Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran teknologi artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT mempermudah banyak orang dalam berbagai aspek kehidupan.
Salah satunya, untuk orang-orang yang baru mau memulai hidup sehat. Saat mereka kebingungan menyusun jadwal dan menu diet yang sesuai kebutuhan, ChatGPT bisa jadi solusi instan.
Baca Juga
Laman resmi ChatGPT mengatakan bahwa chatbot tersebut “tidak dimaksudkan untuk memberikan saran". Namun, pemrograman ChatGPT tampaknya bersedia untuk menjawab segala pertanyaan pengguna, termasuk saran-saran diet.
Advertisement
ChatGPT dapat membuat rencana diet, bahkan bisa disesuaikan dengan preferensi diet, kebutuhan kalori, tinggi badan, berat badan, usia, jenis kelamin, dan tujuan diet.
Tak hanya itu, ChatGPT langsung meminta informasi-informasi tersebut setelah diminta membuat jadwal dan menu makan.
Karena telah banyak pelaku diet yang mengandalkan ChatGPT, para ahli diet pun turut menanggapi hal ini.
Memanfaatkan ChatGPT secara Maksimal
Menurut ahli diet sekaligus pendiri Real Life Nutritionist, Miranda Galati, ChatGPT dapat menjadi teknologi yang sangat membantu dan bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“ChatGPT dapat sangat membantu untuk mengumpulkan ide makanan, membuat daftar belanjaan, dan menambahkan makanan padat nutrisi ke dalam hidup Anda,” tuturnya kepada situs Health.
Tak hanya itu, ChatGPT juga dapat menawarkan banyak pilihan dan variasi makanan sehat. Galati menuturkan, ini merupakan hal yang positif dari penggunaan chatbot tersebut.
"Untuk orang yang sehat tapi ingin menambah nutrisi, mereka bisa mendapatkan lebih banyak (informasi) variasi dalam makanan mereka, saya pikir itu bagus,” lanjutnya.
Kerugian ChatGPT untuk Jadwal dan Menu Diet
Meski demikian, ChatGPT juga memiliki kekurangan yang bahkan bisa membahayakan.
Menurut Galati, banyak orang perlu waspada mengingat ChatGPT tidak menyertakan sumber dari saran-saran yang diberikan.
“ChatGPT hebat dalam mengumpulkan informasi, tetapi tidak begitu hebat dalam memeriksa dan mengutip sumber-sumbernya,” tutur wanita lulusan Western University, Kanada itu.
“Karena ChatGPT menarik informasi dari seluruh internet, Anda tidak tahu apakah Anda mendapatkan informasi dari sumber yang kredibel atau sumber yang meragukan,” Galati menambahkan.
Tak hanya itu, seorang ahli diet dan pemilik Sound Bites Nutrition, Lisa Andrews juga mengungkap bahwa sejauh ini, jangkauan informasi ChatGPT hanya sampai tahun 2021. Jadi, saran yang diberikan cenderung tidak berdasarkan riset terbaru.
Advertisement
ChatGPT Tak Bisa Mengetahui Riwayat Diet
Menurut Andrews, penting juga untuk mengetahui apakah menu diet cocok dengan Anda. Sayangnya, hal ini tak dapat diidentifikasi oleh ChatGPT.
“ChatGPT juga tak bisa mengetahui riwayat diet Anda untuk menyarankan perubahan dari diet. Jadi, tak bisa mengevaluasi makanan yang telah dikonsumsi,” lanjutnya.
Andrews menambahkan, kesalahan bisa saja tidak hanya terletak pada chatbot, tetapi juga pada orang yang menggunakannya.
“Pengguna dapat meminta menu yang tidak sesuai untuk mereka,” tuturnya.
“Misalnya, seseorang dengan diabetes mungkin juga memiliki penyakit ginjal yang mendasarinya. Chatbot tidak akan mempertimbangkan hal itu saat menyusun menu makanan," lanjut wanita tamatan Youngstown State University, Amerika Serikat tersebut.
Konsultasi dengan Ahli Diet, Tetap Jadi Solusi Terbaik
Tak dapat dimungkiri, AI bermanfaat dan sangat dibutuhkan dalam keadaan tertentu. Namun, sejauh ini, AI seperti ChatGPT tidak dapat menggantikan pemahaman ahli, terutama untuk kondisi medis atau kesehatan.
“Untuk terapi nutrisi medis untuk kondisi medis tertentu, saya sarankan mencari bantuan ahli diet profesional," kata Andrews.
Galati juga menekankan pentingnya hubungan antarmanusia dalam menyusun jadwal dan menu diet terbaik untuk kesehatan.
Sebab, ia mengatakan, ahli diet dapat mempertimbangkan dan mengakomodasi riwayat kesehatan fisik, perjuangan kesehatan mental, kesukaan, ketidaksukaan, gaya hidup, dan tujuan diet.
“Ahli diet dilatih untuk memahami dan membimbing Anda mempelajari cara bertahan dengan perubahan, untuk benar-benar mengubah kesehatan Anda dalam jangka panjang,” pungkas Galati.
Advertisement