Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengaku amat sedih ketika mendapati fakta ada enam ribu bayi meninggal tiap tahun gegara penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease.
Padahal, bila jumlah dokter spesialis yang bisa melakukan bedah jantung ada banyak, nyawa para bayi yang terkena penyakit jantung bawaan bisa selamat.
Baca Juga
Budi menuturkan dari 4,8 juta kelahiran anak tiap tahun ada sekitar 48 ribu bayi lahir dengan kondisi congenital heart disease. Lalu, 25 persen dari jumlah tersebut dengan kondisi severe congenital heart disease.
Advertisement
Bayi-bayi tersebut harus segera dioperasi di tahun pertama hidupnya agar bisa bertahan.
"Apa artinya severe? Jika tidak dioperasi dalam setahun, will die!," kata Budi.
Hanya Sedikit Bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan yang Bisa Dioperasi
Sayang, jumlah dokter yang terbatas di RI membuat hanya 6 ribu dari 12 ribu bayi dengan severe congenital heart disease yang bisa dioperasi.
Budi tidak sepakat jika bayi yang meninggal tersebut masuk dalam seleksi alam. Mereka meninggal karena jumlah dokter yang bisa menangani bedah jantung pada bayi amat sedikit.
"Ini enam ribu bayi tiap tahun meninggal karena kita enggak punya dokter spesialis BTKV (bedah toraks kardiak vaskular dalam jumlah cukup)," kata Budi berapi-api dalam LOKAPALA 4.0 "Saatnya Berubah" dari CISDI pada Rabu (22/2/2023).
Butuh 20 Tahun Menyelamatkan Anak-Anak dari Penyakit Jantung Bawaan
Bila melihat produksi dokter spesialis yang bisa melakukan bedah jantung saat ini, maka butuh 20 tahun bisa menyelamatkan anak-anak.
"Apakah siap, selama 20 tahun kita tiap tahunnya kehilangan 6 ribu bayi meninggal akibat severe congenital heart disease," kata Budi.
"Dan, saya Menteri Kesehatan, bila tidak melakukan sesuatu, I think I'am evil," Budi menekankan.
Upaya Perbanyak Dokter Spesialis
Melihat jumlah dokter dan dokter spesialis maupun subspesialis yang terbatas, Budi berupaya mempercepat produksinya. Salah satu caranya dengan memperbanyak beasiswa untuk para calon dokter maupun dokter spesialis.
Budi mengaku sudah mengamankan 2.500 beasiswa untuk dokter, dokter spesialis dan subspesialis untuk bisa melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri.
"So, please register. Kalau enggak, salah sendiri," kata Budi.
"Pendaftaran akan dibuka, ayo daftar cepat-cepat karena saya butuh dokter spesialis secepat-cepatnya," kata Budi.
Â
Advertisement