Gandeng BPJS Kesehatan, Good Doctor Siapkan Layanan Antar Obat Gratis ke Pasien JKN

Good Doctor Technology Indonesia Dukung BPJS Kesehatan Antar Obat Pasien Telemedicine

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 04 Okt 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2022, 10:00 WIB
Good Doctor, BPJS Kesehatan, JKN
Deputi Direksi Bidang Riset dan Inovasi BPJS Kesehatan, Benyamin Saut PS; Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan, Dr. dr. Mahlil Ruby, M.Kes; Managing Director PT Good Doctor Technology Indonesia, Danu Wicaksana; dan Head of Medical PT Good Doctor Technology Indonesia, dr. Adhiatma Gunawan (Foto: Good Doctor)

Liputan6.com, Jakarta - PT Good Doctor Technology Indonesia (Good Doctor) dan BPJS Kesehatan menandatangani perjanjian untuk menyediakan layanan pengiriman untuk distribusi obat dalam uji coba telemedicine Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Good Doctor siap menjadi mitra BPJS Kesehatan untuk menyediakan layanan seperti ini dengan tujuan guna meningkatkan kemudahan bagi peserta JKN dalam memperoleh obat.

Managing Director PT Good Doctor Technology Indonesia, Danu Wicaksana menjelaskan bahwa dalam uji coba ini, Good Doctor menyediakan fasilitas bebas biaya pengantaran obat untuk pengantaran pertama ke 20 titik fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).

"Serta apotek mitra BPJS Kesehatan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia," kata Danu dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 3 Oktober 2022.

Untuk saat ini, kata Danu, fasilitas pengiriman obat gratis ini baru tersedia di apotek Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang, Jakarta Selatan, Tangerang, Tigaraksa, Cirebon, Cimahi, Sukabumi, Tegal, Yogyakarta, Surakarta, Pasuruan, Denpasar, dan obat.

Dan, obat akan dikirim langsung ke rumah peserta JKN dalam waktu satu jam pada radius lima s.d delapan kilometer.

Menurut Danu, layanan telemedicine akan dilakukan antara dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dengan dokter spesialis di rumah sakit dalam bentuk konsultasi untuk menegakkan diagnosis, memberikan terapi, dan/atau mencegah keparahan penyakit.

"Nantinya, peserta JKN yang mengakses layanan dasar di FKTP dan memerlukan konsultasi dokter spesialis, tidak perlu datang ke rumah sakit," katanya.

 

 

Ada Dokter Spesialis

Aplikasi telemedis
GrabHealth yang didukung Good Doctor (Foto: Good Doctor)

Lebih lanjut dikatakan bahwa dokter FKTP akan mengonsultasikan keluhan peserta kepada dokter spesialis di rumah sakit melalui telemedicine.

Konsultasi yang dilakukan dokter FKTP ke dokter spesialis, lanjut Danu, dapat berupa penegakan diagnosis, pemberian terapi, dan pencegahan keparahan penyakit dari eskalasi lebih lanjut.

Direktur Perencanaan, Pengembangan, dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan, Mahlil Ruby, mengatakan, masyarakat di wilayah-wilayah tertentu --- seperti di wilayah 3T (daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal) ---belum bisa merasakan manfaat fasilitas kesehatan karena terkendala akses.

"Kendala akses ke fasilitas kesehatan ini dapat disebabkan oleh faktor geografis, transportasi atau ketidaktersediaan fasilitas kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Melalui telemedicine, BPJS Kesehatan mencoba menjawab tantangan ini," katanya.

 

Akses Obat Masih Menjadi Hambatan Peserta JKN

Ilustrasi BPJS Kesehatan
Ilustrasi BPJS Kesehatan

Selain itu, akses ke obat-obatan masih menjadi hambatan bagi sebagian peserta JKN. Biaya transportasi untuk mengambil obat bisa jadi lebih besar daripada iuran JKN per bulan.

Contohnya, kata Mahlil, peserta JKN harus mengeluarkan ongkos sebesar Rp40 ribu untuk ke tempat pengambilan obat, yang berarti pulang pergi menjadi Rp80 ribu. Sedangkan iuran JKN kelas 3 hanya Rp42 ribu dengan skema pembayaran Rp35 ribu dibayar peserta JKN dan Rp7.000 ditanggung pemerintah.

"Dengan telemedicine, pengiriman obat bisa sampai ke pintu rumah peserta JKN. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mengatasi kendala dalam distribusi obat agar tidak membebani peserta JKN, BPJS Kesehatan dan Good Doctor telah menandatangani perjanjian kerja sama tentang Pemanfaatan Layanan Jasa Pengiriman untuk Distribusi Obat dalam Uji Coba Telemedicine Program Jaminan Kesehatan Nasional," kata Mahlil.

 

Dapat Memberikan Rujukan ke Pasien

Puskesmas Panyabungan Jae Mmeiliki 33.000 Peserta JKN Tersebar di 25 Desa dan Kelurahan
(Foto:Dok.BPJS Kesehatan)

Dijelaskan Mahlil bahwa selama ini untuk pemeriksaan penyakit kronis atau pemeriksaan yang membutuhkan rujuk balik, peserta harus berkonsultasi langsung ke dokter spesialis.

"Ini tentu saja membutuhkan lebih banyak upaya dari para peserta, baik dalam hal biaya, waktu, dan tenaga," katanya.

Dengan telemedicine, lanjut Mahlil, dokter umum di FKTP dapat membuat rujukan langsung ke dokter spesialis di rumah sakit.

"Dokter di FKTP akan menjelaskan kondisi pasien dan dokter spesialis di rumah sakit akan memberikan saran pengobatan sehingga proses penanganan pasien JKN berjalan lebih efektif dan efisien," Mahlil menambahkan.

Hingga saat ini, jelas Danu, terdapat 100 FKTP Non-Daerah Terpencil dan Daerah Terpencil yang telah memanfaatkan layanan telemedicine.

Layanan ini juga telah dimanfaatkan oleh 117 rumah sakit, 62 apotek dan ruang farmasi Puskesmas yang tersebar di wilayah Indonesia.

 

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya