ADHD Juga Bisa Dialami Orang Dewasa, Simak Gejala dan Cara Penanganannya

Tak hanya dialami usia anak-anak, simak gejala, cara penanganan, dan tanda ADHD pada orang dewasa di sini.

oleh Chelsea Anastasia diperbarui 06 Jun 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2023, 12:00 WIB
Sulit Berkonsentrasi dengan Tenang
Ilustrasi ADHD pada Orang Dewasa. Credit: pexels.com/Andrea

Liputan6.com, Jakarta - ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan saraf yang umumnya dialami oleh usia anak-anak. Namun, ternyata ADHD juga bisa dialami oleh orang dewasa.

Meski terjadi pada orang dewasa, gejala ADHD umumnya telah ada sebelum usia 12 tahun, seperti melansir Mayo Clinic. Akan tetapi, dalam banyak kasus, ADHD tidak didiagnosis saat usia anak-anak dan berlanjut sampai usia dewasa.

ADHD pada orang dewasa biasanya tidak sejelas gejala ADHD pada anak-anak. Pada orang dewasa, perilaku hiperaktif dapat menurun. Namun, orang dewasa dengan ADHD cenderung impulsif, mudah gelisah, dan susah konsentrasi.

Kesulitan fokus yang dialami orang dewasa dengan ADHD kerap mengganggu aktivitas sehari-hari. Misalnya, melewatkan tenggat waktu (deadline) tugas, melupakan janji pertemuan dengan orang lain, dan sebagainya.

Gejala ADHD pada Orang Dewasa

Selain itu, National Institute of Mental Health mengungkap, gejala ADHD pada orang dewasa yang sering ditemukan adalah sebagai berikut.

  • Kesulitan memperhatikan hal-hal kecil atau membuat kesalahan yang tampak ceroboh.
  • Sulit konsentrasi untuk mengerjakan suatu tugas yang butuh waktu, seperti menyiapkan laporan, melengkapi formulir, atau membuat makalah.
  • Sulit mendengarkan dengan seksama saat diajak bicara secara langsung.
  • Kesulitan dalam mengatur tugas, serta mengatur waktu.
  • Sering kehilangan barang-barang seperti kunci, dompet, dan ponsel.
  • Menjadi pelupa dalam aktivitas sehari-hari, seperti membayar tagihan, menepati janji, atau membalas telepon.
  • Mengalami kegelisahan yang ekstrem.
  • Sulit untuk duduk diam untuk waktu yang lama.
  • Tidak dapat melakukan aktivitas santai dengan tenang.
  • Berbicara berlebihan.
  • Kesulitan menunggu giliran, seperti saat mengantre.
  • Sering memotong pembicaraan atau mengganggu orang lain.

Cara Menangani ADHD pada Orang Dewasa

Seputar Psikologi
Ilustrasi Orang Dewasa dengan ADHD Melakukan Konseling. Credit: pexels.com/cottonbro

Ada beberapa cara penanganan untuk gangguan mental ADHD pada orang dewasa, yaitu dengan pengobatan dari psikiater dan psikoterapi.

1. Pengobatan Medis

Perlu diketahui, pengobatan medis perlu diresepkan oleh psikiater atau dokter. Untuk menangani ADHD, stimulan adalah jenis obat yang paling umum digunakan. Namun, Seperti semua obat, stimulan dapat memiliki efek samping.

Selain itu, obat nonstimulan juga tersedia. Layanan kesehatan terkadang meresepkan antidepresan untuk menangani orang dewasa dengan ADHD. Meski begitu, Food and Drug Administration (FDA) belum menyetujui obat ini khusus untuk menangani ADHD.

2. Psikoterapi dan Dukungan

Penelitian menunjukkan bahwa terapi mungkin tidak terlalu efektif dalam mengobati gejala inti ADHD. Namun, perawatan ADHD dengan terapi dapat membantu individu mengatasi kesulitan sehari-hari dengan lebih baik.

Terapi dapat sangat membantu, terutama jika ADHD yang dialami juga beriringan dengan gangguan mental lainnya, seperti kecemasan atau depresi.

Psikoterapi, termasuk terapi perilaku kognitif, dapat membantu orang dewasa dengan ADHD melatih keterampilan untuk mengatur tugas, jadwal, dan membagi waktu dengan baik.

Misalnya, psikoterapi dapat membantu dengan memecah sebuah tugas besar menjadi beberapa langkah kecil dan lebih mudah dikelola. 

Psikoterapi juga dapat membantu orang dewasa dengan ADHD mendapatkan kepercayaan diri dan mengendalikan perilaku impulsif.


Perubahan Tanda ADHD Seiring Bertambah Usia

Ilustrasi ADHD
Ilustrasi ADHD Foto oleh Tara Winstead dari Pexels

Pada orang dengan ADHD, seiring bertambahnya usia, gejala atau tanda ADHD dapat berubah. Apa perbedaannya?

Usia Anak-anak

Pada anak-anak dengan ADHD, perilaku hiperaktif dan impulsif lebih terlihat.

Hal ini dapat menjadi tantangan besar untuk orangtua dan guru. Sebab, anak-anak dengan ADHD sulit mendengarkan dengan penuh perhatian, duduk diam, dan konsentrasi dengan pelajaran.

Usia Remaja

Masa remaja menimbulkan tantangan, terutama untuk remaja dengan ADHD. Sebab, mereka diharapkan makin lebih bertanggung jawab untuk mengelola diri. Belum lagi, tekanan akademik dan sosial meningkat pada masa remaja.

Masalah seperti impulsif, mencari perhatian, dan kepercayaan diri yang rendah kerap tumbuh pada remaja dengan ADHD.

Usia Dewasa

Pada usia dewasa, tanda ADHD pada beberapa orang menurun. Namun, beberapa orang lainnya bisa masih merasakan ADHD pada tingkat yang sama.

Meski begitu, ADHD pada orang dewasa biasanya tidak terlihat seperti anak kecil yang sulit untuk diam. Orang dewasa dengan ADHD lebih tampak seperti orang yang pelupa, mudah gelisah, mudah terdistraksi, sulit berkonsentrasi, dan selalu reaktif terhadap situasi yang membuat frustrasi.


Cara Menangani Gejala ADHD dalam Kehidupan Sehari-hari

[Fimela] Olahraga di Rumah
Ilustrasi olahraga di rumah sebagai salah satu cara menangani gejala ADHD sehari-hari. | unsplash.com

Tak hanya dengan pengobatan dan psikoterapi, orang dewasa dengan ADHD juga dapat melakukan kebiasaan-kebiasaan baik untuk menangani ADHD dalam keseharian.

  • Berolahraga secara teratur, terutama saat sedang merasa hiperaktif atau gelisah.
  • Makan teratur dengan makanan sehat.
  • Tidur dengan cukup. Cobalah untuk mematikan layar gawai setidaknya 1 jam sebelum waktu tidur, lalu tidur selama 7 sampai 9 jam setiap malam.
  • Melatih manajemen waktu dan organisasi pekerjaan. Prioritaskan tugas yang memiliki tenggat paling singkat. Tulis daftar tugas, pesan, janji temu, dan ide-ide penting.
  • Menjaga hubungan dengan orang-orang terdekat. Jadwalkan kegiatan dengan teman-teman, terutama orang-orang yang suportif yang memahami tantangan dengan ADHD.
  • Hindari penggunaan alkohol.
Infografis  Apa yang Mempengaruhi Orang Mendiagnosis Sendiri Terkait Kesehatan Mental?
Apa yang Mempengaruhi Orang Mendiagnosis Sendiri Terkait Kesehatan Mental?(Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya