanan kesehatan bagi lansia secara gratis atau dengan biaya terjangkau di tempat yang mudah diakses. Misalnya, memanfaatkan Posyandu Lansia dan Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan.
Kemudian memudahkan administrasi BPJS Kesehatan untuk lansia seperti antrean khusus atau pelayanan yang lebih cepat.
Dari segi administrasi BPJS Kesehatan yang diperlukan, baik di puskesmas atau di rumah sakit tidak terlalu rumit bagi lansia. Lansia biasanya selalu diarahkan kebutuhan untuk berobat ke rumah sakit.
Selama mengikuti prosedur dan arahan yang disampaikan dari pihak Puskesmas atau rumah sakit, lansia dapat memanfaatkan penggunaan Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN - KIS) untuk berobat.
Kesejahteraan Lansia Cukup Baik
Survei 'Survei Kesejahteraan Lansia' dari PERGEMI meliputi kesejahteraan pribadi (personal well-being), pengalaman vaksin COVID-19, persepsi terhadap layanan kesehatan, dan persepsi terhadap peran pemerintah.
Metode survei menggunakan tele survei yaitu metode survei yang dilakukan secara jarak jauh dengan menggunakan perangkat komunikasi. Pekerjaaan responden berusaha sendiri atau wiraswasta atau pedagang 52,3 persen, buruh (12,2 persen), petani atau nelayan (8,0 persen), freelance atau tidak tetap (5,0 persen), berkebun (3,4 persen), sopir atau ojek online (3,1 persen).
Kemudian pengajar atau guru atau dosen (dengan status tetap) (2,7 persen), karyawan swasta (2,3 persen), ibu rumah tangga (1,9 persen) dan lainnya (penjahit, asisten rumah tangga) (9,1 persen).
Hasil survei menunjukkan kondisi well-being lansia di Indonesia pada masa pandemi COVID-19 masih cukup baik dari skala 1-10. Skor well-being lansia perempuan (7,7) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (7,2).
Dari aspek sosial, mayoritas lansia memiliki kepuasan yang baik terkait hubungan dengan keluarga, masyarakat dan merasa aman.
Advertisement