Liputan6.com, Jakarta - Informasi palsu atau hoaks masih terus bermunculan di media sosial. Bahkan, pelaku pembuat dan penyebar konten hoaks ini kerap menggunakan teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan (AI).
Hoaks yang diciptakan lewat teknologi kecerdasan buatan semakin canggih dan realistis, informasi bohong tersebut terkadang sulit dikenali sehingga bisa menjerumuskan masyarakat untuk mempercayainya.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Koordinator Koalisi Cek Fakta, Adi Marsiela tak memungkiri bahwa teknologi AI dapat membantu kerja-kerja manusia saat ini. Namun, tak sedikit juga teknologi AI digunakan untuk menggiring opini seseorang hingga menyebarkan konten hoaks.
"Itu sangat bisa membantu peredaran deepfake, tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun demikian," kata Adi dalam acara Virtual Class Liputan6.com, Jumat (21/3/2025).
Menurut Adi, kemunculan konten hoaks berbasis AI menjadi tantangan tersendiri bagi pemeriksa fakta saat ini. Mereka harus memahami dan mampu menggunakan teknologi AI. Hal ini dilakukan untuk membongkar konten hoaks berbasis AI.
Namun, kata dia, tidak semua tools atau layanan pendeteksi AI yang tersedia saat ini sifatnya inklusif. Adi menyebut, kebanyakan tools atau layanan AI itu memberlakukan sistem pendaftaran dan subscriptions atau pembayaran secara berkala kepada penggunanya.
"Untuk pemeriksa fakta sebenarnya akan sangat membantu kalau kemudian penyedia layanan AI itu memberikan layanan yang terbuka, sehingga bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, tidak hanya oleh pemeriksa fakta, tapi juga warganet atau masyarakat biasa bisa menggunakan cara yang sama, tanpa harus membayar untuk melakukan pemeriksaan deepfake," tambah Adi.
Sebelumnya, Manajer Program ICT Watch, Defira NC mengungkapkan bahwa konten hoaks dengan teknologi AI semakin realistis. Masyarakat jadi kesulitan membedakan mana yang hoaks mana yang konten asli.
Contohnya, kata dia, beberapa waktu lalu sempat beredar video Presiden ke-7 RI, Joko Widodo yang berpidato menggunakan bahasa mandarin. Selain itu, ada juga video jurnalis Najwa Shihab yang mempromosikan situs judi online. Namun, kata Defira, konten-konten tersebut merupakan editan dan hasil buatan AI.
"AI nya makin canggih dan hasilnya makin realistis. Masyarakat jadi semakin bingung," kata Defira dalam acara Virtual Class Liputan6.com, Jumat (28/2/2025).
Karena itu, Defira meminta, masyarakat untuk waspada dan tidak terjebak dengan konten hoaks AI yang semakin realistis. Ia pun memberikan sejumlah tips mudah untuk mendeteksi konten hoaks berbasis AI.
Meski konten hoaks AI semakin canggih, namun Defira menyebut masih ada minusnya dan bisa dibedakan dengan konten aslinya.
"Makin canggih teknologi AI, tetap ada aja kok minusnya. Contohnya kedipan mata, ekspresi wajah, dan gerakan mulut yang tidak sesuai suaranya. Kalau kita jeli, tetap kelihatan ada bedanya," ucap Defira.
Selain itu, mendeteksi konten AI bisa dengan melakukan verifikasi dan mencari perbandingan ke sumber lainnya. Kemudian, masyarakat juga bisa mencoba tools atau perangkat pendeteksi AI yang tersedia di internet dan ramah pengguna.
"Karena banyak sekali tools AI yang bisa kita gunakan untuk menelusuri AI. Memang pola-pola khas yang dibentuk oleh AI bisa dikenali oleh AI juga. AI sebenarnya juga bisa jadi senjata baru untuk melawan hoaks," tutur dia.
Ikuti Aktivasi cover lagu "Ruang Gema" Liputan6.com di Instagram dan campaign Cek Fakta #LawanRuangGema di TikTok dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Klik link terkait untuk ikutan dan informasi selengkapnya:
1. Aktivasi Cover lagu "Ruang Gema"
2. Campaign Cek Fakta #LawanRuangGema
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement
