Liputan6.com, New Delhi - India pada Selasa, 6 September 2022, menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 yang diberikan melalui hidung (nasal). Vaksin bebas jarum suntik ini dikembangkan secara lokal guna mendorong industri farmasi di negara tersebut.
Vaksin intra-nasal ini dikembangkan oleh pembuat Covaxin, Bharat Biotech bersama dengan Washington University St Louis. Lampu hijau dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) disebut telah dikantongi sejak November 2021.
Baca Juga
Regulator obat India atau Drugs Controller General of India (DCGI) VG Somani memberikan otoritas penggunaan darurat vaksin iNCOVACC (BBV154) sebagai dosis utama bagi seseorang di atas 18 tahun yang belum divaksinasi, bukan sebagai booster.
Advertisement
"Langkah ini akan semakin memerkuat perjuangan kolektif kita melawan pandemi," kata Menteri Kesehatan, Masukh Mandaviya di Twitter seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Rabu, 7 September 2022.
Dalam sebuah pernyataan disebutkan bahwa Bharat Biotech melakukan uji coba fase ketiga di 14 lokasi di seluruh India dan menemukan bahwa keamanannya 'sangat sebanding' dengan vaksin lain. Data pengembangan akan diserahkan ke jurnal peer-review dan dirilis ke publik.
Ketua dan Direktur Pelaksana Bharat Biotech, Dr Krishna Ella menyebut bahwa vaksin COVID-19 yang diberikan melalui hidung ini sebagai 'pengubah permainan global' dalam teknologi dan sistem pengiriman vaksin intra-nasal.
"Permintaan vaksin COVID-19 masih rendah tapi pengembangan produk vaksin intranasal terus kami lakukan untuk memastikan bahwa kami siap dengan platform teknologi untuk penyakit menular di masa depan," katanya.
Belum Jelas Kapan Akan Tersedia untuk Umum
Masih belum jelas kapan produk tersebut akan tersedia untuk penggunaan umum. Perusahaan hanya mengatakan akan diluncurkan pada waktunya.
Persetujuan penggunaan darurat vaksin COVID-19 melalui hidung muncul dua hari setelah China meluncurkan vaksin COVID-19 inhalable pertama di dunia , Convidecia Air, yang diberikan melalui nebuliser.
Kasus COVID di India
India dilanda lonjakan besar dalam kasus COVID-19 tahun lalu yang membuat sistem perawatan kesehatannya hampir runtuh. Lalu, pasokan oksigen habis, dan pasien berjuang untuk mendapatkan obat dari apotek yang menipis.
Lebih dari 200.000 orang meninggal dalam beberapa minggu, menurut angka resmi, meskipun para ahli percaya jumlah korban sebenarnya beberapa kali lebih tinggi.
India telah memberikan lebih dari 2 miliar dosis vaksin, menginokulasikan sepenuhnya lebih dari dua pertiga dari 1,4 miliar penduduknya.
Advertisement
Tentang Bharat Biotech
Dikutip dari situs Livemint, Bharat Biotech yang berbasis di Hyderabad telah membangun kemampuan manufaktur besar untuk vaksin di Gujarat, Karnataka, Maharashtra dan Telangana.
Dengan disetujuinya penggunaan darurat ini, produk akan diluncurkan dan tersedia untuk digunakan di seluruh negeri. Uji coba vaksin dilakukan di sembilan lokasi di seluruh India. Vaksin ini stabil pada suhu 2-8 derajat Celsius, memungkinkan penyimpanan dan distribusi yang mudah.
"Peningkatan Besar untuk Perjuangan India Melawan COVID-19," kicau Menkes Mansukh.
"Vaksin hidung rekombinan ChAd36-SARS-CoV-S covid-19 (vektor adenovirus simpanse) dari Bharat Biotech disetujui oleh @CDSCO_INDIA_INF untuk imunisasi primer terhadap COVID-19 pada kelompok usia 18+ untuk penggunaan terbatas dalam situasi darurat," dia melanjutkan.