Bintang Film Porno di Eropa Pensiun Dini Akibat Wabah Sifilis yang Merebak

Wabah sifilis di Eropa dikabarkan tengah mengalami peningkatan. Banyak bintang film porno yang dikabarkan berhenti syuting lantaran merasa cemas.

oleh Diviya Agatha diperbarui 04 Okt 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2022, 21:00 WIB
Penyakit Menular Seksual/Unsplash Taylor
Penyakit Menular Seksual/Unsplash Taylor

Liputan6.com, Jakarta Wabah sifilis yang tengah melanda Eropa membawa ketakutan untuk para bintang film porno di sana. Pasalnya, beberapa diantara mereka telah terkonfirmasi dengan hasil tes positif sifilis.

Menurut mantan bintang film porno yang kini aktif memberikan edukasi seksual, Lianne Young, delapan bintang film porno yang berbicara dengannya selama beberapa hari terakhir mengaku sangat cemas dengan wabah sifilis yang sedang terjadi di Eropa.

"Mereka telah berhenti syuting untuk film yang mereka tunggu. Para pemain profesional dengan profil yang besar ketakutan. Mereka kehilangan banyak uang," ujar Lianne mengutip The Independent, Selasa (4/10/2022).

Lianne menyebut, sebuah peringatan sebenarnya telah dikeluarkan di Eropa. Hal tersebut lantaran para produser dan bintang film porno selama ini telah beroperasi secara translantik, sehingga Infeksi Menular Seksual (IMS) tersebut bisa melintas pada berbagai negara.

Terlebih menurut Lianne, kesehatan seksual para bintang film porno sebenarnya lebih jarang diperiksa, terutama di Inggris daripada Eropa. Di Eropa, industri film porno diatur dengan lebih baik.

"Jadi aturan mendikte orang harus diperiksa secara rutin di Eropa. Di sana, mereka diuji setiap tujuh hari atau paling lama setiap 14 hari sekali. Sedangkan di Inggris, mereka melakukan tes secara mandiri untuk IMS setiap 28 hari sekali. Mereka melakukan tes HIV, sifilis, gonore, klamidia, dan hepatitis di klinik kesehatan seksual NHS," kata Lianne.

Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang baru dirilis, jumlah infeksi sifilis di AS pun mengalami peningkatan sebanyak 26 persen pada 2020 dan 2021, dengan 52.354 kasus sifilis primer dan sekunder yang dilaporkan.

Apa Itu Sifilis?

Ilustrasi penyakit menular seksual
Ilustrasi penyakit menular seksual. (pexels/miguel a padrinan).

Mengutip laman WebMD, sifilis merupakan penyakit yang sangat menular dan sebagian besar penularannya terjadi akibat aktivitas seksual, termasuk seks oral dan anal. Namun, orang yang terinfeksi sifilis seringkali tidak tahu bahwa mereka memiliki penyakit tersebut dan menularkannya pada pasangan seksual mereka.

Sifilis sendiri dapat menyebabkan masalah jangka panjang yang serius seperti radang sendi, kerusakan otak, dan kebutaan. Menurut CDC, tingkat kasus baru sifilis pernah anjlok pada tahun 1990-an.

Bahkan pada tahun 2000, sifilis pernah mencapai titik terendah sepanjang masa menurut laporan yang dimulai pada tahun 1941. Namun, sifilis perlahan meningkat setelahnya seperti yang tengah terjadi saat ini.

Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penularan dapat terjadi lewat adanya kontak langsung dengan luka sifilis pada tubuh orang yang positif. Sebagian besar sifilis menular lewat aktivitas seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke tubuh Anda melalui luka di kulit atau melalui selaput lendir.

Infeksi Sifilis Terbagi Jadi 3 Tahapan Utama

Penyakit Tertentu dan Infeksi Menular Seksual
Ilustrasi Infeksi Menular Seksual Credit: pexels.com/Cole

Gejala sifilis yang muncul dapat bergantung pada tahapan yang dialami oleh pasien. Dalam hal ini, sifilis terbagi menjadi tiga tahapan utama. Berikut diantaranya.

1. Sifilis primer: Orang dengan sifilis primer akan memiliki lesi atau luka pada alat kelamin. Biasanya berukuran kecil seperti bisul tanpa rasa sakit. Gejala awal sifilis primer biasanya muncul pada 10 hingga 90 hari setelah terpapar.

Sifilis primer sebenarnya dapat sembuh tanpa bekas luka dalam waktu enam minggu. Tetapi, pengobatan dapat mencegah bakterinya berkembang ke tahap selanjutnya.

2. Sifilis sekunder: Tahap ini dimulai 6 minggu hingga 6 bulan setelah Anda terpapar, yang mana bisa bertahan dari 1 sampai 3 bulan. Orang dengan sifilis sekunder biasanya mendapatkan ruam kemerahan di telapak tangan dan telapak kaki mereka. Ruam juga mungkin muncul di area tubuh lainnya.

3. Sifilis tersier: Pada tahap ketiga ini, jika sifilis tidak diobati, maka infeksi dapat berlanjut ke tahap yang ditandai dengan masalah parah pada jantung, otak, dan saraf Anda. Pasien bisa mengalami kelumpuhan, buta, tuli, terkena demensia atau impotensi.

Faktor Risiko Sifilis

llustrasi virus.
llustrasi virus. (pexels/annashvets).

Seperti diketahui, sifilis kebanyakan dapat menular lewat aktivitas seksual, bakteri yang masuk melalui luka di kulit, atau selaput lendir. Tetapi, sifilis tidak dapat menular lewat barang-barang tertentu.

Seperti misalnya dudukan toilet, gagang pintu, air di kolam renang, kamar mandi, menggunakan pakaian yang sama, atau peralatan makan.

Seseorang dapat dikatakan memiliki faktor risiko sifilis yang lebih tinggi jika berhubungan seks tanpa menggunakan kondom, memiliki banyak pasangan seks, melakukan hubungan seks dengan sesama jenis (pria dengan pria), dan memiliki HIV.

Sehingga mengutip laman Mayo Clinic, sifilis dapat dicegah dengan hanya memiliki satu pasangan seks, melakukan seks secara aman, serta menggunakan kondom.

Infografis: Deretan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan Tahun 2011 (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan Tahun 2011 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya