Bio Farma Rilis CerviScan, Solusi Pencegahan Kanker Serviks Bagi yang Takut untuk Tes

Dengan adanya CerviScan milik Bio Farma diharapkan dapat menekan terjadinya kanker serviks di Indonesia

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 24 Jan 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2023, 08:00 WIB
Talkshow The Silent Killer: Kenali dan Deteksi Kanker Serviks Sejak Dini dengan menghadirkan narasumber spesialis Obsetetri dan Ginekologi, dr Ryandra Prakarsa Sp.OG dan survivor Kanker Serviks (Foto: Bio Farma)
Talkshow The Silent Killer: Kenali dan Deteksi Kanker Serviks Sejak Dini dengan menghadirkan narasumber spesialis Obsetetri dan Ginekologi, dr Ryandra Prakarsa Sp.OG dan survivor Kanker Serviks

Liputan6.com, Jakarta - Bio Farma bakal merilis diagnostik kit bernama CerviScan. Inovasi karya anak bangsa ini merupakan deteksi dini virus Human Papillomavirus (HPV) penyebab kanker serviks. Sehingga dapat menjadi alternatif pilihan bagi Kaum Hawa di Indonesia.

Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir menjelaskan bahwa kanker serviks merupakan pembunuh diam-diam (sillent killer) karena gejalanya baru diketahui setelah stadium lanjut.

Oleh sebab itu, perlu pencegahan dan deteksi dini supaya tahu lebih awal penyakitnya sehingga tidak terlambat ditangani.

"CerviScan hadir untuk menjadi salah satu solusi bagi wanita dan para ibu yang ragu melakukan pemeriksaan karena rasa takut," kata Honesti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Senin (23/1)

Hal ini disampaikannya di dalam bincang-bincang santai 'The Silent Killer: Kenali dan Deteksi Kanker Serviks' pada Minggu, 22 Januari 2023. Kesempatan ini digunakannya juga untuk sosialisasi bahaya kanker serviks.

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa deteksi dilakukan dengan metode pengambilan urine yang kemudian diperiksa di laboratorium menggunakan alat PCR.

Honesti, mengatakan, diharapkan dengan metode urine ini akan memberikan kenyamanan kepada para perempuan.

"Dengan pola ini harapannya bisa meningkatkan angka skrining kanker serviks," dia menekankan.

 

Perempuan Indonesia Harus Berani Tes

Di acara yang sama, Direktur Hubungan Kelembagaan Bio Farma, Sri Harsi Teteki menyampaikan bahwa perempuan Indonesia harus lebih peduli terhadap kesehatan diri.

"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan para wanita dapat mengenal secara dalam mengenai kanker rahim. Sebagai perempuan Indonesia harus terus melindungi diri dengan menjaga kesehatan," ujarnya.

Menurut data Global Cancer Observatory, dari sekian banyak jenis kanker, kanker leher rahim atau kanker serviks menempati urutan kedua tertinggi di Indonesia.

Lebih dari 80 wanita Indonesia terdiagnosis kanker serviks setiap harinya. Dalam 120 menit bahkan dua wanita Indonesia meninggal karena jenis kanker ini.

 

Hanya 5 Persen Wanita yang Berani Skrining

Global Cancer Observatory menyebutkan hanya lima persen wanita yang melakukan skrining kanker serviks.

Kurangnya informasi mengenai kanker serviks dan ketakutan menjalani skrining menjadi hambatan dalam pencegahan dan penanganan kasus kanker serviks.

Oleh sebab itu, Bio Farma melakukan inovasi untuk menciptakan produk karya anak bangsa untuk mendeteksi virus HPV dengan nama CerviScan.

CerviScan merupakan diagnostik kit berbasis PCR untuk deteksi dini terhadap Human Papillomavirus (HPV) yang merupakan penyebab kanker serviks.

Kepala Divisi Pemasaran Domestik Bio Farma, Fitri Puspadewi, mengatakan,"Kami berharap dalam rangkaian acara ini sebagai salah satu bentuk membangung awareness masyarakat karena sangat disayangkan, skrining penyakit ini masih relatif kecil.".

 

Alternatif Bagi yang Takut Skrining

Menurut Fitri, tak sedikit wanita yang ragu melakukan sampling. Semoga dengan adanya inovasi ini, menjadi salah satu alternatif solusi yang dapat digunakan perempuan di Indonesia untuk melakukan skrining.

"Agar bisa kita deteksi lebih awal penyakitnya sehingga bisa meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat terlebih perempuan," kata Fitri.

Untuk mendeteksi dini kanker serviks, Bio Farma sudah melakukan uji klinis kepada 900 subjek dengan melakukan tes urine pada pagi hari, jadi, sudah bisa mendeteksi meskipun urinenya bukan yang fresh.

"Sedangkan untuk hasil tes menggunakan metode PCR yang peralatannya sudah tersebar di Indonesia. Uji klinis tetap dilakukan di laboratorium yang sudah direkomendasikan oleh dokter maupun inisiatif sendiri," Fitri menekankan.

Infografis: Redam Kanker dengan Cukai Rokok (Liputan6.com / Abdillah)
(Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya