6 Ribu Bayi Meninggal Akibat Penyakit Jantung Bawaan, Menkes: Saya Evil Bila Tidak Lakukan Sesuatu

Sebanyak 6 ribu bayi meninggal tiap tahun akibat penyakit jantung bawaan atau Severe Congenital Heart Disease.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 22 Feb 2023, 14:50 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2023, 14:50 WIB
Menkes Budi soal jumlah dokter spesialis yang bisa tangani bedah pada bayi dengan penyakit jantung bawaan sedikit. (Dok: CISDI)
Menkes Budi soal jumlah dokter spesialis yang bisa tangani bedah pada bayi dengan penyakit jantung bawaan sedikit. (Dok: CISDI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengaku amat sedih ketika mendapati fakta ada enam ribu bayi meninggal tiap tahun gegara penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease.

Padahal, bila jumlah dokter spesialis yang bisa melakukan bedah jantung ada banyak, nyawa para bayi yang terkena penyakit jantung bawaan bisa selamat.

Budi menuturkan dari 4,8 juta kelahiran anak tiap tahun ada sekitar 48 ribu bayi lahir dengan kondisi congenital heart disease. Lalu, 25 persen dari jumlah tersebut dengan kondisi severe congenital heart disease.

Bayi-bayi tersebut harus segera dioperasi di tahun pertama hidupnya agar bisa bertahan.

"Apa artinya severe? Jika tidak dioperasi dalam setahun, will die!," kata Budi.

Hanya Sedikit Bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan yang Bisa Dioperasi

Sayang, jumlah dokter yang terbatas di RI membuat hanya 6 ribu dari 12 ribu bayi dengan severe congenital heart disease yang bisa dioperasi.

Budi tidak sepakat jika bayi yang meninggal tersebut masuk dalam seleksi alam. Mereka meninggal karena jumlah dokter yang bisa menangani bedah jantung pada bayi amat sedikit.

"Ini enam ribu bayi tiap tahun meninggal karena kita enggak punya dokter spesialis BTKV (bedah toraks kardiak vaskular dalam jumlah cukup)," kata Budi berapi-api dalam LOKAPALA 4.0 "Saatnya Berubah" dari CISDI pada Rabu (22/2/2023).

Butuh 20 Tahun Menyelamatkan Anak-Anak dari Penyakit Jantung Bawaan

Bila melihat produksi dokter spesialis yang bisa melakukan bedah jantung saat ini, maka butuh 20 tahun bisa menyelamatkan anak-anak.

"Apakah siap, selama 20 tahun kita tiap tahunnya kehilangan 6 ribu bayi meninggal akibat severe congenital heart disease," kata Budi.

"Dan, saya Menteri Kesehatan, bila tidak melakukan sesuatu, I think I'am evil," Budi menekankan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Upaya Perbanyak Dokter Spesialis

Periksa Pasien Sambil Merokok, Dokter Ini Didenda Rp 4 Juta
Ilustrasi dokter | Via: istimewa

Melihat jumlah dokter dan dokter spesialis maupun subspesialis yang terbatas, Budi berupaya mempercepat produksinya. Salah satu caranya dengan memperbanyak beasiswa untuk para calon dokter maupun dokter spesialis.

Budi mengaku sudah mengamankan 2.500 beasiswa untuk dokter, dokter spesialis dan subspesialis untuk bisa melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri.

"So, please register. Kalau enggak, salah sendiri," kata Budi.

"Pendaftaran akan dibuka, ayo daftar cepat-cepat karena saya butuh dokter spesialis secepat-cepatnya," kata Budi.

 

Infografis jantung kemkes
Infografis jantung kemkes
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya