Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan berat badan pada ibu hamil biasanya dianggap sebagai suatu hal yang lumrah. Padahal, naiknya berat badan saat kehamilan pun perlu diperhatikan lho. Mengingat ada bahaya yang bisa ditimbulkan.
Dokter Spesialis Obgyn Subspesialis Obginsos dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita, M Ilhamy mengungkapkan bahwa kenaikan berat badan pada ibu hamil perlu diperhatikan untuk menghindari preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan.
Baca Juga
"Kalau berat badannya berlebihan di atas grafik normal, kemudian ditandai dengan bengkak, adanya tekanan darah tinggi itu bisa jadi tanda-tanda preeklampsia," ujar Ilhamy saat siaran langsung melalui Radio Kesehatan, Kamis (8/12/2022).
Advertisement
Ilhamy menjelaskan, saat proses kehamilan tubuh akan mengalami macam-macam reaksi. Salah satu reaksinya adalah pembengkakan pada bagian tubuh karena albumin (protein pembuluh darah bagian dalam) keluar ke jaringan sekitar.
Albumin yang keluar menyebabkan jumlah air yang ada di pembuluh darah tersedot. Sehingga jumlah air yang ada di pembuluh darah berkurang dan menyebabkan pembengkakan.
"Sebenarnya pembengkakan pada bagian tubuh itu terjadi menyeluruh, bukan hanya di kaki. Di kaki itu yang bisa kita lihat. Nah yang paling bahaya itu adalah pembengkakan itu terjadi di paru," kata Ilhamy.
"Kalau ada paru tapi bengkak seperti itu, itu persis seperti kita sedang tenggelam di laut. Jadi dalam keadaan dada tertutup seperti ini, kita merasakan sesak napas persis seperti kita tenggelam sehingga kita tidak bisa bernapas," tambahnya.
Pentingnya Tetap Menjaga Berat Badan Saat Hamil
Hal tersebutlah yang membuat ibu hamil penting untuk tetap memperhatikan kenaikan berat badan yang terjadi lewat grafik. Agar tidak berlebihan dan menyebabkan adanya pembengkakan pada berbagai bagian tubuh.
"Silakan datang ke Posyandu, di fasilitas kesehatan untuk dicatat. Di situ ada grafiknya. Nah kalau grafiknya naik melebihi yang seharusnya, itu tanda-tanda sudah mulai terjadinya keluarnya protein albumin dari pembuluh darah," ujar Ilhamy.
"Jadi jangan kaki bengkak itu dijadikan patokan yang utama, itu sudah kebablasan kalau sudah sampai terjadi kaki bengkak, sudah terlambat sebenarnya. Tapi daripada enggak ketemu ya. Kalau ada kaki bengkak segera datang ke tenaga kesehatan."
Ilhamy menjelaskan saat ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi dan pusing sebenarnya sudah menjadi tanda bahaya. Namun yang lebih bahaya lagi jika sudah dirasakan adanya pandangan kabur dan nyeri pada ulu hati.
"Nah itu sudah fase lanjut, itu sudah komplikasi dari suatu preeklampsia. Apalagi sudah disertai dengan mimisan," kata Ilhamy.
Advertisement
Apa Risiko dari Komplikasi Preeklampsia?
Lebih lanjut Ilhamy mengungkapkan bahwa mimisan bisa terjadi pada lengan, kaki, dan pergelangan siku ibu hamil. Tanda mimisan pada bagian tersebut akan muncul layaknya memar.
"Itu sudah bahaya sekali. Kalau sudah terjadi seperti itu, mohon maaf, itu kehamilan harus dihentikan karena itu sudah mengancam nyawa ibu, kapanpun itu ketemu," ujar Ilhamy.
"Apalagi kalau sudah disertai dengan kejang. Kalau sudah kejang, itu sudah selesai, kehamilannya tidak bisa diteruskan. Berapapun usia kehamilan, kita tetap akan menyelamatkan ibunya dulu dibandingkan anaknya," tambahnya.
Bahaya Kehamilan Lain, Frekuensi Mual Muntah Berlebihan
Sebelumnya, Ilhamy turut menjelaskan soal batas aman mual muntah pada ibu hamil. Mengingat mual dan muntah yang berlebihan juga bisa menjadi tanda bahaya. Lalu, berapa kali mual muntah pada ibu hamil yang tidak normal?
Menurut Ilhamy, mual muntah menjadi tidak normal jika mencapai 10 kali atau lebih per harinya.
"Ada angka 10. Kalau sampai mencapai 10 kali per hari atau lebih, atau belum sampai 10 tapi dari pagi sampai siang sudah ada lima kali. Itu artinya kalau selama 24 jam lagi, bisa jadi 10 kali. Itu berarti sudah tidak normal," kata Ilhamy.
"Contohnya pagi sampai siang, dari jam 6-12 selama enam jam ada 5 kali. Berarti tiap jam, hampir tiap jam muntah itu berarti sudah tidak normal. Jangan ditunggu sampai angka 10 terus baru berobat, nanti terlambat," pungkasnya.
Advertisement